Author : Julz
Main cast : Bang
Yongguk & Kim Himchan (BANGHIM)
Support cast : Jung
Daehyun & Yoo Youngjae (DAEJAE)
Gendre : Romance - Hurt– Yaoi (Boy
love / Boy X Boy)
Lenght : Chapter
Rate : T
Disclameir : The
story and plot it’s mine, out from my little brain
WARNING:
No Bash!
Just leave if you don’t like the gendre or the pairing
Typo’s
normal
Not Chocolate but
Rollercoster
(sequel)
“Seakan melayang ketika dengan cepat
rollercoster menukik turun, jatung dan nafasmu, tercekat”
Himchan tidak tau apa yang membuatnya kini berada disini, ditempatnya saat ini. Duduk di sebuah tempat tidur di hotel yang letaknya mungkin ratusan mil dari negara asalnya, Korea Selatan.
Praha, Ibukota negara Republik Ceko. Keseluruhan kota yang penuh akan unsur seni-nya ini menjadi pusat pariwisata di belahan dunia eropa. Memanjakan mata dengan sangat baik hingga berujung dengan kebahagiaan direlung hati.
Pria berambut cepak terbaring dengan mata terpejam disebelah Himchan, sekali lagi bertanya pada dirinya mengapa dengan cepat dia mengaggukkan kepala akan ajakkan pria tampan itu, Bang Yongguk.
Saat ini memang masa liburan dan sebenarnya Himchan sudah berencana untuk terbang ke New York menghabiskan liburannya disana namun disinilah dia sekarang, terdampar di Praha bersama pria tampan bernama Bang Yongguk. Kekasihnya.
"Euungh ,,"
"Jam berapa?"
"9 ,,"
Yongguk bergelung malas didalam selimutnya, membuat tubuh atasnya yang tidak mengenakan pakaian terekspos. Dari sudut matanya Himchan masih bisa melihat pahatan sempurna di bagian perut Yongguk yang kini malah meloloskan seluruh tubuhnya dari balutan selimut.
"Kau pesan sarapan saja, aku mau mandi"
Himchan tidak menjawab, sebisa mungkin mengatur nafasnya yang tiba-tiba terasa berat akibat pertunjukkan Yongguk satu menit yang lalu dan ketika Yongguk menutup pintu kamar mandi Himchan barulah menghela nafas yang tanpa sadar tertahan.
(u_u)(n_n)
Berdiri di depan lift, brosur ditangan yang kini tengah dibaca hanya pelarian kecil Himchan untuk membunuh moment sepi diantara dirinya dan Yongguk hingga kedua orang itu kembali hadir diantara mereka, Daehyun dan Youngjae.
"Hari ini kalian akan kemana Hyung?"
" Praha castile "
Dalam hati Himchan mengutuk Yongguk untuk menampilkan gummy smile sempurnanya saat ini, pipinya yang bersemu merah tak dapat Himchan hindarkan.
TING
Pintu lift terbuka, keempat orang itu masuk dengan patuh kedalam ruangan persegi empat yang akan membawa mereka ke lantai dasar hotel.
"Hyung, kau sudah melihat halaman yang sama hampir 10 menit"
Brosur itu lenyap dari hadapannya, Himchan menariknya untuk dibawa kebelakang tubuhnya. Tertangkap basah akan kegugupan yang dia rasakan. Pria manis itu tersenyum hangat pada Himchan. "Aku senang Hyung mau ikut bersama kami", Himchan tersenyum ramah pada Youngjae, pria manis yang jadi juniornya di kampus dan juga orang yang menjadikannya taruhan.
Seseorang dari dua pria yang berdiri disamping mereka melirik untuk bisa mengabadikan senyuman manis Himchan.
'You're my beautiful gift'
TING
Pintu lift terbuka, Youngjae dan Himchan keluar terlebih dahulu, mendahului Daehyun dan Yongguk. "Hyung, kau ,, belum melakukannya?" tanya Daehyun karena tidak ada keganjilan dari cara Himchan berjalan. Himchan mendengar ucapan Daehyun dengan sangat jelas, jarak yang hanya tiga langkah membuat telinganya menangkap pembicaraan itu. "Kita seminggu disini, masih banyak waktu Daehyunaa ,,"
GLUP
(u_u)(n_n)
Kastil besar
layaknya dalam cerita dongeng kini memanjakan mata. Praha castile yang akan terlihat berwarna keemasan dimalam hari ini
adalah salah satu dari kastil-kastil terbesar di dunia yang memiliki panjang
570M dan lebar rata-rata 130M. Himchan tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya
yang terkagum akan kemegahan dan keindahan bangunan klasik dihadapannya, tidak
heran jika Praha castile ini menjadi
salah satu pemberhentian wisata favorite di Praha.
“Lebih bagus
dari New York kan?”
Uups.
Himchan lupa jika kini tepat disampingnya tengah berdiri seorang pria tampan,
seseorang yang berstatus sebagai kekasihnya. “Aaaah ,,, akhirnya. Welcome to
Praha” Himchan memperhatikan dengan hikmat punggung bidang pria yang berjalan
didepannya. Sosok yang dicintainya diam-diam selama dua tahun, seseorang yang membuatnya terjerat rasa
penasaran.
Bang Yongguk
untuknya adalah sosok misterius, yah sekiranya itu bagi Himchan yang seorang
anak Chaebol yang tidak begitu suka
membaur. Tunggu, bukankan anak-anak yang menuntut ilmu di kampusnya itu memang
anak-anak orang kaya yang akan jadi penerus kerajaan bisnis orang tua mereka,
jadi Yongguk adalah salah satu dari mereka? Lalu untuk apa dia bertaruh untuk
mendapatkan sebuah mobil yang bisa jadi akan sangat mudah dimilikinya?. Sekiranya
nanti Himchan akan menanyakan hal tersebut karena itu bersangkutan dengan
dirinya dan status mereka saat ini, tentu saja itu jika Himchan berani
mempertanyakannya.
“Mau sampai
kapan kau berdiri di sana?”
Marbel indah
itu mengedip, tersadar akan lamunanya dari pria yang kini mengulurkan tangan
padanya. Bukannya menyambut uluran tangan itu, Himchan malah menundukkan
kepalanya malu. Tidak ingin membuang waktunya percuma, Yongguk berjalan
menghampiri pria cantik yang menundukkan kepalanya. Menggenggam tangan putih
itu untuk mengiringi langkahnya masuk menuju Praha castile, “Pegang tanganku dan jangan sampai terlepas kalau
kau tidak mau tersesat” Himchan berdecak pelan, ucapan Yongguk barusan seakan
meremehkannya, membuatnya terlihat selayaknya anak kecil yang akan tersesat
jika terpisah dengan sang ibu.
“Jika
tersesat aku akan pulang ke hotel”
“Bagus kalau
begitu. Tapi apa kau ingat nama hotel tempat kita menginap?”
Oops
Yongguk
menahan tawanya, sebisa mungkin tidak terbahak-bahak saat ini ketika dilihatnya
marbel indah kesukaannya membesar kaget. Sudah dipastikan jika kekasihnya ini
lupa atau bahkan tidak tau nama hotel tempat mereka menginap dan dibandingkan
tertawa kini Yongguk lebih memilih untuk meletakkan tangannya satu lagi diatas
tangan Himchan yang digenggamnya, “Jangan terlepas, ok” Himchan mengangguk
pelan tanda patuh akan perintah Yongguk.
‘Kim Himchan berhenti menggodaku dengan tingkah
menggemaskanmu itu’
(u_u)(n_n)
Tangan putih
itu meremas erat baju bagian belakang pria tampan yang sibuk dengan kameranya,
Himchan berinisiatif melepaskan genggaman tangan Yongguk dan memilih meremas
bagian belakang baju sang kekasih untuk membiarkan Yongguk leluasa memotret
keindahan yang ada di Praha castile
ini. Sudah seperti anak kecil yang permintaannya tidak terpenuhi Himchan terus
meremas bagian belakang baju Yongguk, mengikuti kemana langkah Yongguk berjalan
hingga sudah dipastikan bagian yang diremasnya kini pasti telah kusut.
Sebuah kotak
bening yang melindungi mahkota menarik perhatian Himchan, kakinya melangkah
untuk menghampiri mahkota kerajaan Bohemia
yang terdapat di Praha castile ini.
Marbel indahnya berbinar kagum untuk menikmati keindahan mahkota itu. Yongguk
menyebar pandang saat tidak dirasanya remasan di bagian belakang bajunya dan
dia menemukannya. Kekasihnya sedang berdiri dihadapan kotak kaca yang
membingkai mahkota, cantik.
1
2
3
Gummy smile diwajah tampannya
terbingkai indah saat melihat hasil jepretannya akan objek foto terbaiknya hari
ini dan mungkin saja yang akan menjadi objek terindahnya selama di Praha, Kim
Himchan.
“Aku bilang
untuk tidak terlepas bukan?” senyum diwajahnya hilang seketika, pria tampan
yang menghampirinya menunjukkan ekspresi tidak senang. “Mian, aku hanya ingin
melihat ini. Lagi pula tidak jauh dari posisimu tadi”. Kini sebisa mungkin
Yongguk tidak melumat bibir pink yang tengah mengerucut kecil, yah memang kecil
tapi tetap saja memberikan efek nyata pada pria cantik itu. Kim Himchan
terlihat sangat menggemaskan saat ini dan bodohnya Yongguk masih saja merasa
kaget akan hal ini padahal dirinya sudah berulang kali melihatnya dalam
kegiatannya mengamati Himchan, sang Prince
di kampus mereka. Kim Himchan yang dikenal sangat cantik, baik hati meski semua
itu kadang tertutupi akan dirinya yang tidak bisa membaur dan membuat sosoknya
terlihat sombong.
“Aku hanya
tidak ingin kau hilang”
Kepalanya
terangkat, menatap pria tampan yang lagi-lagi mengulurkan tangan padanya.
Bolehkah Himchan merasa jika Yongguk tidak ingin kehilangannya, menyimpulkan
kata-kata Yongguk itu sebagai pengakuannya jika pria tampan itu tidak ingin
kehilangan Himchan, bolehkah?.
“Mian”
Himchan menerima uluran tangan pria berkulit tan itu, kembali dalam genggaman
hangat tangan kekasihnya. Kini kembali Himchan meremas bagian belakang baju
Yongguk, mengikuti langkah pria tampan itu mengelilingi bagian-bagian dari Praha castile sambil sesekali membuat
decakkan kagum terlepas dari bibir Himchan.
“Kenapa?”
tanya Yongguk dengan melepas genggamannya pada kamera, membiarkannya bergelantung
bebas di leher kokohnya ketika Himchan menarik bajunya hingga membuatnya
berbalik badan. “Kita kesana. A-aku penasaran dengan bagian disana” Himchan
menunjuk sebuah ruangan besar lainnya, berusaha mengalihkan Yongguk untuk tidak
melanjutkan langkahnya. Yongguk dapat melihat pipi Himchan bersemu lalu dia
menenggokkan kepalanya kebelakang dan sekiranya mengetahui alasan Himchan
bersemu dan mengalihkan dirinya. Sepasang kekasih di depan sana sedang
berciuman mesra dan Yongguk yakin jika itu yang membuat pipi Himchan bersemu
cantik saat ini.
“Aku bukan
type pria yang suka bermesraan di tempat umum jadi kau tenang saja. Aku tidak
akan melakukannya”
“Lalu
apa yang kau lakukan waktu itu di rooftop Bang Yongguk?”
“Yang di rooftop itu berbeda, lagi pula Daehyun
dan Youngjae tidak melihatnya. Mereka sampai saat aku memelukmu” aku Yongguk
yang seakan mengetahui isi kepala Himchan saat ini.
Himchan
hanya bisa menundukkan kepalanya semakin dalam mendengar penjelasan Yongguk.
Debaran jantungnya menjadi sangat cepat, sepotong coklat yang waktu itu
dirasakannya seakan menyeruak kembali. Terasa sangat nyata didalam mulutnya,
melebur manis.
“Apa kau
tidak lelah terus-terusan menundukkan kepala?”
“Ne, lelah.
Sangat lelah, hampir dua jam ini aku sangat lelah mengekor dibelakangmu”
Yongguk sedikit
terkejut mendengar keluhan Himchan yang terucap dengan nada kesal atau mungkin
marah padanya. Himchan melepaskan remasannya dari bagian belakang baju Yongguk
(lagi), berbalik untuk berjalan meninggalkannya.
GREP
CUP
Mata marbel
Himchan melebar sempurna, ciuman kilat dari pria tampan ini sekiranya menghentikan
kerja jantungnya dalam sepersekian detik. Yongguk meski sebentar melayangkan
ciumannya pada bibir Himchan, dia sempat menyapukan lidahnya di permuakaan
bibir Himchan.
“Hanya aku
yang boleh marah disini. Kau hadiahku, kau ingat?”
Hatinya
remuk, ucapan Yongguk menghantam keras hati Himchan. Hadiah, lagi-lagi pria
tampan itu mengibaratkan dirinya sebagai barang. Tidakkah Himchan lebih berharga
dari sebuah barang bagi seorang Bang Yongguk. Himchan kembali tersadar jika,
Yongguk
tidak memberikannya coklat
Melainkan
membawanya menaiki rollercoaster
(u_u)(n_n)
Musim
liburan membuat jalan-jalan di Praha kini di penuhi oleh para turis untuk
berjalan-jalan menikmati keindahan kota di waktu malam dan banyak pula yang
tengah bersantai pada jejeran café-café yang terdapat dipinggiran kota Praha
seperti yang tengah dilakukan keempat orang turis asal Korea ini. Keempatnya
terlihat santai dengan balutan pakaian yang mereka kenakan saat ini namun jangan
salah, meski terlihat simple harga pakaian mereka saat ini mungkin bisa jadi
modal untuk menghabiskan liburan 3-4 hari di Praha.
Sepotong kue
medovnik kini tersaji dihadapan mereka. Kue berwarna coklat bertekstur renyah di atasnya dengan banyak
lapisan berisi madu, susu dan krim yang merupakan dessert andalan café Savoy yang tengah keempat pemuda itu kunjungi.
Tiga orang yang tengah duduk bersama itu terlihat asik berbincang akan kegiatan
yang mereka lakukan hari ini, bahkan Daehyun beberapa kali tertawa renyah.
Berbanding terbalik dengan seorang pria cantik yang juga duduk bersama mereka,
dia hanya sibuk menghabiskan sepotong kue medovnik miliknya lalu sibuk
memadangi layar ponselnya.
Pria tampan
yang duduk tepat disamping kanannya melihat semua gelagat pria cantik itu dari
sudut matanya, dengusan kesal tercipta pelan dari bibirnya. Tangan itu bergerak
dengan cepat, mengambil paksa ponsel yang tengah sibuk disentuh layarnya oleh
sang pemilik, Kim Himchan. Dimasukkannya kedalam saku kemeja hitam yang tengah
digunakannya saat ini, Himchan hanya bisa tertunduk. Dia tidak ingin
menunjukkan kekesalannya pada sikap seenaknya Yongguk karena seperti ucapannya
tadi siang. Himchan, dirinya adalah sebuah hadiah milik Yongguk dan tidak
berhak untuk marah pada sang pemilik, tetapi kenapa Himchan harus menjadi
hadiah untuk orang itu, untuk Bang Yongguk.
SRET
Kepala yang
hampir tertunduk itu kembali mendongak, menatap wajah tampan disampingnya yang
masih sibuk dengan segala cerita menariknya akan Praha castile pada kedua temannya. Himchan kemudian menatap tangan
kanannya yang digenggam oleh Yongguk dibawah meja mereka, bahkan Yongguk
meletakkan tangan mereka yang bertautan itu dipaha kirinya.
Youngjae
tersenyum manis, dia melihat itu. Yongguk menggenggam tangan Himchan dipahanya.
Meja mereka yang terbuat dari kaca akan
menampakkan itu dengan sangat jelas, pria manis itu mengalihkan pandangannya
pada pria cantik yang duduk tepat dihadapannya, bersemu manis tanpa suara.
Youngjae memeluk lengan Daehyun, tersenyum manis menanggapi cerita sang kekasih
akan wisata mereka di Charles bridge
hari ini yang dihadiahi usapan lembut Daehyun dipucuk kepalanya, Daehyun bahkan
dengan santai melayangkan kecupannya di pipi chubby sang kekasih. Lagi membuat
Himchan kembali bersemu, menampakkan lebih jelas semburat merah di pipi
putihnya.
-Not
chocolate but rollercoaster-
Kaca
menjulang tinggi sebagai pengganti susunan tembok untuk menjadi pemisah
restoran dari taman cantik berisikan berbagai macam tumbuhan. Himchan duduk
tepat di samping kaca, matanya memandang nyaman pada taman itu sambil sesekali
tangannya menggapai secangkir kopi yang menjadi teman sarapannya pagi ini.
Himchan
tentu saja sudah meninggalkan note yang berisikan jika dirinya sedang sarapan
di restoran hotel untuk Yongguk karena Himchan meninggalkan pria tampannya itu
di kamar mereka, masih tertidur pulas.
“Boleh aku
menemanimu?” Himchan mengangguk pelan, senyum tidak lupa dia berikan pada
Youngjae yang kini telah nyaman duduk dihadapannya. Sesuatu menarik perhatian
Himchan saat ini dari Youngjae, sisi sebelah kanan leher Youngjae terdapat sesuatu
berwana merah samar.
“Maaf, aku
buru-buru turun jadi asal mengambil baju” ucap Youngjae yang tau arah mata
Himchan memandang, terasa malu untuk Himchan harus melihat hasil ukiran bibir
Daehyun di leher putihnya itu namun Youngjae terkesima karena Himchan kini
malah menanggalkan jaketnya yang memiliki leher tinggi itu, memberikannya untuk
dia gunakan. “Aku yakin Daehyun pasti tidak senang jika orang-orang
memperhatikanmu karena hal itu”
lengkungan senyum dibibir Himchan seakan menghipnotis Youngjae untuk ikut
tersenyum, menerima dengan senang hati niat baik Himchan. “Gomawo Hyung”.
Dengan cepat
Youngjae menularkan rasa akrab diantara mereka, membicarakan banyak hal bersama
Himchan, membuat Himchan mengerti jika memang layak Youngjae menjadi salah satu
mahasiswa terpintar diangkatannya. Yah, setidaknya meski Himchan agak sulit
berbaur, dia masih mengetahui berita-berita yang beredar di kampus tempatnya
menimba ilmu. Seperti mengetahui jika Yoo Youngjae dengan otak pintarnya ini
adalah anak bungsu yang paling dimanjakan oleh sang ayah, yang adalah seorang
pemilik perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan.
“Bagaimana
dengan kalian?”
“Ne?”
“Hyung dan
Yongguk hyung. Bagaimana dengan hubungan kalian?”
Entah
Himchan harus menjawab apa untuk pertanyaan Youngjae, haruskah dia bilang jika “Yongguk hanya menganggapku sebuah hadiah.
Barang dan bukan kekasihnya” akan sangat miris jika itu harus diucapkannya,
bukan karena dia tidak mau orang tau, hanya saja mengucapkannya terasa sangat
menyakitkan untuknya. Himchan hanya tersenyum tanpa kata yang bisa Youngjae
terima sebagai jawaban.
“Jika cinta itu coklat maka kau akan temukan sesuatu ketika
memakannya. Almond, kismis atau yang lainnya bisa saja kau temukan dalam
gigitan coklat yang tengah menyeruakkan rasa manis di dalam mulut. Karena
coklat memiliki varian rasa yang berbeda. Cinta itu memiliki banyak varian
rasa, layaknya coklat”
“Yongguk
hyung. Dia tidak pernah mencintai seseorang seperti ini,
Baginya kau
berbeda. Kau special Hyung”
Himchan
menghentikan kegiatannya menyesap kopi hitam di cangkirnya. Special? Apa
definisi special yang Youngjae utarakan disini, Himchan sangat ingin
mengetahuinya karena baginya ucapan Youngjae sangat jauh berbeda dengan apa
yang dirasakannya. Bagi pria tampan itu, Kim Himchan hanya hadiah yang
sesungguhnya membuatnya bingung. Siapa yang menjadikannya hadiah untuk seorang
Bang Yongguk?
(u_u)(n_n)
Charles bridge, beberapa
pelukis jalanan terlihat sibuk menorehkan ujung mata pensilnya diatas kanvas
mereka. Mereplika-kan pahatan wajah dari para turis yang meminta jasa tangan
lihai mereka untuk melukis, menjadi buah tangan yang bagus sebagai pertanda
pernah bertandang ke kota yang penuh romansa seperti Praha.
Tidak hanya
Paris, masih ada beberapa kota lain yang menjadi kota yang bisa menampakkan
aura romantis. Praha juga memiliki itu, bangunan-bangunan yang penuh akan
sentuhan seni, belum lagi dengan segala pilihan kesenian lain yang memenuhi
Praha membuatnya tidak bisa hilang dari kesan romantis.
Hari ini di Charles bridge, Himchan tidak lagi
meremas bagian belakang baju Yongguk. Berjalan beberapa langkah dibelakang
Yongguk, mengikuti langkah jenjang kaki pria tampan yang hari ini pun masih
sibuk membingkai indah pemadangan Praha dengan kameranya. Himchan mungkin akan
lebih memilih tidur di kasur empuk hotel dari pada berjalan selayaknya orang
bodoh, mengikuti Yongguk saat ini. Tetapi sekali lagi Himchan harus merasa
bingung akan dirinya yang tidak bisa menolak ajakkan Yongguk.
Suasana
disini sangat menyenangkan namun sangat disayangkan Himchan tidak bisa
menikmatinya dengan benar segala keindahan yang ditawarkan, kakinya terasa
pegal. Hampir dua jam berjalan kaki menyusuri jalan-jalan kecil di Praha hingga
akhirnya membawanya ke jembatan ini.
“Bisa kita
duduk sebentar?”
Yongguk
berbalik, dilihatnya Himchan yang tengah duduk di pinggiran jembatan yang lebih
tinggi tanpa adanya pengaman disana. Himchan memberikan pijatan pelan di
kakinya, rasa pegal itu menyerangnya. “Hanya lima menit” sambung Himchan karena
tak ada jawaban dari Yongguk akan permintaannya untuk mereka beristirahat
sejenak.
(u_u)(n_n)
Rasa pegal
dikakinya masih tidak mau hilang, Himchan kini kembali memberikan pijatan ringan
di kakinya. Yongguk yang baru selesai mandi menatap kekasihnya sedang sibuk
memijat kakinya, membuat langkahnya kini menghampiri pria cantik yang sesekali
meringis dengan gerak tangannya memijit kaki lelahnya. Yongguk tau jika Himchan
bukanlah orang yang sering menggerakkan badannya dalam arti Himchan tidak suka
berolahraga, jadi sudah sangat benar jika saat ini kakinya merasa pegal karena
diajaknya menyusuri jalan di Praha.
“Aku bisa
sendiri”
Yongguk
tidak berhenti memberikan pijatan pelan di kaki Himchan, tidak menghiraukan
semburat merah yang muncul di pipi cantik kekasihnya. “Kau manja. Tubuhmu
manja, hanya berjalan saja membuatmu sakit” Himchan menepis tangan Yongguk di
kakinya, “Ne, aku manja. Maaf sudah merepotkanmu, Bang Yongguk” mata mereka
bertemu, tak ada yang memberikan tatapan lembut disana, hanya ada amarah yang
berbeda dari tatapan keduanya pada satu sama lain.
Yongguk
menyambar dengan cepat bibir pink Himchan, menghimpit Himchan pada kepala
tempat tidur, mengunci tubuh pria cantik itu. Himchan tidak merespon ciuman
Yongguk, membiarkan pria tampan yang kini sudah memeluk tubuhnya erat untuk
melumat bibir pink-nya. “Balas ciumanku atau aku akan melakukan yang lebih dari
ini” ucap Yongguk dengan suara beratnya tepat ditelinga Himchan. Kedua mata
Himchan memanas namun sebisa mungkin dia tidak menangis saat ini.
“Apa
hadiahmu kali ini jika kau bisa melakukan yang lebih padaku?”
Lingkaran
tangan posesif Yongguk dipinggang Himchan terlepas, menatap mata marbel
dihadapannya dengan rasa amarah yang seketika muncul memenuhi hatinya. “Kali
ini apa yang akan mereka berikan jika kau bisa tidur denganku?” datar, Himchan
hanya berucap dengan nada yang datar untuk mengatakan hal yang tabu itu. Rahang
mengeras di wajah tampan milik Yongguk terlihat dengan jelas dihadapannya.
Himchan tidak pernah suka orang lain terus menyudutkannya, sekiranya ucapan
Yongguk padanya tadi dinilai jika Yongguk tengah menyudutkannya. Menyebutnya
manja, bagaimana pun Himchan hidup dengan mewah selama ini, jadi tidak mungkin
jika rasa egois itu tidak dimilikinya.
Yongguk
terseyum untuk menanggapi Himchan dan prasangkanya saat ini. Berdiri, Yongguk
meraih jaketnya yang tergeletak di sofa tepat didepan tempat tidur mereka,
berjalan menghampiri pintu. Himchan hanya bisa melihat pergerakkan Yongguk,
hingga tangan Yongguk menggapai kenop pintu kamar mereka.
“Menjauh
dariku” ucap Yongguk dingin sebelum akhirnya keluar dari kamar, dia bahkan
tidak melihat kearah lawan bicaranya, hanya memberikan pungungnya untuk ditatap
nanar oleh Himchan. Tepat ketika Yongguk menutup pintu, saat itu juga air mata
Himchan menetes. Ini bahkan baru satu minggu dari pernyataan cinta Yongguk
padanya dan kini semua yang bahkan belum dimulai sudah harus berakhir.
-Not
chocolate but rollercoaster-
“Ne,
hati-hati Hyung”
Daehyun
hanya menghela nafas pelan lalu menghampiri meja dimana terdapat kekasihnya, Yoo
Youngjae dan Kim Himchan yang sedang sarapan. “Dae, kenapa kau lama sekali?”
tanya Youngjae dengan tatapan penuh selidik pada kekasihnya namun Daehyun lebih
tertarik untuk memandang kearah Himchan yang sedang menyantap sarapan paginya
dengan tenang, tanpa suara. Youngjae melihatnya jika kini Daehyun menatap
Himchan, tatapanya tidak bersahabat. “Baby, wae?” lagi Youngjae tidak
mendapatkan jawaban. Himchan merasa jika kini dirinya sedang ditatap intens
oleh seseorang, mendongakkan kepalanya, meninggalkan sejenak sphagettinya.
“Apa yang
terjadi? Yongguk hyung dibandara, dia bilang akan pulang duluan. Ada apa dengan
kalian?”
Himchan menengguk
air putihnya, mendorong spaghetti
yang masih berputar didalam mulutnya, membantu untuk menelannya lebih cepat.
“Tidak ada. Tidak terjadi apa-apa” Daehyun membuang muka, memandang kearah
lain. Youngjae memberikan usapan halus di lengan Daehyun, menenangkan
kekasihnya karena Youngjae sangat tahu jika kini pria tampan disampingnya
sedang kesal.
(u_u)(n_n)
Youngjae
menghampiri Himchan, menyerahkan selembar kertas pada pria cantik itu. “Ini
tiketmu hyung” Himchan tersenyum kecil menerima tiket pulangnya menuju Seoul.
Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk pulang dengan menaikki penerbangan
terakhir dari Praha menuju Seoul dimalam hari. “Gwaenchana, ini bukan salah
Hyung” Youngjae menepuk pelan bahu Himchan, lalu berjalan menghampiri Daehyun
yang duduk bersebrangan dengan tempat duduk Himchan saat ini.
-Not
chocolate but rollercoaster-
Sebulan berlalu
dari perjalanannya ke Praha, kini musim liburan telah selesai dan sudah saatnya
kembali pada rutinitas kuliah. Himchan dengan rutinitasnya selama kuliah pun
kembali dilakukan dan kini dengan jadwal yang mengharuskannya pulang lebih
malam karena mendapat kelas malam harus dilaluinya. Hampir jam 9, keluar dari
kelas yang menampakkan wajah lega dari para mahasiswa lainnya.
Langkah
lelahnya menghampiri area parkir, masih terdapat beberapa mobil mewah disana
dan salah satunya adalah sebuah mobil yang tidak asing bagi Himchan. Ferari
hitam yang hanya bisa dihuni oleh dua orang. Hadiah kemenangan seorang Bang
Yongguk dari Daehyun akan dirinya.
Entah apa
yang difikirkan Himchan hingga kini dia hanya memandangi mobil itu dari dalam
mobil mewahnya, Lamborghini putih
kesayangannya. Perasaan asing yang menyesakkan dadanya dengan leluasan
menyebar, setidaknya dia pernah duduk disana, di kursi penumpang satu-satunya
dimobil itu bersama dengan pria tampan itu, Bang Yongguk.
(u_u)(n_n)
Langkahnya
sempat terhenti, dilihatnya mobil seseorang yang familiar dimatanya. Pria
tampan itu tak lantas menghampiri mobil mewah berwarna hitam miliknya. Yongguk
hanya berdiri, matanya hanya terfokus pada Lamborghini
putih dihadapannya, menunggu si pemilik akan membawa mobilnya pergi dari sana
namun sudah hampir 20 menit masih tetap sama. Tidak ada pergerakkan.
Kaki
jenjangnya melangkah mendekat, berjalan pelan menghampiri mobil putih itu.
Berusaha melihat dari sisi belakang kegiatan yang dilakukan seseorang yang
duduk dikursi pengemudi itu. Lima menit dan Yongguk tidak melihat pergerakkan
apapun yang akhirnya membuat langkahnya kian mendekat dan dapat dilihatnya
seorang pria cantik dengan mata terpejam. Tertidur didalam mobil.
Yongguk
menghampiri mobilnya, sempat mengarahkan matanya pada mobil putih itu.
Tangannya meraih smarthphone-nya,
menghubungi seseorang.
“Bocah itu
tertidur didalam mobilnya. Ne, terima kasih banyak”
(u_u)(n_n)
“Ne Omma,
aku pulang. Kelasku baru saja selesai. Ne, annyeong”
Himchan
akhirnya menghidupkan mobilnya, keluar dari area parkir kampusnya. Pria tampan
itu kembali menyalakan mesin mobilnya ketika dilihatnya mobil putih itu keluar
dari gerbang besar kampus setelah menghentikan mobilnya disebrang jalan agar
dirinya bisa melihat mobil yang dikendarai seseorang yang dicintainya itu
akhirnya beranjak dari area parkir, merasa lega karena kini pria cantiknya itu
sudah menuju rumahnya.
-Not
chocolate but rollercoaster-
“Belokkan tajam ketika menaiki rollercoaster akan membuatmu
seakan terpelanting. Sakit”
Sibuk dengan
buku tebal yang dibacanya, pria cantik itu seperti tidak menghiraukan suasana
di sekitarnya, hanya fokus pada apa yang sedang dibacanya. Seseorang duduk
dihadapannya tapi Himchan tidak terusik sama sekali, bahkan hanya untuk melihat
siapa yang sekiranya duduk dihadapannya kini sampai orang tersebut mengambil
buku yang ada ditangannya, menutupnya lalu meletakkannya dengan cukup kencang
di atas meja kayu di perpustakaan, membuat beberapa pasang mata yang berada
didekat mereka memandang kesal akan suara ribut buku yang dibanting itu.
Nafas
Himchan seakan berhenti, mata marbelnya menangkap sosok tampan dihadapannya
dengan raut wajah tidak senang. Keduanya hanya saling pandang tanpa ada yang
ingin memulai percakapan, dan jujur saja didalam hati keduanya ada terselip
rasa rindu untuk bisa melihat dari dekat satu sama lain namun keduanya nampak
menutupinya, terlebih Yongguk yang sangat baik menutupi hal itu.
“Menjauh
dariku. Sudah cukup jelas bukan” ucap Yongguk ketika Himchan kalah dan beralih
memandang kearah lain. “A-aku tau” saut Himchan mencoba kembali meraih buku
yang tadi menemani waktunya di perpustakaan sebelum Yongguk menghampirinya.
Tangannya terhenti untuk meraih buku ketika Yongguk dengan cepat kembali
menjauhkan buku itu dari jangkauannya. “Jika kau mengerti, berhenti
memperhatikanku. Aku risih” Himchan hanya bisa menatap Yongguk yang mulai berjalan
menjauh dari sudut perpustakaan tempat dirinya mengasingkan diri. Punggung
bidang itu semakin menjauh, menorehkan rasa sakit yang menyebar di hatinya.
“Aku
mencintaimu bodoh”
-TBC-
**Please Do not Copy paste Or Re-upload this story**
Bang Yongguk, kau mau dihajar rupanya... kalau cinta bilang donk, grrrr...
ReplyDeleteJelas aja my prince salah sangka... dibilang hadiah melulu, emangnya barang.
Daehyun sama Yongjae sama aja, kagak nyadar apa, dijadiin taruhan kan ga enak rasanya. Sakit tuh disini #tunjuk dada sendiri...
Pukpuk my Prince... Himchan oppa yang sabar ya... tapi Yongguk harus dibuat diberi pelajaran dulu... grrr... author tolong hajar Yongguk, jeballll....
Mian author, kebawa suasana... hehehe.
DItunggu lanjutannya. Fighting... (jangan lama-lama ya)