Author : Julz
Cast :
Eunhyuk (Super Junior) - Kim young hyun (OC)
Aku
sibuk dengan leptop mencari bahan untuk tugas kuliah yang sangat banyak,
entahlah aku bingung padahal ini adalah masa-masa sibuk ku sebagai mahasiswa
tingkat akhir yang sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas akhir ku
untuk lulus tetapi rasanya intensitas dosen untuk memberikan tugas berat masih
saja sama seperti semester lain.
Dari
kejauhan aku mendengar pembicaraan bebeapa orang membahas seseorang yang aku
sangat tau siapa itu, seketika semua kesedihan yang pernah dan bahkan masih aku
rasakan menguap, ingatan ku tentangnya menyeruak dengan mudahnya. “ Aku dengar
Eunhyuk oppa sudah kembali ke korea “ aku mengepal erat tangan ku mendengar
namanya dengan lantang di sebut wanita itu dan setitik rasa perih itu menyebar
dengan cepat ke seluruh bagian hatiku.
“ Sudahlah oppa aku yakin ini hanya rasa
sesaat mu dan yang terpenting aku tidak merasakan yang sama pada mu, mianhae “ penolakan yang sangat bodoh memang tapi itulah
yang aku lakukan 2 tahun yang lalu sebelum keberangkatannya ke Amerika untuk
menggapai mimpinya, mengasah bakatnya dalam menari di salah satu kampus seni
yang ada di sana. Jujur itu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan,
menutupi rasa yang sudah aku miliki untuknya sejaka lama dan malah saat yang
paling aku harapkan muncul, saat di mana dia menyatakan perasaannya malah
kata-kata bodoh itu yang terucap olehku.
Mungkin
memang bodoh dan aku menyesalinya waktu itu tapi itu hal yang benar untuk ku
lakukan demi menjaga dirinya. Dia terlalu bersinar untuk orang seperti aku,
terlalu disayangkan apabila cahayanya redup hanya karna akulah yang ada
disampingnya, aku bukan orang yang pantas untuknya, bukan orang yang bisa dijadikan
kebanggan untuknya. Aku tau ini bodoh tapi ini caraku menjaga orang yang aku
sayangi.
-My Birthday Gift-
Aku
berdiri di depan sebuah café yang menyediakan berbagai pilihan rasa kopi, dulu
aku sering berpapasan dengannya di depan café ini dan beberapa kali juga kami
pernah bersama datang untuk meminum kopi di sini. Aku baru saja akan berjalan
melewati café ini saat melihat sosok yang 2 tahun ini aku rindukan keluar dari
café dengan satu cup kopi digenggamannya. Aku melihat ekspresi wajah kaget yang
sama dengan yang ada padaku diwajahnya, haruskah aku menyapanya terlebih dulu?.
“
Youngiee “ ya begitulah dia memanggil ku dari dulu, dia lebih suka memanggil ku
dengan nama tengah ku di banding dengan nama belakang ku. Entah karena gugup
atau memang tidak tau harus bagaimana, tanpa komando kaki ku melangkah
melewatinya tanpa berucap apapun. Degupan jantung ku masih tidak beraturan
walau aku sudah berada jauh dari café. “ Kenapa aku tidak bisa membalas
sapaannya? “ benar-benar bodoh hanya untuk menyauti sapaannya saja aku tidak
bisa, dia pasti membenci ku.
-My Birthday Gift-
Perasaan
yang berkecamuk di hati sangat tidak nyaman terlebih pertemuan singkat ku
dengannya beberapa hari lalu membuat perasaan ini semakin menjadi. Huuuh,
kenapa kau pulang secepat ini oppa, aku bahkan belum bisa menghilangkan mu dari
hati ku, harusnya beri aku waktu sedikit lagi untuk bisa menghilangkan perasaan
ini. Sesekali aku membenarkan posisi kaca mata ku dan kembali berkutat dengan
materi-materi tugas akhir yang akan menjadi penentu kehidupan pendidikan ku.
Sebelum
aku pergi ke kampus aku melihat kalender duduk yang ada di meja belajar ku dan
di sana ada lingkaran dengan spidol merah di hari ini, cara untuk ku menandakan
sesuatu yang penting dan memang hari ini adalah hari penting juga istimewa,
ulang tahun Eunhyuk. Dalam perjalanan pulang aku sengaja mencari sebuah toko
kue untuk membeli sebuah kue ulang tahun, ingin merayakan ulang tahunnya
sendiri seperti 2 tahun belakangan ini meski tanpanya bersama dengan ku.
Aku
memilih kue dengan taburan buah peach yang menutupi permukaan atas kue dengan
warna putih yang mendominasi kue tersebut. Entahlah ini memang sesuatu yang
miris saat merayakan hari kelahiran seseorang tanpa ada orang tersebut, berdoa
untuknya dan membuat harapan untuk kehidupannya. Aku seperti memiliki dua
tanggal kelahiran saja, kadang aku merasa sangat sedih dengan kenyataan ini
tapi inilah caraku mencintainya, hanya ingin melindunginya dari cibiran-cibiran
yang akan keluar dengan pedas kalau saja aku benar-benar bersama dengan
seseorang yang sangat bersinar seperti Eunhyuk.
Eunhyuk
memiliki latar belakang keluarga yang kaya juga memiliki nama baik di kalangan
pengusaha, prestasinya di bidang seni khususnya menari yang menjadi keahliannya
membuatnya dengan mudah menjadi perhatian banyak orang terlebih dengan
kepribadiannya yang supel, mau berteman dengan siapa saja membuat dia semakin
banyak disukai dan entah bagaimana dia bisa memiliki rasa itu padaku yang
menjadi salah satu dari sekian banyak pengagumnya.
Selesai
mandi aku meletakan kue yang tadi aku beli di meja makan beserta beberapa
cemilan juga minuman kemudian duduk dan selagi aku berniat untuk memulai berdoa
untuknya bel apartemen ku berbunyi, “ Siapa yang datang? “ aku mengahmpiri
pintu dan membuka kan pintu. Mataku terbelalak saat melihat Eunhyuk dengan
penampilan yang selalu menjadi ciri khasnya dari dulu yang terlihat modis walau
hanya menggunakan kaos tipis yang di balut dengan jaket. Eunhyuk masuk begitu
saja ke dalam apartemen ku selagi aku masih mematung.
“
Sepertinya kau sedang merayakan sesuatu? “, “ Aah.. “ aku berjalan
menghampirinya yang ternyata sudah berada di meja tempat aku meletakkan kue. “
Bagaimana bisa kau merayakan ulang tahun tanpa ada orang yang berulang tahun? “
ucapnya lagi. Ya dengan mudah dia bisa tau kalau itu adalah kue ulang tahunnya
karena aku tadi meminta pegawai toko untuk menuliskan namanya dan itu
kebodohanku.
Eunhyuk
menarik tangan ku, membawa ku duduk di meja bersamanya dan aku hanya bisa diam
dengan apa yang terjadi sekarang, aku benar tidak membayangkan hal ini terjadi.
“ Kenapa oppa ke sini ? “ aku melihatnya melirik kearah ku, “ Aku sedang make a
wish jadi diamlah “ aku memandanginya, memandang objek indah yang selama ini
aku nikmati walau kenyataannya 2 tahun ini aku kehilangan objek indah ini tapi
kini dengan sangat tidak terduga dia ada di rumah ku, duduk di samping ku
sambil membuat permohonan di hari ulang tahunnya. Selesai membuat doanya,
Eunhyuk kemudian meniup lilin di atas
kue itu dan itu reflek membuat aku bertepuk tangan. Melihat tingkah konyol ku
Eunhyuk tersenyum dan itu berhasil membuat desiran darah di dalam tubuhku
semakin menggila.
“
Bisakah aku mendapatkan kado ku sekarang? “, “ Ne, kado? Aaah aku tidak
menyiapkannya “ saut ku, bagaimana aku tahu harus menyiapkan kado karna aku
tidak mengira sama sekali dia akan datang ke rumah ku. “ Ulang tahun harus ada
kado bukan? “, “ Besok akan ku belikan untuk oppa “ saut ku perlahan, “ Ani,
aku mau sekarang. Kau bisa memberikannya sekarang untuk ku “, “ Ne, tapi aku
tidak punya apa-apa untuk aku berikan pada oppa “. Kenpa jadi begini, kenapa
dia memaksa untuk aku memberikan kado untuknya.
“
Kau bisa menjadi kado untuk ku “, “ Mwo, aku? “ Eunhyuk menarik kursi yang dia
duduki mendekat kearah ku, menggenggam tangan ku membuat ku semakin tidak bisa
mengatasi debaran jantung ku yang makin lama, semakin kacau di buatnya. “ Ne,
kau bisa jadikan dirimu sebagai kado ulang tahun. Kado yang selalu aku harapkan
dari 2 tahun yang lalu “, “ Oppa ,, aku “ entah aku harus mengatakan apa sekarang
padanya.
Aku
mengangkat kepala ku untuk melihatnya yang tepat ada dihadapan ku namun yang
ada aku malah di sambut dengan ciuman dari bibir tipis manis miliknya, dia
melumat pelan bibir ku yang hanya bisa terdiam tanpa membalasnya sama sekali,
bagaimana bisa aku berfikir untuk membalasnya saat dia mematikan kerja otak ku
dengan ciuman mendadaknya.
“
Itu kado untuk tahun pertama aku melewatinya tanpa bisa melihat mu dan kau
harus memberikan kado kedua untuk membayar kado ulang tahun ku tahun lalu “, “
Mwo, kenapa harus dan apa yang oppa mau? “ Eunhyuk malah memamerkan giginya
yang rapih itu padaku, tersenyum dengan lebarnya. “ Kadonya adalah kau, kau
jadi milik ku “, aku kembali terkaget dengan perbuatannya. Eunhyuk merengkuh
aku ke dalam pelukannya, “ Ciuman tadi itu peruntungan ku dan ternyata menjawab
semuanya “ aku hanya bisa terdiam dengan nyaman di dalam pelukkannya. “ Aku
tidak tau alasan mu dulu menolakku tapi aku yakin tidak akan terjadi sekarang
“, “ Siapa bilang tidak, aku .. “, “ Aku tidak perduli lagi kau mau mencoba
menolakku berapa kali, aku akan memaksamu menjadi milik ku “ di dalam
dekapannya aku tersenyum mendengar pemaksaan yang sangat aku sukai, memaksaku
untuk bersamanya.
“
Lalu kado untuk tahun ini? “ tanya ku dan melepaskan pelukkannya, Eunhyuk
terlihat berfikir lalu mengecup lembut bibir ku lagi dan mengusap lembut rambut
ku dari ujung kepala sampai ke bahu, “ Kado ku tahun ini akan ku pikirkan lagi
nanti dan kau harus ingat kalau kau masih berhutang satu kado ulang tahun pada
ku “ rasanya aku seperti mimpi melihatnya ada dihadapanku, sangat dekat dengan
jarak pandangku. Tanpa ragu aku memeluknya, “ Kau menyiksaku 2 tahun ini,
sekarang aku pulang dan memberitahu mu kalau rasa ku tidak hanya sesaat pada mu
“, “ Ne, gomawo untuk bertahan dan mian karna sudah menyiksamu dan jujur saja
aku juga tersiksa, tapi oppa kenapa kau bisa menyukai ku ? “.
“
Aku pernah melihat mu saat sedang melihat ku menari dengan wajah lucu yang
sangat mengagumi ku dan saat itu juga kau mendapatkan perhatian ku, aku jadi
sering mencari tahu tentang mu, bagaimana diri mu yang ternyata membuat
perasaan aneh untuk selalu ingin bertemu dengan mu muncul, malah rasa itu
terganti dengan rasa untuk memiliki mu “, “ Hanya karna itu, karna wajah
mengagumi ku lucu? “ Eunyuk tertawa ringan, “ Sama persis dengan yang sekarang
“ ucapnya dan mencubit gemas pipi kiri ku. “ Mulai dari sekarang aku tidak
menerima penolakan dengan jenis apapun dari mu karna kau adalah kado ulang
tahun ku jadi kau adalah milik ku dan hak ku untuk bersama dengan mu “ ucapnya
dengan nada memerintah namun terdengar manis untuk ku. “ Saranghae Youngiee dan
gomawo untuk kado nya “, “ Naddo dan saenghil chukae oppa “.
-The End-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
No comments:
Post a Comment