My Menu

Jan 4, 2015

[Sequel] Not Chocolate but Rollescoster - Part 1




Author : Julz
Main cast : Bang Yongguk & Kim Himchan (BANGHIM)
Support cast : Jung Daehyun & Yoo Youngjae (DAEJAE)
Gendre  : Romance - Hurt– Yaoi (Boy love / Boy X Boy)
Lenght : Chapter
Rate : T
Disclameir : The story and plot it’s mine, out from my little brain

WARNING:
No Bash!
Just leave if you don’t like the gendre or the pairing
Typo’s normal

Not Chocolate but Rollercoster
(sequel)





“Seakan melayang ketika dengan cepat rollercoster menukik turun, jatung dan nafasmu, tercekat”




Himchan tidak tau apa yang membuatnya kini berada disini, ditempatnya saat ini. Duduk di sebuah tempat tidur di hotel yang letaknya mungkin ratusan mil dari negara asalnya, Korea Selatan.

Praha, Ibukota negara Republik Ceko. Keseluruhan kota yang penuh akan unsur seni-nya ini menjadi pusat pariwisata di belahan dunia eropa. Memanjakan mata dengan sangat baik hingga berujung dengan kebahagiaan direlung hati.


Pria berambut cepak terbaring dengan mata terpejam disebelah Himchan, sekali lagi bertanya pada dirinya mengapa dengan cepat dia mengaggukkan kepala akan ajakkan pria tampan itu, Bang Yongguk.

Saat ini memang masa liburan dan sebenarnya Himchan sudah berencana untuk terbang ke New York menghabiskan liburannya disana namun disinilah dia sekarang, terdampar di Praha bersama pria tampan bernama Bang Yongguk. Kekasihnya.


"Euungh ,,"


"Jam berapa?"


"9 ,,"


Yongguk bergelung malas didalam selimutnya, membuat tubuh atasnya yang tidak mengenakan pakaian terekspos. Dari sudut matanya Himchan masih bisa melihat pahatan sempurna di bagian perut Yongguk yang kini malah meloloskan seluruh tubuhnya dari balutan selimut.



"Kau pesan sarapan saja, aku mau mandi"

Himchan tidak menjawab, sebisa mungkin mengatur nafasnya yang tiba-tiba terasa berat akibat pertunjukkan Yongguk satu menit yang lalu dan ketika Yongguk menutup pintu kamar mandi Himchan barulah menghela nafas yang tanpa sadar tertahan.




(u_u)(n_n)




Berdiri di depan lift, brosur ditangan yang kini tengah dibaca hanya pelarian kecil Himchan untuk membunuh moment sepi diantara dirinya dan Yongguk hingga kedua orang itu kembali hadir diantara mereka, Daehyun dan Youngjae.


"Hari ini kalian akan kemana Hyung?"


" Praha castile "


Dalam hati Himchan mengutuk Yongguk untuk menampilkan gummy smile sempurnanya saat ini, pipinya yang bersemu merah tak dapat Himchan hindarkan.




TING




Pintu lift terbuka, keempat orang itu masuk dengan patuh kedalam ruangan persegi empat yang akan membawa mereka ke lantai dasar hotel.



"Hyung, kau sudah melihat halaman yang sama hampir 10 menit"


Brosur itu lenyap dari hadapannya, Himchan menariknya untuk dibawa kebelakang tubuhnya. Tertangkap basah akan kegugupan yang dia rasakan. Pria manis itu tersenyum hangat pada Himchan. "Aku senang Hyung mau ikut bersama kami", Himchan tersenyum ramah pada Youngjae, pria manis yang jadi juniornya di kampus dan juga orang yang menjadikannya taruhan.


Seseorang dari dua pria yang berdiri disamping mereka melirik untuk bisa mengabadikan senyuman manis Himchan.


'You're my beautiful gift'



TING



Pintu lift terbuka, Youngjae dan Himchan keluar terlebih dahulu, mendahului Daehyun dan Yongguk. "Hyung, kau ,, belum melakukannya?" tanya Daehyun karena tidak ada keganjilan dari cara Himchan berjalan. Himchan mendengar ucapan Daehyun dengan sangat jelas, jarak yang hanya tiga langkah membuat telinganya menangkap pembicaraan itu. "Kita seminggu disini, masih banyak waktu Daehyunaa ,,"




GLUP



(u_u)(n_n)





Kastil besar layaknya dalam cerita dongeng kini memanjakan mata. Praha castile yang akan terlihat berwarna keemasan dimalam hari ini adalah salah satu dari kastil-kastil terbesar di dunia yang memiliki panjang 570M dan lebar rata-rata 130M. Himchan tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang terkagum akan kemegahan dan keindahan bangunan klasik dihadapannya, tidak heran jika Praha castile ini menjadi salah satu pemberhentian wisata favorite di Praha.




“Lebih bagus dari New York kan?”



Uups. Himchan lupa jika kini tepat disampingnya tengah berdiri seorang pria tampan, seseorang yang berstatus sebagai kekasihnya. “Aaaah ,,, akhirnya. Welcome to Praha” Himchan memperhatikan dengan hikmat punggung bidang pria yang berjalan didepannya. Sosok yang dicintainya diam-diam selama dua tahun,  seseorang yang membuatnya terjerat rasa penasaran. 

Bang Yongguk untuknya adalah sosok misterius, yah sekiranya itu bagi Himchan yang seorang anak Chaebol yang tidak begitu suka membaur. Tunggu, bukankan anak-anak yang menuntut ilmu di kampusnya itu memang anak-anak orang kaya yang akan jadi penerus kerajaan bisnis orang tua mereka, jadi Yongguk adalah salah satu dari mereka? Lalu untuk apa dia bertaruh untuk mendapatkan sebuah mobil yang bisa jadi akan sangat mudah dimilikinya?. Sekiranya nanti Himchan akan menanyakan hal tersebut karena itu bersangkutan dengan dirinya dan status mereka saat ini, tentu saja itu jika Himchan berani mempertanyakannya.


“Mau sampai kapan kau berdiri di sana?”

Marbel indah itu mengedip, tersadar akan lamunanya dari pria yang kini mengulurkan tangan padanya. Bukannya menyambut uluran tangan itu, Himchan malah menundukkan kepalanya malu. Tidak ingin membuang waktunya percuma, Yongguk berjalan menghampiri pria cantik yang menundukkan kepalanya. Menggenggam tangan putih itu untuk mengiringi langkahnya masuk menuju Praha castile, “Pegang tanganku dan jangan sampai terlepas kalau kau tidak mau tersesat” Himchan berdecak pelan, ucapan Yongguk barusan seakan meremehkannya, membuatnya terlihat selayaknya anak kecil yang akan tersesat jika terpisah dengan sang ibu.

“Jika tersesat aku akan pulang ke hotel”

“Bagus kalau begitu. Tapi apa kau ingat nama hotel tempat kita menginap?”


Oops



Yongguk menahan tawanya, sebisa mungkin tidak terbahak-bahak saat ini ketika dilihatnya marbel indah kesukaannya membesar kaget. Sudah dipastikan jika kekasihnya ini lupa atau bahkan tidak tau nama hotel tempat mereka menginap dan dibandingkan tertawa kini Yongguk lebih memilih untuk meletakkan tangannya satu lagi diatas tangan Himchan yang digenggamnya, “Jangan terlepas, ok” Himchan mengangguk pelan tanda patuh akan perintah Yongguk. 





‘Kim Himchan berhenti menggodaku dengan tingkah menggemaskanmu itu’



(u_u)(n_n)



Tangan putih itu meremas erat baju bagian belakang pria tampan yang sibuk dengan kameranya, Himchan berinisiatif melepaskan genggaman tangan Yongguk dan memilih meremas bagian belakang baju sang kekasih untuk membiarkan Yongguk leluasa memotret keindahan yang ada di Praha castile ini. Sudah seperti anak kecil yang permintaannya tidak terpenuhi Himchan terus meremas bagian belakang baju Yongguk, mengikuti kemana langkah Yongguk berjalan hingga sudah dipastikan bagian yang diremasnya kini pasti telah kusut.

Sebuah kotak bening yang melindungi mahkota menarik perhatian Himchan, kakinya melangkah untuk menghampiri mahkota kerajaan Bohemia yang terdapat di Praha castile ini. Marbel indahnya berbinar kagum untuk menikmati keindahan mahkota itu. Yongguk menyebar pandang saat tidak dirasanya remasan di bagian belakang bajunya dan dia menemukannya. Kekasihnya sedang berdiri dihadapan kotak kaca yang membingkai mahkota, cantik.

1


2


3

Gummy smile diwajah tampannya terbingkai indah saat melihat hasil jepretannya akan objek foto terbaiknya hari ini dan mungkin saja yang akan menjadi objek terindahnya selama di Praha, Kim Himchan. 


“Aku bilang untuk tidak terlepas bukan?” senyum diwajahnya hilang seketika, pria tampan yang menghampirinya menunjukkan ekspresi tidak senang. “Mian, aku hanya ingin melihat ini. Lagi pula tidak jauh dari posisimu tadi”. Kini sebisa mungkin Yongguk tidak melumat bibir pink yang tengah mengerucut kecil, yah memang kecil tapi tetap saja memberikan efek nyata pada pria cantik itu. Kim Himchan terlihat sangat menggemaskan saat ini dan bodohnya Yongguk masih saja merasa kaget akan hal ini padahal dirinya sudah berulang kali melihatnya dalam kegiatannya mengamati Himchan, sang Prince di kampus mereka. Kim Himchan yang dikenal sangat cantik, baik hati meski semua itu kadang tertutupi akan dirinya yang tidak bisa membaur dan membuat sosoknya terlihat sombong.



“Aku hanya tidak ingin kau hilang”

Kepalanya terangkat, menatap pria tampan yang lagi-lagi mengulurkan tangan padanya. Bolehkah Himchan merasa jika Yongguk tidak ingin kehilangannya, menyimpulkan kata-kata Yongguk itu sebagai pengakuannya jika pria tampan itu tidak ingin kehilangan Himchan, bolehkah?.

“Mian” Himchan menerima uluran tangan pria berkulit tan itu, kembali dalam genggaman hangat tangan kekasihnya. Kini kembali Himchan meremas bagian belakang baju Yongguk, mengikuti langkah pria tampan itu mengelilingi bagian-bagian dari Praha castile sambil sesekali membuat decakkan kagum terlepas dari bibir Himchan. 

“Kenapa?” tanya Yongguk dengan melepas genggamannya pada kamera, membiarkannya bergelantung bebas di leher kokohnya ketika Himchan menarik bajunya hingga membuatnya berbalik badan. “Kita kesana. A-aku penasaran dengan bagian disana” Himchan menunjuk sebuah ruangan besar lainnya, berusaha mengalihkan Yongguk untuk tidak melanjutkan langkahnya. Yongguk dapat melihat pipi Himchan bersemu lalu dia menenggokkan kepalanya kebelakang dan sekiranya mengetahui alasan Himchan bersemu dan mengalihkan dirinya. Sepasang kekasih di depan sana sedang berciuman mesra dan Yongguk yakin jika itu yang membuat pipi Himchan bersemu cantik saat ini.



“Aku bukan type pria yang suka bermesraan di tempat umum jadi kau tenang saja. Aku tidak akan melakukannya” 

Lalu apa yang kau lakukan waktu itu di rooftop Bang Yongguk?”

“Yang di rooftop itu berbeda, lagi pula Daehyun dan Youngjae tidak melihatnya. Mereka sampai saat aku memelukmu” aku Yongguk yang seakan mengetahui isi kepala Himchan saat ini.

Himchan hanya bisa menundukkan kepalanya semakin dalam mendengar penjelasan Yongguk. Debaran jantungnya menjadi sangat cepat, sepotong coklat yang waktu itu dirasakannya seakan menyeruak kembali. Terasa sangat nyata didalam mulutnya, melebur manis.

“Apa kau tidak lelah terus-terusan menundukkan kepala?”

“Ne, lelah. Sangat lelah, hampir dua jam ini aku sangat lelah mengekor dibelakangmu”

Yongguk sedikit terkejut mendengar keluhan Himchan yang terucap dengan nada kesal atau mungkin marah padanya. Himchan melepaskan remasannya dari bagian belakang baju Yongguk (lagi), berbalik untuk berjalan meninggalkannya.





GREP




CUP




Mata marbel Himchan melebar sempurna, ciuman kilat dari pria tampan ini sekiranya menghentikan kerja jantungnya dalam sepersekian detik. Yongguk meski sebentar melayangkan ciumannya pada bibir Himchan, dia sempat menyapukan lidahnya di permuakaan bibir Himchan.



“Hanya aku yang boleh marah disini. Kau hadiahku, kau ingat?”
Hatinya remuk, ucapan Yongguk menghantam keras hati Himchan. Hadiah, lagi-lagi pria tampan itu mengibaratkan dirinya sebagai barang. Tidakkah Himchan lebih berharga dari sebuah barang bagi seorang Bang Yongguk. Himchan kembali tersadar jika,




Yongguk tidak memberikannya coklat





Melainkan membawanya menaiki rollercoaster




(u_u)(n_n)




Musim liburan membuat jalan-jalan di Praha kini di penuhi oleh para turis untuk berjalan-jalan menikmati keindahan kota di waktu malam dan banyak pula yang tengah bersantai pada jejeran café-café yang terdapat dipinggiran kota Praha seperti yang tengah dilakukan keempat orang turis asal Korea ini. Keempatnya terlihat santai dengan balutan pakaian yang mereka kenakan saat ini namun jangan salah, meski terlihat simple harga pakaian mereka saat ini mungkin bisa jadi modal untuk menghabiskan liburan 3-4 hari di Praha.

Sepotong kue medovnik kini tersaji dihadapan mereka. Kue berwarna coklat  bertekstur renyah di atasnya dengan banyak lapisan berisi madu, susu dan krim yang merupakan dessert andalan café Savoy yang tengah keempat pemuda itu kunjungi. Tiga orang yang tengah duduk bersama itu terlihat asik berbincang akan kegiatan yang mereka lakukan hari ini, bahkan Daehyun beberapa kali tertawa renyah. Berbanding terbalik dengan seorang pria cantik yang juga duduk bersama mereka, dia hanya sibuk menghabiskan sepotong kue medovnik miliknya lalu sibuk memadangi layar ponselnya.

Pria tampan yang duduk tepat disamping kanannya melihat semua gelagat pria cantik itu dari sudut matanya, dengusan kesal tercipta pelan dari bibirnya. Tangan itu bergerak dengan cepat, mengambil paksa ponsel yang tengah sibuk disentuh layarnya oleh sang pemilik, Kim Himchan. Dimasukkannya kedalam saku kemeja hitam yang tengah digunakannya saat ini, Himchan hanya bisa tertunduk. Dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya pada sikap seenaknya Yongguk karena seperti ucapannya tadi siang. Himchan, dirinya adalah sebuah hadiah milik Yongguk dan tidak berhak untuk marah pada sang pemilik, tetapi kenapa Himchan harus menjadi hadiah untuk orang itu, untuk Bang Yongguk.



SRET



Kepala yang hampir tertunduk itu kembali mendongak, menatap wajah tampan disampingnya yang masih sibuk dengan segala cerita menariknya akan Praha castile pada kedua temannya. Himchan kemudian menatap tangan kanannya yang digenggam oleh Yongguk dibawah meja mereka, bahkan Yongguk meletakkan tangan mereka yang bertautan itu dipaha kirinya. 

Youngjae tersenyum manis, dia melihat itu. Yongguk menggenggam tangan Himchan dipahanya. Meja mereka yang terbuat dari kaca  akan menampakkan itu dengan sangat jelas, pria manis itu mengalihkan pandangannya pada pria cantik yang duduk tepat dihadapannya, bersemu manis tanpa suara. Youngjae memeluk lengan Daehyun, tersenyum manis menanggapi cerita sang kekasih akan wisata mereka di Charles bridge hari ini yang dihadiahi usapan lembut Daehyun dipucuk kepalanya, Daehyun bahkan dengan santai melayangkan kecupannya di pipi chubby sang kekasih. Lagi membuat Himchan kembali bersemu, menampakkan lebih jelas semburat merah di pipi putihnya.




-Not chocolate but rollercoaster-





Kaca menjulang tinggi sebagai pengganti susunan tembok untuk menjadi pemisah restoran dari taman cantik berisikan berbagai macam tumbuhan. Himchan duduk tepat di samping kaca, matanya memandang nyaman pada taman itu sambil sesekali tangannya menggapai secangkir kopi yang menjadi teman sarapannya pagi ini.

Himchan tentu saja sudah meninggalkan note yang berisikan jika dirinya sedang sarapan di restoran hotel untuk Yongguk karena Himchan meninggalkan pria tampannya itu di kamar mereka, masih tertidur pulas. 

“Boleh aku menemanimu?” Himchan mengangguk pelan, senyum tidak lupa dia berikan pada Youngjae yang kini telah nyaman duduk dihadapannya. Sesuatu menarik perhatian Himchan saat ini dari Youngjae, sisi sebelah kanan leher Youngjae terdapat sesuatu berwana merah samar.

“Maaf, aku buru-buru turun jadi asal mengambil baju” ucap Youngjae yang tau arah mata Himchan memandang, terasa malu untuk Himchan harus melihat hasil ukiran bibir Daehyun di leher putihnya itu namun Youngjae terkesima karena Himchan kini malah menanggalkan jaketnya yang memiliki leher tinggi itu, memberikannya untuk dia gunakan. “Aku yakin Daehyun pasti tidak senang jika orang-orang memperhatikanmu karena hal itu” lengkungan senyum dibibir Himchan seakan menghipnotis Youngjae untuk ikut tersenyum, menerima dengan senang hati niat baik Himchan. “Gomawo Hyung”.

Dengan cepat Youngjae menularkan rasa akrab diantara mereka, membicarakan banyak hal bersama Himchan, membuat Himchan mengerti jika memang layak Youngjae menjadi salah satu mahasiswa terpintar diangkatannya. Yah, setidaknya meski Himchan agak sulit berbaur, dia masih mengetahui berita-berita yang beredar di kampus tempatnya menimba ilmu. Seperti mengetahui jika Yoo Youngjae dengan otak pintarnya ini adalah anak bungsu yang paling dimanjakan oleh sang ayah, yang adalah seorang pemilik perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan.



“Bagaimana dengan kalian?”

“Ne?”

“Hyung dan Yongguk hyung. Bagaimana dengan hubungan kalian?”

Entah Himchan harus menjawab apa untuk pertanyaan Youngjae, haruskah dia bilang jika “Yongguk hanya menganggapku sebuah hadiah. Barang dan bukan kekasihnya” akan sangat miris jika itu harus diucapkannya, bukan karena dia tidak mau orang tau, hanya saja mengucapkannya terasa sangat menyakitkan untuknya. Himchan hanya tersenyum tanpa kata yang bisa Youngjae terima sebagai jawaban.





“Jika cinta itu coklat maka kau akan temukan sesuatu ketika memakannya. Almond, kismis atau yang lainnya bisa saja kau temukan dalam gigitan coklat yang tengah menyeruakkan rasa manis di dalam mulut. Karena coklat memiliki varian rasa yang berbeda. Cinta itu memiliki banyak varian rasa, layaknya coklat”





“Yongguk hyung. Dia tidak pernah mencintai seseorang seperti ini,




Baginya kau berbeda. Kau special Hyung”

Himchan menghentikan kegiatannya menyesap kopi hitam di cangkirnya. Special? Apa definisi special yang Youngjae utarakan disini, Himchan sangat ingin mengetahuinya karena baginya ucapan Youngjae sangat jauh berbeda dengan apa yang dirasakannya. Bagi pria tampan itu, Kim Himchan hanya hadiah yang sesungguhnya membuatnya bingung. Siapa yang menjadikannya hadiah untuk seorang Bang Yongguk?



(u_u)(n_n)



Charles bridge, beberapa pelukis jalanan terlihat sibuk menorehkan ujung mata pensilnya diatas kanvas mereka. Mereplika-kan pahatan wajah dari para turis yang meminta jasa tangan lihai mereka untuk melukis, menjadi buah tangan yang bagus sebagai pertanda pernah bertandang ke kota yang penuh romansa seperti Praha. 

Tidak hanya Paris, masih ada beberapa kota lain yang menjadi kota yang bisa menampakkan aura romantis. Praha juga memiliki itu, bangunan-bangunan yang penuh akan sentuhan seni, belum lagi dengan segala pilihan kesenian lain yang memenuhi Praha membuatnya tidak bisa hilang dari kesan romantis. 

Hari ini di Charles bridge, Himchan tidak lagi meremas bagian belakang baju Yongguk. Berjalan beberapa langkah dibelakang Yongguk, mengikuti langkah jenjang kaki pria tampan yang hari ini pun masih sibuk membingkai indah pemadangan Praha dengan kameranya. Himchan mungkin akan lebih memilih tidur di kasur empuk hotel dari pada berjalan selayaknya orang bodoh, mengikuti Yongguk saat ini. Tetapi sekali lagi Himchan harus merasa bingung akan dirinya yang tidak bisa menolak ajakkan Yongguk. 

Suasana disini sangat menyenangkan namun sangat disayangkan Himchan tidak bisa menikmatinya dengan benar segala keindahan yang ditawarkan, kakinya terasa pegal. Hampir dua jam berjalan kaki menyusuri jalan-jalan kecil di Praha hingga akhirnya membawanya ke jembatan ini. 



“Bisa kita duduk sebentar?”


Yongguk berbalik, dilihatnya Himchan yang tengah duduk di pinggiran jembatan yang lebih tinggi tanpa adanya pengaman disana. Himchan memberikan pijatan pelan di kakinya, rasa pegal itu menyerangnya. “Hanya lima menit” sambung Himchan karena tak ada jawaban dari Yongguk akan permintaannya untuk mereka beristirahat sejenak.



(u_u)(n_n)



Rasa pegal dikakinya masih tidak mau hilang, Himchan kini kembali memberikan pijatan ringan di kakinya. Yongguk yang baru selesai mandi menatap kekasihnya sedang sibuk memijat kakinya, membuat langkahnya kini menghampiri pria cantik yang sesekali meringis dengan gerak tangannya memijit kaki lelahnya. Yongguk tau jika Himchan bukanlah orang yang sering menggerakkan badannya dalam arti Himchan tidak suka berolahraga, jadi sudah sangat benar jika saat ini kakinya merasa pegal karena diajaknya menyusuri jalan di Praha.




“Aku bisa sendiri”

Yongguk tidak berhenti memberikan pijatan pelan di kaki Himchan, tidak menghiraukan semburat merah yang muncul di pipi cantik kekasihnya. “Kau manja. Tubuhmu manja, hanya berjalan saja membuatmu sakit” Himchan menepis tangan Yongguk di kakinya, “Ne, aku manja. Maaf sudah merepotkanmu, Bang Yongguk” mata mereka bertemu, tak ada yang memberikan tatapan lembut disana, hanya ada amarah yang berbeda dari tatapan keduanya pada satu sama lain.
Yongguk menyambar dengan cepat bibir pink Himchan, menghimpit Himchan pada kepala tempat tidur, mengunci tubuh pria cantik itu. Himchan tidak merespon ciuman Yongguk, membiarkan pria tampan yang kini sudah memeluk tubuhnya erat untuk melumat bibir pink-nya. “Balas ciumanku atau aku akan melakukan yang lebih dari ini” ucap Yongguk dengan suara beratnya tepat ditelinga Himchan. Kedua mata Himchan memanas namun sebisa mungkin dia tidak menangis saat ini.




“Apa hadiahmu kali ini jika kau bisa melakukan yang lebih padaku?”

Lingkaran tangan posesif Yongguk dipinggang Himchan terlepas, menatap mata marbel dihadapannya dengan rasa amarah yang seketika muncul memenuhi hatinya. “Kali ini apa yang akan mereka berikan jika kau bisa tidur denganku?” datar, Himchan hanya berucap dengan nada yang datar untuk mengatakan hal yang tabu itu. Rahang mengeras di wajah tampan milik Yongguk terlihat dengan jelas dihadapannya. Himchan tidak pernah suka orang lain terus menyudutkannya, sekiranya ucapan Yongguk padanya tadi dinilai jika Yongguk tengah menyudutkannya. Menyebutnya manja, bagaimana pun Himchan hidup dengan mewah selama ini, jadi tidak mungkin jika rasa egois itu tidak dimilikinya.

Yongguk terseyum untuk menanggapi Himchan dan prasangkanya saat ini. Berdiri, Yongguk meraih jaketnya yang tergeletak di sofa tepat didepan tempat tidur mereka, berjalan menghampiri pintu. Himchan hanya bisa melihat pergerakkan Yongguk, hingga tangan Yongguk menggapai kenop pintu kamar mereka.

“Menjauh dariku” ucap Yongguk dingin sebelum akhirnya keluar dari kamar, dia bahkan tidak melihat kearah lawan bicaranya, hanya memberikan pungungnya untuk ditatap nanar oleh Himchan. Tepat ketika Yongguk menutup pintu, saat itu juga air mata Himchan menetes. Ini bahkan baru satu minggu dari pernyataan cinta Yongguk padanya dan kini semua yang bahkan belum dimulai sudah harus berakhir. 




-Not chocolate but rollercoaster-




“Ne, hati-hati Hyung”


Daehyun hanya menghela nafas pelan lalu menghampiri meja dimana terdapat kekasihnya, Yoo Youngjae dan Kim Himchan yang sedang sarapan. “Dae, kenapa kau lama sekali?” tanya Youngjae dengan tatapan penuh selidik pada kekasihnya namun Daehyun lebih tertarik untuk memandang kearah Himchan yang sedang menyantap sarapan paginya dengan tenang, tanpa suara. Youngjae melihatnya jika kini Daehyun menatap Himchan, tatapanya tidak bersahabat. “Baby, wae?” lagi Youngjae tidak mendapatkan jawaban. Himchan merasa jika kini dirinya sedang ditatap intens oleh seseorang, mendongakkan kepalanya, meninggalkan sejenak sphagettinya. 

“Apa yang terjadi? Yongguk hyung dibandara, dia bilang akan pulang duluan. Ada apa dengan kalian?”

Himchan menengguk air putihnya, mendorong spaghetti yang masih berputar didalam mulutnya, membantu untuk menelannya lebih cepat. “Tidak ada. Tidak terjadi apa-apa” Daehyun membuang muka, memandang kearah lain. Youngjae memberikan usapan halus di lengan Daehyun, menenangkan kekasihnya karena Youngjae sangat tahu jika kini pria tampan disampingnya sedang kesal.



(u_u)(n_n)



Youngjae menghampiri Himchan, menyerahkan selembar kertas pada pria cantik itu. “Ini tiketmu hyung” Himchan tersenyum kecil menerima tiket pulangnya menuju Seoul. Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk pulang dengan menaikki penerbangan terakhir dari Praha menuju Seoul dimalam hari. “Gwaenchana, ini bukan salah Hyung” Youngjae menepuk pelan bahu Himchan, lalu berjalan menghampiri Daehyun yang duduk bersebrangan dengan tempat duduk Himchan saat ini.




-Not chocolate but rollercoaster-




Sebulan berlalu dari perjalanannya ke Praha, kini musim liburan telah selesai dan sudah saatnya kembali pada rutinitas kuliah. Himchan dengan rutinitasnya selama kuliah pun kembali dilakukan dan kini dengan jadwal yang mengharuskannya pulang lebih malam karena mendapat kelas malam harus dilaluinya. Hampir jam 9, keluar dari kelas yang menampakkan wajah lega dari para mahasiswa lainnya.

Langkah lelahnya menghampiri area parkir, masih terdapat beberapa mobil mewah disana dan salah satunya adalah sebuah mobil yang tidak asing bagi Himchan. Ferari hitam yang hanya bisa dihuni oleh dua orang. Hadiah kemenangan seorang Bang Yongguk dari Daehyun akan dirinya.

Entah apa yang difikirkan Himchan hingga kini dia hanya memandangi mobil itu dari dalam mobil mewahnya, Lamborghini putih kesayangannya. Perasaan asing yang menyesakkan dadanya dengan leluasan menyebar, setidaknya dia pernah duduk disana, di kursi penumpang satu-satunya dimobil itu bersama dengan pria tampan itu, Bang Yongguk.



(u_u)(n_n)



Langkahnya sempat terhenti, dilihatnya mobil seseorang yang familiar dimatanya. Pria tampan itu tak lantas menghampiri mobil mewah berwarna hitam miliknya. Yongguk hanya berdiri, matanya hanya terfokus pada Lamborghini putih dihadapannya, menunggu si pemilik akan membawa mobilnya pergi dari sana namun sudah hampir 20 menit masih tetap sama. Tidak ada pergerakkan.

Kaki jenjangnya melangkah mendekat, berjalan pelan menghampiri mobil putih itu. Berusaha melihat dari sisi belakang kegiatan yang dilakukan seseorang yang duduk dikursi pengemudi itu. Lima menit dan Yongguk tidak melihat pergerakkan apapun yang akhirnya membuat langkahnya kian mendekat dan dapat dilihatnya seorang pria cantik dengan mata terpejam. Tertidur didalam mobil.

Yongguk menghampiri mobilnya, sempat mengarahkan matanya pada mobil putih itu. Tangannya meraih smarthphone-nya, menghubungi seseorang.
“Bocah itu tertidur didalam mobilnya. Ne, terima kasih banyak”




(u_u)(n_n)




“Ne Omma, aku pulang. Kelasku baru saja selesai. Ne, annyeong”
Himchan akhirnya menghidupkan mobilnya, keluar dari area parkir kampusnya. Pria tampan itu kembali menyalakan mesin mobilnya ketika dilihatnya mobil putih itu keluar dari gerbang besar kampus setelah menghentikan mobilnya disebrang jalan agar dirinya bisa melihat mobil yang dikendarai seseorang yang dicintainya itu akhirnya beranjak dari area parkir, merasa lega karena kini pria cantiknya itu sudah menuju rumahnya.





-Not chocolate but rollercoaster-





“Belokkan tajam ketika menaiki rollercoaster akan membuatmu seakan terpelanting. Sakit”





Sibuk dengan buku tebal yang dibacanya, pria cantik itu seperti tidak menghiraukan suasana di sekitarnya, hanya fokus pada apa yang sedang dibacanya. Seseorang duduk dihadapannya tapi Himchan tidak terusik sama sekali, bahkan hanya untuk melihat siapa yang sekiranya duduk dihadapannya kini sampai orang tersebut mengambil buku yang ada ditangannya, menutupnya lalu meletakkannya dengan cukup kencang di atas meja kayu di perpustakaan, membuat beberapa pasang mata yang berada didekat mereka memandang kesal akan suara ribut buku yang dibanting itu.

Nafas Himchan seakan berhenti, mata marbelnya menangkap sosok tampan dihadapannya dengan raut wajah tidak senang. Keduanya hanya saling pandang tanpa ada yang ingin memulai percakapan, dan jujur saja didalam hati keduanya ada terselip rasa rindu untuk bisa melihat dari dekat satu sama lain namun keduanya nampak menutupinya, terlebih Yongguk yang sangat baik menutupi hal itu.

“Menjauh dariku. Sudah cukup jelas bukan” ucap Yongguk ketika Himchan kalah dan beralih memandang kearah lain. “A-aku tau” saut Himchan mencoba kembali meraih buku yang tadi menemani waktunya di perpustakaan sebelum Yongguk menghampirinya. Tangannya terhenti untuk meraih buku ketika Yongguk dengan cepat kembali menjauhkan buku itu dari jangkauannya. “Jika kau mengerti, berhenti memperhatikanku. Aku risih” Himchan hanya bisa menatap Yongguk yang mulai berjalan menjauh dari sudut perpustakaan tempat dirinya mengasingkan diri. Punggung bidang itu semakin menjauh, menorehkan rasa sakit yang menyebar di hatinya.







“Aku mencintaimu bodoh”







-TBC-


**Please Do not Copy paste Or Re-upload this story**

1 comment:

  1. Bang Yongguk, kau mau dihajar rupanya... kalau cinta bilang donk, grrrr...
    Jelas aja my prince salah sangka... dibilang hadiah melulu, emangnya barang.

    Daehyun sama Yongjae sama aja, kagak nyadar apa, dijadiin taruhan kan ga enak rasanya. Sakit tuh disini #tunjuk dada sendiri...

    Pukpuk my Prince... Himchan oppa yang sabar ya... tapi Yongguk harus dibuat diberi pelajaran dulu... grrr... author tolong hajar Yongguk, jeballll....

    Mian author, kebawa suasana... hehehe.
    DItunggu lanjutannya. Fighting... (jangan lama-lama ya)

    ReplyDelete