Author: Julz
Cast: Park Jung soo - Yesung - Kyuhyun - Eunhyuk -
Siwon - Kangin - Donghae - Heechul - Hangeng
Onew (Shinee) - Hyun - Soogi - Seungwoon (OC)
Cast: Park Jung soo - Yesung - Kyuhyun - Eunhyuk -
Siwon - Kangin - Donghae - Heechul - Hangeng
Onew (Shinee) - Hyun - Soogi - Seungwoon (OC)
Aku masih belum terbiasa dengan rumah baruku di Gangwon tepatnya di Chuncheon, rasanya masih sangat asing walupun sudah satu minggu aku tinggal disini. Satu minggu dan sepertinya aku sudah sangat merindukan semua yang ada di Seoul, Jung so aku merindukannya. Aku duduk dibalkon kecil kamarku melihat pemandangan dari sini, lumayan menyenangkan berada disini sambil ditemani hembusan angin yang sangat terasa sejuk saat ini, membuatku ingin tidur.
Besok aku sudah mulai masuk kuliah dikampus baruku, bagaimana dengan kampus baru nanti yaa, apa aku akan bisa punya teman seperti teman-temanku yang ada di Seoul, aaakkh liat saja besok akan bagaimana tapi yang pasti aku akan masuk club basket.
Aku melihat meja disamping tempat tidur dan merasa kehilangan sesuatu disana, aku mengingat apa yang sepertinya hilang dari sana. Membongkar tasku untuk mencari sesuatu disana dan meletakkannya di meja samping tempat tidurku, iya aku lupa menaruhnya disana fotoku bersama Jung so. Aku tersenyum mengingat saat mengambil foto ini, waktu itu Jung so yang mengambilnya menggunakan handphonenya, yang ku ingat waktu itu dia bilang kalau ingin mempunyai diriku dalam versi kecil yang bisa dia lihat setiap saat, awalnya aku bingung dengan maksudnya tapi kemudian aku mengerti kalau maksudnya adalah foto setelah dia mengeluarkan Handphonenya dan memfotoku. Aku sangat merindukan saat-saat seperti itu bersamanya, bersama Jung so.
***
Aku sedang berada diruang ADM untuk mengurus jadwal kuliahku, selesai mengurus jadwalku aku berkeliling kampus untuk melihat suasana kampus yang akan aku datangi kurang lebih satu setengah tahun. Rasanya pas sekali waktu aku lewat dilapangan basket ternyata sedang ada latihan jadi langsung saja aku menghampiri lapangan untuk mendaftarkan diri bergabung dengan club.
Aku menghampiri seseorang yang sedang berada dipinggir lapangan, “Annyeong,, “, ”Ne, annyeong” sautnya padaku, namja ini terlihat keren padahal dia hanya menggunakan singlet putih dan tranning panjang hitam. “Gimana caranya untuk gabung di club basket?”, “Kau mau bergabung?” sautnya lagi sambil tersenyum, huaahh terlihat manis. “Tidak ada syarat apa-apa, minggu depan kau datang saja dan langsung ikut latihan. Oh ya kenalkan aku Hangeng dari tinggkat 7, kebetulan aku ketua club basket. Selamat bergabung yaa ,, “, “Hyun-imnida” Hangeng Oppa tersenyum lagi padaku sambil menjabat tanganku.
Plaak, huaah pasti sakit sekali rasanya karna aku pernah merasakan hantaman seperti itu dikepalaku, melihat seorang namja yang terkena bola basket itu aku reflek memegang kepalaku dan mengelusnya seperti aku saja yang terkena bola. Namja itu mengelus kepalanya dengan cepat sepertinya sakit sekali tapi aku malah mau tertawa melihatnya karna ekspresi wajahnya lucu sekali, seperti anak kecil. “Onew, latihan yang benar” teriak Hangeng oppa dari pinggir lapangan membuat namja yang terkena bola tadi menatapnya, jadi namanya Onew “Ne arasso hyung” ucapnya kemudian mulai berdiri.
Aku pulang kerumah dan mendapati mobil Heechul oppa terparkir diluar, huaahh Oppa datang. Aku langsung bergegas masuk rumah dan benar saja Heechul oppa juga Raekyung datang mengunjungiku. “Oppa … “ teriakku saat memasukki rumah, “Raekyung’aaa .. “ aku dan Raekyung berpelukkan sedangkan Heechul oppa hanya memandangi kami. “Kalian sudah dari tadi?”, “Belum lama kok, apa kau sudah makan? Aku bawakan ini untukmu” Raekyung menunjukkan kotak bekal yang bersisi berbagai macam makanan untukku, huaaah dia memang baik sekali Heechul oppa tidak akan takut kelaparan kalau menjadi suaminya. Aku memakan makanan yang Raekyung bawakan untukku dengan senang, “Kau sudah melihat kampusmu?” Heechul oppa mendekat padaku, “Ne, ini aku baru saja pulang habis melihat kampus, Wae?”, “Bagaimana kampusnya?” Tanya Heechul oppa lagi, “Kau suka kampusnya?”, “Heem lumayan, tadi aku sudah daftar untuk bergabung dengan club basket disana” sautku pada dua orang yang sedang menanyaiku ini.
“Oppa kau tidak mau makan ini, enak sekali loo .. “ aku menawarkan Heechul oppa makanan yang dibuat Raekyung, “Aku sudah memakannya tadi pagi, jadi kau makan saja”, “Tadi pagi?” sepagi apa Raekyung mengantarkan makanan ini kerumah padahal kalau dihitung-hitung mereka sampai disini jam segini berarti berangkat dari rumah pagi, kalau begitu “Huuuuahhhhaaahaaa,,, “, “Yaaaa kenapa kau, berisik sekali. Makananmu muncrat kemana-mana” Heechul oppa terlihat kesal dan Raekyung malah terlihat bingung dengan ulahku, “Oppa, apa yang kau lakukan semalam dengan Raekyung?” ucapku mengintrogasi Heechul oppa, Raekyung sudah menunjukkan wajah merahnya disampingku. “Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa-apa” jawab Heechul oppa agak gugup padaku sambil melirik Raekyung. “Haah sudahlah, aku sudah paham. Hiihiihiii sepertinya aku akan punya ponakan dalam waktu dekat” tawaku geli melihat wajah Heechul oppa yang juga ikut memerah dan membuat Heechul oppa melempariku dengan bantal.
***
Heem hari pertama latihan basket dilapangan baru, club baru, kampus baru dan orang-orang yang baru juga. Aku meletakkan tasku dipinggir lapangan lalu mendribble bola perlahan kemudian aku memasukkan bola ke ring dengan lay-up dari sebelah kanan lapangan, aku tersenyum karna ada sesuatu yang melintas dikepalaku, waktu itu saat pertama aku latihan dikampus saat masih di tinggkat satu ada seseorang yang meneriakkiku dari pinggir lapangan, dia mengatakan untuk tidak menggunakan lapangan dan aku sempat sangat menganggap orang itu menyebalkan sampai akhirnya aku sangat mencintainya, Jung so. Hampir saja air mataku menetes mengingat kejadian lalu, kejadian dimana pertama kalinya aku bertemu dengan Jung so, kesan pertama yang aku dapat waktu pertama melihatnya.
Tak lama suasana lapangan sudah mula ramai, para anggota lainnya sudah mulai berdatangan Hangeng oppa juga sudah sampai. Sebelum latihan dimulai Hangeng oppa memberitahukan pada Bang sosengnim kalau ada tambahan anggota baru kemudian Hangeng oppa juga mengenalkan aku pada anggota lainnya. Aku berkenalan dengan anggota tim wanita yang lain sebelum memulai latihan bersama dengan mereka, kesanku lumayan di latihan pertama ini di club baru kampus.
Aku menjalani latihanku dengan santai selama hampir setengah jam dan kemudian aku melihat namaja itu lagi, namja yang kemarin itu aku lihat terkena bola, Onew kalau tidak salah namanya. Dia berlari ketengah lapangan untuk meminta ijin mengikuti latihan pada Bang sosengnim, ekspresinya lucu sekali aku mau tertawa lagi melihatnya. Aku mengarahkan pandanganku pada para namja yang sedang latihan dan memperhatikan satu nomer punggung dari seseorang disana. 13, ada yang menggunakan itu dipunggung baju basketnya dan saat orang itu berbalik badan ternyata Hangeng oppa, dia yang menggunakan nomer itu dipunggungnya seketika aku mengingat mereka, mereka yang menggunakan nomer itu dibaju basketnya Jung so dan Yesung. Plaakk, “Aauu..”, “Aaaa Mianhae, mianhae aku tidak sengaja, lagian kenapa kau bengong, mianhae” kepalaku terkena lemparan bola lagi, huaaah sudah berapa kali kepalaku menjadi sasaran bola bisa-bisa otakku tidak akan bekerja dengan baik karna sudah terlalu sering terkena bola, “Gwaenchana, aaah mianhae”, “Ne,, Gwaenchana” sautku sambil memeganggi kepalaku. “Ee’eh kau anak baru yaa? Aku baru melihatmu di club”, “Aah Annyeong .. Hyun imnida, ne aku memang anak baru”, “Aaah benarkan, Annyeong Onew imnida” sautnya sambil tersenyum membuat matanya yang sipit itu menghilang seketika.
Aku berjalan menuju tasku yang ada dipinggir lapangan, “Hyun’aa yang tadi mianhaeyo” ucap Onew padaku, “Ne, gwaenchanayo” aku tersenyum padanya dan dia pun tersenyum, aahahhaa matanya hilang lagi. “Kau siswi pindahan yaa? Soalnya aku tidak pernah melihatmu”, “Ne, aku pindahan dari Seoul dan baru seminggu tinggal disini” sautku ramah padanya, Onew menganggukkan kepalanya. “Hyun’aa permainanmu bagus juga, kau sudah lama main basket yaa?”, “Gomawo, sudah dari kecil aku suka main basket” jawabku pada Hangeng oppa yang sudah ada diantara aku dan Onew, “Pantas saja” ucapanya lagi.
***
“Chagaun geu baram soke ddaddeuthan neoui songili handongan nama itneungeol. Ontong geudae heunjeoki nunmuli doeeo nae dubbyam wie meomuneungeol. Jamsi dongan yeohaengeul ddeona gaseum apeun sangcheo dakka naegoseo. Sigan heulreo geudael mannamyeon bogo sipeotda nege malhaejulge Oh Baby say goodbye Oh jamsiman Goodbye Annyeongiran maleun jamsi jeobeodulge Jeo muneul yeolgoseo han geoleum naemilmyeon .Ko ggeuteuro jeonhaejineun neoui sumgyeol. Geureohge ddo haega jigo dali ddeuneun oneul yeoksi byeonhami eobneunde. Oh wae jagguman nae mameum ireohge bbareuge dalrajineunji. Paran haneul dalmeun geudaeui moseubeun eoneu saenga bireul naerigo. Ibitsoke momi jeojeumyeon heureuneun nunmul ddawon gamchwodulge yeah~” (Super Junior – A Short Journey)
Aah sudah beberapa kali lagu itu berputar dari tadi aku tidak tau, yang pasti sekarang ini aku seperti terbawa dengan kata-kata dilagu itu ‘A Short Journey’ seperti pertemuanku dengan Jung so yang menurutku hanya sebentar. Aku berbaring sambil memeluk boneka bebek dan menikmati lagu yang sedang mengalun ditelingaku, aku merindukannya. Aku menutup mata merenungkan lagu ini dengan baik dan mengingat semua yang indah yang pernah aku lalui bersama Jung so dulu, aaah Jung so Jeongmal bogosippo.
Karna menikmati lagu tanpa sadar aku tertidur dan saat terbangun ada sedikit rasa sakit yang menusuk perutku, aaah aku lupa kalau belum makan apa-apa hari ini. Aku beranjak dari tempat tidur menuju dapur untuk membuat makanan, mengambil ramen dari laci dan memasaknya. Ramen sudah siap didepanku bukannya langsung memakannya aku malah memandanginya, ramen adalah makanan kesukaan Jung so setelah sushi. Rasanya ada rasa sakit lagi yang menusuk tapi sekarang ini bukan karna aku lapar atau apa, tapi karna mengingatnya lagi. Perlahan aku memakan ramen yang aku buat dengan masih merasa sakit karna mengingat seseorang yang aku sayang, yang tak lagi ada disampingku karna aku meninggalkannya.
***
“Annyeong Hyun imnida ..” aku memperkenalkan diriku pada namja yang duduk disebelahku, dia terlihat imut dengan kacamatanya itu, “Annyeong Ryeowook imnida” sautnya dan menyambut jabatan tanganku, “Kau anak pindahan itu yaa?”, “Aah iya” sautku dan Ryeowook kembali mengarahkan pandangannya pada buku yang ada dihadapannya, dia terliahat serius sekali.
“Kau ikut club apa?” ucapku memulai pembicaraan pada Ryeowook, “Aku ikut club music, kau?”, “Huahh kau bisa main alat apa? Aku ikut club basket” sautku sambil tersenyum Ryeowook ikut tersenyum, huaah manis juga dia kalau senyum. “Aku lumayan bisa memainkan piano, kau pindahan dari mana?”, “Aku pindahan dari Seoul, kapan-kapan boleh aku liat kau main piano?” Ryeowook tersenyum lagi, huaaah dia benar-benar manis. “Boleh saja. Oh yaa aku ada urusan jadi duluan yaa”, “Ne .. “ Aku masuk ke super market kecil yang aku temui diperjalanan pulang kerumah, aku mencari sesuatu yang aku suka dan sangat pas sekali dimakan di cuaca panas hari ini. Aku mengambil es krim coklat, membawanya ke kasir lalu memakannya sambil berjalan menuju rumah. Huuhh lagi-lagi mengingatnya yang sudah tak lagi bersamaku, aku ingat Jung so selalu menggunakan es krim untuk membuatku tak lagi marah padanya dia menjadikan es krim untuk membujukku.
“You and I together It just feels so right Ibyuliran maleulhaedo Geu nuga mweorahaedo nan geudael jikilgae You and I together Nae du soneul nochijima Annyoungiran maleun haedo
Naegae I saesangeun ojik neo hanagiae” (Park Boom – You and I)
Naegae I saesangeun ojik neo hanagiae” (Park Boom – You and I)
Aku bersenandung lagu yang sedang mengalun ditelingaku saat ini, sekarang ini aku jadi sering menggunakan Mp4 ku untuk mengalihkan pikiranku dari Jung so tapi sepertinya percuma tetap saja aku sangat merindukannya dan merasa bersalah sudah meninggalkannya tanpa memberitahukannya. Aku terus berjalan menuju rumah dan melewati sebuah toko kecil yang menjual boneka, aku melihat satu boneka bebek kecil yang sangat lucu dipajang didepan toko itu “Jung so lucu sekali” ucapku pelan membayangkan bebek yang kulihat ini dengan bebek yang paling aku cinta didunia, Jung so.
***
Dari pagi yang kulakukan hanya duduk didepan tv sambil mengonta-ganti channel tv mencari acara yang bagus tapi semuanya tidak ada yang menghilangkan rasa bosanku, hari ini tidak ada jadwal kuliah jadi aku hanya berdiam diri dirumah tanpa tau harus melakukan apa. Aku keluar rumah untuk menghirup udara segar sambil berniat untuk menghilangkan rasa bosan, aku berjalan-jalan dengan ditemani satu cup cola ukuran besar yang aku beli barusan dimini market dekat rumah dan juga di temani Mp4 ku yang sedang memutar lagu No other dari Super Junior.
Sekilas aku seperti melihat seseorang yang aku kenal, karna terfokus dengan orang itu aku tidak melihat sudah ada halte didepanku dan aku menabrak tiang halte tersebut, aaaahhh sakit plus malu aku gara-gara melihat seseorang yang mirip dengan Jung so, aku sudah dibuat gila karna Jung so. Aku mengelus kepalaku yang baru saja terpentok tiang halte, huuahh benar-benar tidak akan berfungsi otakku kalau begini caranya, sudah berapa kali terbentur seperti ini.
Aku kembali kerumah setelah lumayan lama berada diluar, rasa bosan masih sangat terasa. Aku membawa leptopku keruang tamu dan menyalakannya disana, aku membongkar folder yang ada dileptopku mencari hal yang bisa menghilangkan rasa bosanku. Akhirnya aku temukan ‘Starcraft’ aku menemukan game yang sudah lama berada dileptopku namun jarang sekali aku mainkan kalau bukan dengan keadaan seperti sekarang ini, aku bosan. Aku mensetting permainan lalu memulainya, aku menyambungkan suara leptopku ke sound system agar semakin seru, alhasil aku bisa mengatasi rasa bosanku saat ini dengan bermain game.
***
“Kenapa kau pindah kesini, aneh biasanya orang pindah kekota besar bukannya malah kekota kecil?”, “Memangnya gak boleh yaa?” sautku pada Onew yang sedang asik makan ayam goreng. “Bukannya begitu, hanya aneh saja” ucapnya lagi dan aku hanya tersenyum kearahnya, orang ini benar-benar lucu.
Semuanya sudah bersiap untuk memulai latihan saat Bang sosengnim datang dilapangan, membetuk barisan bulat ditangah lapangan untuk melakukan pemanasan sebelum memulai latihan hari ini. Hangeng oppa berada ditengah lingkaran, memimpin pemanasan kami, Hangeng oppa sangat tegas sebagai ketua namun dia juga orang yang baik hati. Cara Hangeng oppa menunjukkan ketegasannya hampir mirip dengan Jung so, walupun kadang terlihat sedikit kasar sebenarnya dia itu orang yang baik. Aaah tidak adakah sesuatu yang tidak bisa aku hubungkan dengan Jung so, aku benar-benar merasakan kehilangan dirinya ada disampingku.
Sepulang latihan aku berjalan-jalan di sebuah pasar tradisional untuk membeli bahan makanan untuk makan malamku hari ini, membeli beberapa ikan untuk aku masak. Aku mengemut lollipop dimulutku sudah seperti anak TK saja, tapi ini menyenangkan. Sudah mendapatkan bahan-bahan yang aku perlukan untuk masak saatnya aku pulang kerumah namun saat dalam perjalanan pulang aku melihat Shina sedang membeli sesuatu, aku melewatinya berharap dia tidak melihatku tapi sepertinya aku sedang sial hari ini karna Shina melihatku yang sudah beberapa langkah dibelakangnya “Hyun, kau sedang apa disini? Jung so mana?” aku hanya tersenyum pahit padanya tanpa tau harus bilang apa, “Mana Jung so, dia gak bersama denganmu?”,”Aah itu, dia tidak ikut denganku kesini. Aah aku duluan yaa karna sudah mau malam” aku menghindari Shina, sebenarnya aku tidak perlu melakukan itu karna memang kenyataannya aku tidak butuh melakukannya.Huahh kenapa bisa bertemu dengannya disini dan kenapa harus bertemu dengannya lagi, uuh kenapa harus dia lagi.
Suasana hatiku jadi tidak enak karna bertemu dengan Shina, aku jadi malas mengolah bahan-bahan yang sudah aku beli dipasar tadi yang ada sekarang aku malah masuk kekamar. Aku mengambil foto yang ada diatas meja dan memelukknya entah mengapa aku sangat sedih karna tadi bertemu dengan Shina mungkin karna aku jadi teringat kembali yang pernah terjadi dulu antara aku Jung so dan Shina. Yaa Jung so apa kau merindukanku sama sepertiku? Apa kau merasa kehilangan diriku? Mianhae aku pergi tanpa bilang padamu karna aku hanya ingin yang terbaik untukmu, aku tidak mau melihatmu jadi berubah hanya karna ingin mempertahankanku, aku lakukan ini semua karna aku mencintaimu jadi aku mohon jangan membenciku, ingatlah aku sebagai seseorang yang pernah ada dihidupmu.
Aku menangis rasanya sakit sekali hati ini, aaah kenapa aku harus mengalami semua ini. Aku membenamkan wajahku diboneka bebekku dan menangis disana, rasanya sungguh berat untukku menjalaninya. Aku menangis sampai rasanya air mataku tak bisa lagi keluar mungkin saja sudah habis karna aku sudah terlalu sering menangis.
***
Sudah pagi dan aku belum sama sekali tidur, dari semalam hanya menangis. Aku mandi dan bersiap berangkat kekampus, hari ini aku melewatkan sarapanku karna aku tidak mempunyai nafsu makan sama sekali sekarang ini, modalku berangkat kekampus hanya dengan menenggak segelas air putih. Aku keluar rumah dan merasakan sepertinya udara sangat dingin hari ini, aku berjalan kaki menuju kampus karna jarak rumah dengan kampusku lumayan dekat, bisa ditempuh dengan 15 menit berjalan kaki.
Aku melihat Ryeowook yang duduk dihalte yang tidak jauh dari kampus niatnya aku ingin menghampiri untuk menyapa tapi aku melihat Ryeowook berdiri saat melihat seorang cewek manis yang lewat didepannya dan menghampiri wanita itu, dari tempatku berdiri aku bisa melihat Ryeowook memberikan sesuatu pada yeoja itu dan tak lama yeoja itu tersenyum, Ryeowook menggenggam tangan yeoja itu dan mereka berjalan bersama menuju kampus, aku tersenyum tipis melihat kebahagiaan yang baru saja ada dihadapanku dan melanjutkan kembali perjalananku menuju kampus.
“Kau memang selalu hebat Hyung”, “Siapa yang hebat?” tanyaku pada Onew yang sedang membaca sesuatu dimading kampus, “Aaah itu, Hyungku. Apa kau sudah makan, kajja kita makan bersama” ajak Onew padaku dan menarik tanganku menuju kantin. Aku hanya minum sebotol susu sambil menemani Onew makan, “Kau suka makan ayam yaa?”, “Heeehee, ketauan yaa. Iya aku suka sekali” ucapnya tersenyum dan lagi-lagi membuat matanya menghilang. Hangeng oppa menghampiri aku dan Onew kemudian ikut duduk bersama kami, wajahnya terlihat sedang tidak baik “Oppa sudah makan?”, Hangeng oppa menganggkat susu kotak yang dia pegang. Onew masih sibuk menghabiskan makanannya dan aku juga sedang berusaha menghabiskan susuku yang sepertinya tak berkurang sedikitpun dari tadi. “Kenapa wanita itu merepotkan yaa. Aaahh menyebalkan sekali”, “Wanita memang begitu hyung” saut Onew sambil mengunyah. “Memangnya ada apa?” tanyaku tapi Hangeng oppa menggeleng sambil sedikit tersenyum, “Ya sudah aku duluan yaa” pamitnya dan langsung meninggalkan aku juga Onew dikantin. “Hyung itu terlalu baik makanya dia dipermainkan cewek terus” ucap Onew setelah Hangeng oppa pergi, aku hanya mengangguk pelan mendengarnya.
“Huahh bahagia sekali hari ini, bagaimana denganmu?”, “Heem biasa saja” sautku, Ryeowook tersenyum manis sekali disampingku ini pasti karna yeoja yang tadi pagi aku lihat dengannya. “Apa kau pernah bermain piano untuknya?”, “Siapa?” Tanya Ryeowook bingung padaku. “Ibuku?” ucapnya lagi, aku menggeleng “Bukan, tapi untuk yeoja yang tadi kau tunggu dihalte” sautku tersenyum padanya dan sepertinya membuatnya tersenyum juga, “Aaah itu, tadi kau melihatnya yaa”, “Ne, yeojamu manis sekali. Beruntung sekali kau mendapatkannya” ucapku sambil menatap Ryeowook yang makin terlihat senang, “Yaa aku memang beruntung memiliki Yoora, tadi itu aku memberikan hadiah untuk hari jadi kami yang pertama” Ryeowook tersenyum lagi sepertinya dia memang sangat bahagia hari ini. “Aku bermain piano untuknya waktu menyatakan cintaku” huuuah Ryeowook romantis sekali. Aku mendengarkan kisah manis Ryeowook dengan kekasihnya, rasanya sungguh iri padanya yang bisa bersama dengan orang yang dia sayangi. “Hyun’aa gwaenchana?” aku menyeka air mataku yang tanpa sadar menetes, “Aah ne gwaenchana, aku hanya jadi teringat dengan seseorang saja” kataku sambil mencoba tersenyum, “Apa dia orang yang special untukmu?”, “Iya, dia memang sangat special” jawabku. “Bagaimana dengan dia sekarang?”, “Karna untuk kebaikkannya aku pergi darinya” sautku pada Ryeowook sambil tersenyum, “Ooh jadi karna itu yaa kau pindah kesini?” aku menganggukkan kepalaku mengiyakan ucapan Ryeowook.
Hari ini ada cerita indah dan sedih yang aku dengar juga ekspresi yang aku lihat, kebahagiaan dan kesedihan itu ada ditempat yang tidak jauh, mereka saling berdekatan dan terjadi dengan orang-orang yang ada disekeliling kita. Ryeowook memiliki cerita bahagia dan ekpresi kebahagiaannya hari ini sedangkan Hangeng oppa sedang mendapat bagian cerita dan ekspresi sedihnya hari ini, semuanya membuatku menyadari satu hal bahwa kebahagiaan yang aku miliki dulu dengan Jung so mungkin menjadi cerita sedih untuk Yesung, aku pergi meninggakkan mereka dengan berharap kebaikkan untuk mereka, namun satu yang aku ingin tau sekarang ini, apa mereka mengisi hari mereka dengan cerita dan ekspresi bahagia? Aku harap begitu.
***
Aku membeli obat untuk mengatasi pusing dikepalaku diapotik dan pulang setelah mendapatkannya. Diujung jalan yang sedang aku lewati aku melihat Hangeng oppa, dia terlihat sedang kusut mungkin karna masalah yang kemarin “Oppa sedang apa?”, “Aah Hyun,, sedang minum saja. Kau mau?” Hangeng oppa menawarkanku sekaleng bir. “Kenapa setiap ada masalah harus minum” aku mengambil bir dari tangan Hangeng oppa dan membuangnya, Hangeng oppa memandangku bingung. Aku sudah menangis sekarang, menangis seperti orang bodoh dihadapan Hangeng oppa yang sedang menatapku bingung. “Hyun’aa kau kenapa? Ada apa denganmu?” Hangeng oppa bangkit dari duduknya dan menghampiriku tapi tangisku malah makin menjadi, aku menangis karna teringat Jung so yang suka minum saat sedang ada masalah seperti Hangeng oppa sekarang ini, hal yang sangat aku tidak suka melihatnya.
Hangeng oppa memelukku karna mendengar tangisanku yang semakin menjadi dengan baik hati dia menenangkanku sambil mengelus kepalaku. “Oppa mianhae, aku merepotkanmu”, “Sudahlah, tidak apa-apa. Kau kan dongsaengku” Hangeng oppa memberikanku sebotol susu. “Aku akan mengganti bir oppa yang tadi aku buang”, “Tidak usah” Hangeng oppa menahan langkahku. Aku duduk berdua dengan Hangeng oppa dipinggir jalan yang tidak terlalu banyak orang lalui sambil memandang langit yang lumayan dihiasi bintang hari ini dengan pikiran masing-masing. “Apa kau mau cerita sesuatu padaku” Hangeng oppa menatapku, tatapannya hangat sekali. “Kau pasti sangat mencintai orang itu. Beruntung sekali dia, ada kau yang mau mencintainya seperti itu” tanggapan Hangeng oppa atas ceritaku padanya, aku menahan air mataku agar tidak kembali menetes. Hangeng oppa menatapku lagi dan menaruh tangannya dikepalaku “Aku tidak akan minum lagi saat sedih karna nanti ada yang menangis” ucapnya membuatku sedikit tersenyum.
“Oppa sangat mencintai cewek itu yaa?”, “Aaaiissh, apa sekarang gantian aku yang harus cerita?” saut Hangeng oppa sambil tertawa “Ne, oppa harus cerita”, “Aku hanya bisa bilang, kalau aku suka jika dia ada didekatku. Apa itu bisa dibilang cinta?” Hangeng oppa tersenyum. “Sudahlah yang pasti aku tidak sedalam itu menyukai orang itu, tidak sepertimu. Kajja aku antar pulang”, “Aah aku pulang sendiri saja”. “Oke kalo gitu, sampai ketemu besok dikampus yaa”, “Bye” aku berpisah dengan Hangeng oppa karna arah rumah kami berlawanan.
***
“Yeongwonhi idaero jamdeulgil baraedo yeojeonhi geunyeoro ggaeeonado. Dasineun ggumguji angireul baraedo oneuldo geunyeoro naneun jami deultende. Oneul geudael dasi bolsuman itdamyeon geureolsu itdamyeon dolaomyeon. Hanbeonman ne gyeote jamdeulsu itdamyeon geureolsu itdamyeon. Geudaero ggaeji ango sipeo” (Super Junior – In My Dream)
Rasanya beberapa bulan ini hidupku sedang dalam masa yang paling mellow, mungkin aku bisa jadi aktris yang paling terkenal untuk urusan menangis karna air mata yang rasanya sangat dengan mudah mengalir, lucu sekali pasti tampangku saat ini. Pusing dikepalaku belum hilang dari semalam malah rasanya semakin bertambah pusing. Aku meraih handphoneku yang berdering dan membaca sms yang masuk, Heechul oppa ada didepan rumah dan memintaku membukakan pintu.
“Hyun kau sakit?”, “Anii ..” ucapku saat sudah membukakan pintu untuk Heechul oppa, “Kau sendirian oppa?”, “Aku mengajak seseorang” saut Heechul oppa dan kemudian masuk kedalam rumah, aku tidak mendapati siapapun diluar, “Oppa tidak ada orang lagi diluar” kataku sambil mengikuti langkah Heechul oppa. “Hyun..” aku menoleh keluar dan melihat Donghae berdiri diluar. Aku hanya bisa diam sambil melihat Donghae dihadapanku, Donghae memelukku yang membatu.
“Kenapa tidak pamitan denganku, apa kau tidak menganggapku sahabat lagi?”, “Bukan gitu, tapi ..”. Donghae menatapku, menunggu jawaban dariku, “Hae, bogosippo ..” kataku, “Naddo Hyun B” Donghae merangkulku. “Aku hanya memberi tahu Donghae saja kau disini” ucap Heechul oppa, “Karna aku rasa dia boleh tau kau ada dimana” katanya lagi, “Iya, karna Hae adalah oppaku” sautku sambil bersandar pada Donghae dan akhirnya Donghae tersenyum.
“Apa mereka baik-baik saja?”, “Kau sendiri? Apa baik-baik saja jauh dari Jung so hyung?” Donghae balik menanyaiku. “Kau sendiri sakitkan, kenapa masih mencemaskan mereka”, “Aku baik-baik saja kok, jangan sok tau” sautku sambil memberikan senyum pada Donghae. “Tadi kau bilang aku oppamu, jadi jangan bohong padaku. Matamu itu sudah hampir gak terlihat karna bengkak, itu pasti karna kau menangis terus” aku sudah tidak bisa membela diri lagi karna itu benar.
Heechul oppa tertidur disofa sedang aku dan Donghae masih mengobrol. Rasanya sudah lama sekali tidak melihatnya. Donghae mengangkat handphonenya yang berdering “Yeoboseo ,, Oh ne changkeman. Eunhyuk hyung waeyo?” Donghae menloudspeaker handphonenya agar aku bisa mendengar percakapan mereka. “Donghae odigayo? Kenapa kau tidak kesini bergabung dengan kami?”, “Memangnya sedang ada apa hyung?” kata Donghae menyauti ucapan Eunhyuk oppa, huaahaa aku kangen sekali dengan mereka. “Hei Donghae kau dimana, ayo datang kesini. Kita sedang makan-makan”, “Huahh Siwon hyung kau ada juga” aku makin kangen dengan mereka karna mendengar suaranya reflek aku ikut berbicara, “Oppadeul, bogosippo … “ teriakku dekat dengan handphone, “Nuguseyo? Hyun’aa” suara Soogi onnie. Akhirnya aku yang menguasai handphone Donghae dan mengobrol dengan mereka semua secara bergantian. Rasanya bahagia sekali bisa bicara dengan mereka yang selama ini dekat denganku, aku merindukan saat-saat bersama dengan mereka semua.
***
Kedatangan Donghae beberapa hari yang lalu lumayan megurangi rasa kangenku dengan orang-orang yang sudah aku anggap seperti keluarga, rasanya aku sudah bisa tersenyum karna bisa berbica dengan mereka. Aku membayangkan ekspresi mereka semua yang sedang tertawa bersama, pasti sangat menyenangkan bisa melihat kejadian seperti itu lagi, aaahh aku merindukan kalian semua.
Langkahku terhenti saat sudah hampir sampai didepan rumah, aku melihat ada mobil putih yang sangat aku tau pemiliknya terparkir didepan rumahku, aku berjalan menjauhi rumah namun sepertinya percuma orang itu sudah menarik tanganku sekarang. Aku hanya menatapnya tanpa melakukan apapun hanya bisa diam dan dia pun sama. “Kenapa kau pergi dariku? I missing you” tangiskku pecah mendengarnya bicara seperti itu, Jung so memelukku.
Aku tidak tau ini benar atau hanya imajinasiku saja, Jung so ada disampingku dan meyandarkanku dipelukkannya. Aku tidak bisa membedakannya karna selama ini aku sering berhayal seperti ini, Jung so datang dan memelukku sampai akhirnya Jung so menciumku. “Enam bulan ini aku sangat kehilanganmu, kenapa kau pergi dariku?” aku masih tidak bisa mengatakaan apa pun. Jung so mengambilkan minum untukku kedapur dan aku memandanginya dari belakang meyakinkan diriku kalau dia benar-benar ada denganku saat ini. “Apa kabarmu?”, “Harusnya kau bilang, kau kangen padaku” Jung so memelukku. “Aku tidak baik, aku hampir mati karna setiap hari mabuk. Kau harus bertanggung jawab karna sudah membuatku hampir mati”, “Mianhae sudah membuatmu sakit” aku menangis lagi. “Apa kau tidak mencintaiku makanya pergi dariku?” ucapnya pelan dan melepaskan pelukkannya dariku, aku melihat raut wajah sedihnya disampingku. “Bukan karna itu tapi sebaliknya” kataku pelan, “Lalu buat apa kau pergi? Dan kalo memang mencintaiku, kenapa dari tadi gak menatapku?” aku menganggkat kepalaku dan memberanikan diri menatapnya. “Kenapa masih saja bicara dingin padaku. Kau tau, kau sudah membuatku hampir gila dengan selalu muncul dikepalaku setiap hari sampai-sampai aku menabrak tiang halte karna melihat orang yang mirip denganmu” aku meluapkan semua kesedihan yang aku juga rasakan selama jauh darinya. “Pabo, makanya kalo jalan itu liat-liat” Jung so malah menempeleng kepalaku, kesal sekali dia masih saja dingin dan kasar padaku.
Aku meninggalkannya diruang tamu dan masuk kedalam kamar, menyebalkan sekali baru saja bertemu setelah sekian lama tapi dia masih saja dingin padaku dan malah bilang aku ini bodoh, apa benar dia merasa kehilangan dengan sikapnya yang seperti itu. “Bangun, kalo gak aku akan ikut tidur bersamu” Jung so menarikku yang terbaring ditempat tidur, “Jawab jujur, kau pergi karna Yesungkan. Karna gak mau melihatnya sakit?” aku hanya diam disampingnya sambil memeluk boneka bebekku. Jung so menarik boneka bebek yang aku peluk dan melemparnya “Aku pulang..”, “Bukan karna Yeppa aku pergi. Aku pergi karna gak mau melihatmu berubah jadi orang jahat dengan menyakiti Yeppa” ucapku akhirnya sebelum Jung so keluar dari kamar, “Tetap saja intinya karna dia, harusnya kau tidak perlu pergi cukup bilang maka aku tidak akan memberitahunya kalo kita itu udah tidur bersama” Jung so benar-benar menyebalkan dengan ucapannya itu. “Gak bisakah percaya kalo yang aku lakukan ini karnamu, untuk kebaikkanmu. Aku gak mau kau berubah jadi jahat hanya karna mau mempertahankanku” aku menghampirinya yang sudah ada didepan pintu kamar, Jung so tidak menyauti perkataanku. Aku mengambil boneka bebek yang ada dilantai dan melemparkannya kearah Jung so “Aku gak butuh itu, itu hanya akan terus membuatku ingat dengan orang yang gak pernah percaya kalo aku mencintainya” aku memeluk lututku dan menangis sejadinya, rasanya benar-benar sakit setelah selama ini menyakiti diriku dengan pergi meninggalkannya hanya untuk berharap yang baik untuknya tapi ternyata malah dianggap kalau aku tidak mencintainya, benar-benar hal yang konyol.
“Mianhae” Jung so duduk didepanku yang masih menangis, aku masih belum bisa menghentikan tangisanku, rasanya benar-benar sakit. “Ku mohon berhenti, aku sudah tidak kuat melihatnya”, “Donghae akan membunuhku kalo tau kesempatan yang dia berikan malah membuatmu jadi begini” ternyata Donghae yang memberitahunya. Jung so berhasil memelukku walaupun sudah sebisanya aku menolak “Jangan pergi lagi dariku”. Aku sudah bisa mulai menghentikan tangisanku dan melepaskan pelukkannya dariku, “Kau kurusan, waktu memelukmu seperti tidak memeluk apa-apa” aku hanya memandangnya kesal. Jung so menarik tanganku dan membawaku keluar rumah, ”Mau kemana?”, “Makan, tadi waktu mau kesini aku liat dekat dari sini ada tempat makan yang kelihatannya enak jadi kita jalan kaki saja kesana” ucapnya sambil terus menggenggam tanganku.
Ternyata Jung so mengajakku makan ramen, aku hampir saja tertawa waktu sampai ditempat makan ini karna tadi dia bilang melihat tempat makan yang enak dan nyatanya ramen. Jung so menyantap ramen kesukaannya itu dan aku hanya memperhatikannya saja yang terlihat sangat kelaparan, aku memberikannya minum agar ada jeda untuknya memakan ramennya itu.
“Changkaman, kau tuggu disini sebentar” Jung so berlari meninggalkanku, apa yang mau dia lakukan. Beberapa saat kemudian Jung so kembali dan membawa kantong plastik ditangannya kemudian mengeluarkan sesuatu yang membuatku hampir menangis lagi, dia membuat mulut yang sama dengan boneka yang aku pegang sekarang, boneka bebek kecil yang waktu itu aku lihat sekarang ada ditanganku diberikan oleh bebek yang paling aku sayang didunia, Jung so berhasil membuatku tersenyum dan dia memelukku “Jangan buang aku seperti boneka bebekmu yaa”.
“Minggu depan sudah libur semesterkan, kau ikut aku pulang ke seoul ya”, “Tapi ..” aah bagaimana kalau bertemu dengan Yesung. “Kalo memang sayang padaku, ikut aku pulang dan temui Yesung. Jangan lagi menghindar seperti ini, walupun menurutmu ini untuk kebaikkanku” Jung so menatapku tajam, aku tidak tau harus apa. “Harus bilang apa pada Yeppa nanti”, “Gak ada, kau hanya perlu ikut aku nanti aku yang akan bilang padanya”, “Jangan berbuat dan mengatakan yang tidak seharusnya lagi” kataku, Jung so hanya mengangguk.
Aku selesai mandi dan menghampiri Jung so yang tertidur didepan tv sambil memegang remote, dia pasti lelah karna mengendarai mobil lumayan jauh kesini. Aku mengambil remote ditangannya dan mematikan tv, mungkin karna gerakkan waktu mengambil remote Jung so terbangun. Aku memandanginya yang sedang berusaha membuka mata, manis. “Apa kau tidak kerja besok, malah menginap disini?”, “Aku sudah ijin. Apa aku gak boleh tidur disini?” saut Jung so masih mencoba membuka mata, “Pindah kekamar sana”, “Yaa mau apa kau?” Jung so menarik tanganku lagi, “Tidur” sautnya sambil membawaku kekamar.
Jung so tertidur sambil memelukku, aku memperhatikan wajahnya dari dekat rasanya sudah lama tidak melihatnya tertidur dan dengan jarak yang sedekat sekarang ini, “Kau harus terbiasa tidur seperti ini, karna nanti setiap hari akan seperti ini” ternyata Jung so belum tidur, “Itu kalau kita menikah”, “Yup, setelah kuliah mu selesai kita menikah atau sekarang juga boleh” ucapnya lagi membuatku terbangun. “Mwo sekarang??”, “Ya sekarang” Jung so ikut terbangun, “Tapikan aku masih kuliah, lagi pula gak ….” Jung so menghentikan ocehanku dengan menciumku, dia makin melumat mulutku saat aku ingin bicara lagi dan memelukku. Jung so merapikan rambut yang menutupi wajahku dan menempelkan dahinya didahiku “Jangan pernah pergi dariku dengan alasan apapun lagi, aku gak mau kehilanganmu lagi. Aku akan membuatmu menjadi milikku selamanya”.
-T.B.C-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
No comments:
Post a Comment