Cast : Cho Kyuhyun - Yesung (Super Junior)
Jung Nayoung - Kim Young Hyun (OC)
Jung Nayoung - Kim Young Hyun (OC)
Kyuhyun POV
Aku masih saja
terbaring dikasur empuk ku yang besar ini, di kamar yang juga lumayan besar.
Matahari sudah mulai meninggi saat ini tapi aku masih saja enggan untuk
bangkit, ini hari minggu dan hanya hari ini aku bisa tidur sampai sesiang ini.
Aa`a sepertinya dia sudah bangun, aku bisa mendengar suara dari dapur dan siapa
lagi yang akan sibuk di dapur kecuali Nayoung.
Tok.. tok .. “
Euum ..”, “ Oppa, ironaa, aku sudah selesai masak “ dan begitulah dia
membangunkan aku selama 5 tahun ini, mengetuk pintu kamar tanpa berani masuk
walau aku sudah mengijinkannya masuk. “ Palliwa Oppa, ini sudah siang. Cepat
mandi, aku menunggumu di meja, ara? “ dan suaranya tak lagi terdengar di depan
pintu kamar ku.
Aku berjalan
malas menuju kamar mandi, sebenarnya aku masih belum mau bangun dari kasurku
itu. Aku membiarkan air dari shower membasahi tubuhku untuk beberapa saat agar
menyempurnakan kesadaranku dari rasa kantuk, ya semalam aku pulang larut. Aku
mengenakan kaos putih tipis dan celana pendek setelah selesai mandi dan
langsung menuju meja makan, Nayoung sudah menunggu.
Nayoung
menyiapkan sarapan untuk ku, ya sudah sangat wajar karena dia istriku. “
Semalam oppa pulang jam berapa, eo? “ tanya Nayoung yeng melihat wajah kantuk
ku, “ Kalau kau sekamar denganku, kau akan tau aku pulang jam berapa “ sautku
enteng sambil mengunyah sarapanku. Aku menatapnya yang hanya diam didepan
makanannya saat aku mengucapkan hal tadi. “ Wae? Apa aku salah “ ucapku lagi dengan lumayan
menyebalkan padanya, dia tak sanggup mengangkat kepalanya.
Yah, beginilah
aku dan Nayoung yang nyatanya adalah istriku menjalani kehidupan kami selama 5
tahun belakangan ini, menikah tapi tak ada bentuk pernikahan itu terkecuali
kita tinggal dalam satu atap yang sama, selebihnya tidak ada. Nayoung datang
dalam hidupku saat umurku 20 tahun, dia dibawa appa waktu itu dan menjadi
bagian keluarga kami karena kedua orang tuanya yang meninggal akibat kecelakaan
pesawat, appa yang sahabat dekat dari ayah Nayoung membawanya dan merawatnya.
Namun karena takut orang-orang membicarakan yang tidak-tidak mengenai keluarga
kami appa menikahkanku dengan Nayoung dan beginilah jadinya.
Nayoung POV
Aku
membersihkan meja dan mencuci piring bekas sarapan tadi, dia disana, di tempat
favoritenya saat dirumah. Dengan kaca mata yang dipakainya membuatnya terlihat
pintar, ya dia sangat pintar, oppaku itu pintar kalau tidak mana mungkin dia
dibiarkan appa menjalankan perusahaannya, appa. Lebih tepatnya aboji.
Di hari minggu
seperti inilah aku bisa sangat puas melihatnya di rumah, tidak seperti hari
lainnya yang hanya bisa melihatnya saat pagi itupun kalau dia sedang tidak
terburu-buru berangkat kerja. Sudah 5 tahun aku hidup dengan Kyuhyun oppa dan
sudah selama itu juga jarak diantara kami terlihat jauh seperti sekarang ini.
Aku hanya merasa bersalah, merasa sudah mengambil hak bebasnya untuk memilih
pendamping hidupnya karena ‘appa’ menikahkan kami berdua tanpa bertanya
keinginan kami. Aku tidak keberatan dengan pernikahan ini tapi dia? Entahlah
aku tidak tau tapi yang pasti aku sudah merenggut kebebasannya untuk mencintai
wanita yang ingin dia cintai, mianhae Kyuhyun oppa.
Aku menghampirinya yang sedang asik membaca dengan satu gelas jus jeruk ditanganku dan menaruhnya di meja yang berada disamping sofa. “ Nayoung’aa, duduk dan temani aku main “, “ Oppa, kau tau aku tidak bisa main “ dia menarikku duduk disampingnya yang sudah melemparkan bahan bacaannya dan menarik stick PS, “ Ne, arraso. Jadi kau hanya perlu duduk dan temani aku main “ ucapnya sambil sibuk mensetting permainannya dan disinilah aku menemaninya bermain PS.
Sepertinya aku sudah tertidur pulas karena menemaninya main tadi tapi harusnya aku berada diruang tv kan, namun nyatanya aku sudah berada dikamarku sekarang, Kyuhyun oppa. Dia membawaku ke kamar.
“ Yaa! Oppa kenapa kau.. “ ucapku tertahan
saat sudah berada didepan pintu kamarnya yang terbuka dan melihatnya yang
topless, spontan aku menutup kedua mataku dengan tangan. “ Wae ?? “ tanyanya, “
Oppa kan yang membawaku ke kamar? “, “ Memangnya bisa siapa lagi, hah! “, “
Harusnya biarkan saja aku tidur di sofa, gak udah memindahkan ku “, “ Karena
kau itu berat Jang Nayoung, kau bersandar padaku saat tidur membuatku malah
tidak bisa main, ara? “ sautnya dan terdengar sangat dekat , benar saja dia
sudah ada didepanku saat aku membuka tangan yang menutupi mataku, melihatnya
yang sedang menunjukkan wajah menyebalkan khas seorang Cho Kyuhyun padaku.
Aku sedang sibuk di depan leptop, mengerjakan tugas kuliahku tapi dari luar sana ada suara berisik menganggu konsentrasiku belajar, suara game yang dengan lantangnya kurasa sudah terdengar keseluruh ruangan di rumah. Aku bangkit dari bangku dan menuju pelaku yang membuat suara sebesar itu, “ Yaa!! Oppa, tidak bisakah kau mengecilkan suara game mu itu, aku jadi tidak konsentrasi “ ucapku kesal pada namja tampan yang sangat menyebalkan ini, dia menoleh dan memberikan smirk khasnya padaku “ Yaaa!! Jang Nayoung haruskah kau berteriak seperti itu pada suamimu , eo!! “ aku hanya bisa diam, ne dia benar, dia suamiku dan sudah seharusnya aku sopan padanya. “ Kau merusak mood ku “ dia melempar stick PS nya ke sofa dan berjalan menuju kamar. Mianhae oppa, mian.
Aku sedang sibuk di depan leptop, mengerjakan tugas kuliahku tapi dari luar sana ada suara berisik menganggu konsentrasiku belajar, suara game yang dengan lantangnya kurasa sudah terdengar keseluruh ruangan di rumah. Aku bangkit dari bangku dan menuju pelaku yang membuat suara sebesar itu, “ Yaa!! Oppa, tidak bisakah kau mengecilkan suara game mu itu, aku jadi tidak konsentrasi “ ucapku kesal pada namja tampan yang sangat menyebalkan ini, dia menoleh dan memberikan smirk khasnya padaku “ Yaaa!! Jang Nayoung haruskah kau berteriak seperti itu pada suamimu , eo!! “ aku hanya bisa diam, ne dia benar, dia suamiku dan sudah seharusnya aku sopan padanya. “ Kau merusak mood ku “ dia melempar stick PS nya ke sofa dan berjalan menuju kamar. Mianhae oppa, mian.
Kyuhyun POV
Tok .. tok .. “
Oppa ,, Kyu Oppa “ aku hanya diam, malas menyautinya dia sudah menghilangkan
mood mainku dengan berteriak padaku, haruskan dia berteriak seperti itu. Akukan
suaminya. Tok, tok, tok dia masih saja mengetuk pintu walau aku tidak menyautinya.
Bunyi pintu yang diketuk itu lama kelamaan membuatku jengah mendengarnya dan
akhirnya aku membukakan pintu untuknya “ Wae? “ tanyaku dan kemudian berbaring
dikasur , menanggapinya malas. Aku tau dia tidak akan masuk, dia hanya mematung
didepan pintu. Aku membalikkan tubuhku dan benar saja dia hanya berdiri disana
“ Kau mau apa, Jang Nayoung? “, “ Mian, tadi aku berteriak padamu. Mianhae oppa
aku sudah merusak mood mu “ ucapnya dengan kepala tertunduk. Kau, Nayoung’aa
aku ingin tertawa melihatmu seperti ini, ketakutan diwajahmu itu sungguh lucu.
“ Kau benar mau
minta maaf? Aku rasa tidak, melihatku saja tidak mau “ ucapku tanpa melihatnya,
aku takut tidak bisa menahan tawaku melihat wajah bersalah dan takut darinya. “
Masukklah kalau kau benar mau minta maaf dan lihat wajahku “ ucapku dan berdiri
di depan jendela kaca besar yang memisahkan kamarku dengan taman belakang
rumah. Ahaaa aku tau kau tidak akan berani Nayoung’aa.
Aku tidak menyangkan dia berani masuk ke dalam kamarku akhirnya,
berdiri dihadapanku memandangku. Aku menunggunya berbicara, aku menunjukkan
sifat menyebalkanku lagi, melipat tanganku di dada dan melihat matanya. “
Mianhae oppa, mian. Aku .. “ ucapannya langsung berhenti saat tanganku
merengkuh tubunya ke dalam pelukkanku. “ Aku akan memaafkanmu kalau kau
membiarkanku memelukmu sebentar “ ucapku saat dia mencoba melepaskan diri dari
pelukanku dan berhasil membuatnya diam. “ Dan kalau kau membalas pelukkan ku,
aku akan mentraktirmu es krim “ kataku lagi dan Nayoung membalas pelukanku. Yah
dia ini bisa dirayu dengan es krim hahahaaah.
***
Jam 8.30 malam
dan aku masih berkutat dengan pekerjaanku di kantor, sekarang ini memang
perusahaan ku, appa maksudnya sedang berkembang dengan pesat jadi beginilah
dampaknya bagiku, sibuk sampai melewati jam kerja normal. “ Kyuhyun, mian appa
sudah menyita waktu mu bersama Nayoung karna pekerjaan “ ucap appa, ya aku
sedang diruangannya sekarang, “ Ani appa, Nayoung juga pasti mengerti “ ahaa
aku rasa malah dia akan senang sedikit waktu bersamaku karna dengan itu dia
tidak harus ketakutan walau aku tidak tau apa yang ditakutinya dariku.
Langkah lelahku
memasukki rumah yang diberikan appa untuk aku dan Nayoung 2 tahun lalu saat
appa merasa sudah bisa membiarkan aku dan Nayoung memiliki rumah dan keluarga
sendiri. Ne, appa tidak tau mengenai bagaimana aku dan Nayoung sebenarnya. Dan
aku masih harus membangunkan yeoja dingin ini yang tertidur di sofa menungguku
pulang, “ Nayoung’aa , irona. Kenapa kau tidur di sofa? “ usahaku
membangunkannya dan duduk dibawah sambil melepaskan dasi juga kemeja yang aku
pakai, dia masih saja tidak bergerak. Yaa, Nayoung’aa apa kau sedang
menggodaku, kenapa tidurmu begitu lucu. Aku menyentuh pipinya yang merona itu,
ya Nayoung kami memang sangat cantik, itulah yang sering omma katakan.
Nayoung membuka
matanya, melihatku lalu mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang ada
diatas tv,” Jam 12, kau pulang semalam ini oppa? “, aaah dia sengaja menungguku
untuk tau jam aku pulang. Benarkah kau sangat menolakku Jang Nayoung, kau rela
tidur di sofa dari pada menuruti ucapanku untuk tidur sekamar denganku?. Aku
bangkit berencana menuju kamar namun Nayoung menghentikan langkahku dengan
tangannya yang menarik tanganku, “ Wae? “, “ Berikan padaku, biar aku masukkan
kemesin cuci “ ucapnya dan mengambil kemeja dan dasi yang aku pegang ditangan
kananku, berjalan beberapa langkah dan kemudian dia berbalik lagi “ Oppa mau
makan? “, “ Ne, aku mau memakan mu “ ucapku pelan tapi aku rasa dia
mendengarnya dan berjalan menuju kamar, aku mau mandi rasanya lelah sekali.
***
Nayoung POV
Aku meneggak
jus jeruk ku sampai habis, rasanya panas sekali hari ini. Halaman kampus ini
sangat luas dengan banyak pohon yang memenuhi lahan luas ini agar terlihat
tidak lapang dan kosong. Seorang namja berkaos hitam berjalan kearahku, itu
Yesung oppa. Aku menggeser posisi agar Yesung oppa bisa duduk disampingku , “
Kau tidak membelikannya untuk ku? “ tanya Yesung melihat kaleng jus yang ada
dihadapanku dan aku menggeleng dengan senyum diwajahku membuatnya mengacak-acak
rambutku.
Aku sedang di
kona beans sekarang, menemani Yesung oppa untuk sekedar mencari cemilan. Aku
sedang menikmati ice coffee ku saat melihat sosok yang sangat aku kenal
memasukkin café ini dengan seorang yeoja manis dan cantik disampingnya, tangan
mulus yeoja itu merangkul kuat di tangan si namja, “ Kyu … “ ucapku pelan
bahkan Yesung oppa disampingku saja tidak mendengar ucapanku.
Aku tetap pada
tempatku, melihatnya yang sedang ngobrol dengan yeoja cantik itu, dia sangat
cantik. Aku melihatnya tersenyum sangat manis dan sekarang malah aku mendengar
suara tawa kecil dari mulutnya, mengamatinya dan menikmati ekspresi bahagianya
dari tempatku. Oppa, mianhae aku sudah menghilangkan kebebasan mu, mian.
Harusnya kau bisa dengan yeoja secantik itu kalau aku tidak ada dalam hidupmu,
mian. “ Gwaenchana? Nayoung’aa .. uljima “ aku menyeka air mata yang entah
sudah menetes sejak kapan, Yesung oppa memberikan ku tisu untuk menghapus air
mataku.
Aku tertidur
saat mengerjakan tugas akuntansiku di atas meja diruang tamu dan terbangun saat
menyadari ada Kyuhyun oppa yang sedang menulis sesuatu di buku tugasku. “ Apa
kau sangat stress dengan soal ini sampai kau tertidur? “ ucapanya padaku, dia
mengerjakan tugasku. Aku hanya diam dan mencuri memandangnya dari sudut mataku,
mengingat senyum manis dan tawanya yang aku lihat siang tadi. “ Ini sangat
mudah Nayoung’aa atau .. “, “ Aku yang bodoh “ sautku dan membereskan semua
buku yang ada diatas meja lalu masuk ke dalam kamar.
Kyuhyun POV
“ Ini sangat
mudah Nayoung’aa atau … “, “ Aku yang bodoh “ potongnya sebelum aku
menyelesaikan ucapanku lalu masuk ke dalam kamarnya, wae? Ada apa dengannya.
Hari ini aku bisa pulang ke rumah lebih awal, menyenangkan sekali
tapi rasanya tidak dengan ‘istri’ku ini. Aku duduk di sudut kanan sofa didepan
tv bersamanya yang duduk di sudut kanan sofa, terlihat sekali jarak diantara
kami berdua.
Aku menukar
beberapa kali channel tv rasanya tidak ada acara menarik hari ini atau memang
aku yang tidak ingin menonton dengan ekspresi menyebalkan atau rasa yang tak
diinginkan oleh yeoja disampingku ini. Aku meliriknya sesekali dan dia nampak
sangat bosan namun tidak berkomentar dengan ulahku yang mengonta-ganti channel
tv membuatku gerah dengan sikapnya itu. “ Lebih baik aku pulang larut “ ucapku
dan melempar remote tv ke sofa, Nayoung hanya melihat sekilas padaku.
Rasanya kesal
sekali melihat wajahnya yang seakan
tersiksa dengan keberadaanku dirumah, emosi dengan cepat menguasai diriku
sekarang. “ Oppa .. “ , “ Wae!! “ sautku kasar. “ A, ku,, mau keluar sebentar
“, “ Khaa ! pergilah “ ucapku lagi dan berhasil membuatnya tersentak kaget dan
pergi dari hadapanku dengan cepat.
***
Aku mengunyah
sarapanku dengan perasaan yang tidak enak, aku sadar sudah membentaknya semalam
tanpa alasan. Dihadapan ku Nayoung makan dengan tidak berselera dan ditemani
wajah tersiksanya, “ Nyaoung’aa , aku,,, “, “ Mianhae oppa, mianhae “ aku hanya
bingung mendengarnya minta maaf padaku, harusnya aku yang mengatakannya karena
sudah membentaknya semalam. “ Mianhae, aku tidak akan menganggumu lagi “
ucapnya lagi. Apa dia bilang, tidak akan mengangguku? Apa maksudnya itu.
Aku duduk
menghadapkan kursiku keluar jendela kaca, memandang lurus pada gedung-gedung
tinggi yang menjulang ditengah kota Seoul, ada rasa yang tidak nyaman. “
Terserah padamu Nayoung’aa, aku tidak perduli “ ucapku pelan pada diriku
sendiri mengingat ucapannya tadi pagi padaku.
“ Mwo … !! “
ucapku kesal saat sekretarisku masuk dan memanggilku, “ Mianhae, Direktur Cho
memanggilmu “ ucapnya takut melihat ku, dengan emosi yang masih ada padaku, aku
menuju ruangan appa. “ Ne, appa. Ada apa memanggilku? “ tanyaku sambil
melemparkan tubuhku ke sofa yang ada diruangan appa, appa melirikku penuh
tanya. “ Wae, ada apa denganmu? Gwaenchana “, “ Ne appa, gwaenchana. Jadi ada
apa appa memanggilku? “ tanyaku lagi.
Aku memijit
pelan kepalaku selagi meyetir pulang ke rumah, memikirkan apa yang appa
bicarakan padaku tadi membuatku stress. Selesai menaruh mobil di garasi aku
langsung masuk ke dalam rumah, tanpa melihat sekeliling dan menuju kamar
kemudian sedikit membanting pintu kamar.
Dari pulang
tadi aku hanya berdiam dikamar tanpa berniat melakukan hal lain selain tidur di
atas kasur empuk ku, hingga akhirnya aku keluar menuju dapur untuk minum. Aku
menyandarkan tubuhku pada kulkas sambil menanggak air putih yang aku ambil,
melihat Nayoung dari celah pintu kamarnya yang hanya sedikit tertutup. Harus
bagaimana aku dengan yeoja dingin ini?
Setelah
ucapannya waktu itu, komunikasi ku dan Nayoung semakin parah, dia bicara padaku
hanya saat menawarkan aku makan dan tidak adalagi yang bisa diucapkan bibir
mungilnya itu padaku. Aku bermain PS dan memecah keheningan yang selalu terjadi
dirumah ini, sesekali aku melirik kearah kamar Nayoung, berharap dia akan
menghampiriku dan memarahiku karena suara berisik yang aku buat tapi ternyata
dia tidak melakukannya.
Aku melihatnya
menuju kamar mandi, ya dikamarnya tidak terdapat kamar mandi karena yang
ditempatinya adalah kamar tamu, berbeda dengan kamar ku yang adalah kamar utama
dirumah ini. “ Nayoung’aa , bisa buatkan aku kopi? “ pintaku saat melihatnya
keluar dari kamar mandi, dia beralih ke dapur dan membuatkan kopi untukku dan
setelah selesai kembali menuju kamarnya. Aku meninggalkan kopi itu diatas meja
tanpa menyentuhnya sama sekali, itu aku sengaja menyuruhnya berharap dia akan
bicara padaku, namun nihil.
Nayoung POV
Entah mengapa
air mataku menetes begitu saja, sekilas aku ingat dengan senyum manis Kyuhyun
oppa waktu itu , jauh berbeda dengan ekspresi wajahnya saat bersamaku yang
selalu terlihat tidak menyenangkan dan akhir-akhir ini lebih sering aku lihat
ekspresi marahnya padaku, mianhae oppa.
***
Baru saja aku
ingin mengetuk pintu kamarnya dan membangunkannya setelah aku selesai membuat
sarapan namun saat tanganku belum sempat mengetuk pintunya dia membuaka pintu
kamarnya, membuatku tepat berdiri dihadapannya, jarak kami sangat dekat. “ Aku
akan sarapan dikantor “ ucapnya lalu meninggalkan ku, bolehkah aku menangis
sekarang?
Langkah malasku
membawaku menuju kelas hari ini, rasanya enggan sekali aku melakukan apa-apa
hari ini, bahkan seterusnya. Aku merasakan tangan seseorang berada dipundak ku
dan saat aku meliahat siapa pemilik tangan itu, aku malah menyandarkan kepalaku
di bahunya, Yesung oppa. “ Kita main saja, kita bolos hari ini. Kajja “
ucapanya dan membawaku menjauh dari kelas menuju mobilnya.
“ Odiga..? “
tanyaku namun Yesung oppa hanya tersenyum membalasnya. Aku ingin melihat
senyuman itu, senyuman manis seperti ini diwajah Kyuhyun oppa karena ku.
Aku terbangun dan melihat sekitar, aku dipantai. Ternyata Yesung oppa membawaku ke sini dan tidak membangunkanku walau kita sudah sampai, aku menghampirinya yang duduk tidak jauh dari mobil. “ Kau sudah bangun? “ sapanya saat aku sudah ada disampingnya dan menuntunku untuk duduk disebelahnya.
“ Kenapa kau
membawaku kesini oppa? “, “ Molla, hanya terfikir membawa mu ke tempat tenang
versiku “ ucapnya dengan senyum yang selalu menghiasi wajah tampannya itu,
wajar banyak yeoja yang menyukainya, belum lagi sifanya yang ramah itu membuat
dirinya semakin disukai. “ Belakangan wajahmu sangat jelek Nayoung’aa jadi aku
membawamu kesini “ ucapnya lagi, “ Ne, apapun itu aku berterima kasih padamu
Oppa “ sautku dan dia mulai tersenyum lagi, aku berharap ini adalah senyuman
Kyuhyun oppa.
Malam sudah
melekat saat aku sampai dirumah, Yesung oppa bersikeras untuk mengantarkanku
walau aku sudah bilang bisa pulang sendiri. Aku membuka pagar rumah yang tidak
terlalu tinggi dan melihat mobil Kyuhyun sudah terparkir rapih disana, Oppa
sudah pulang. Tanpa menyalakan lampu aku masuk ke dalam kamar.
Author POV
Kyuhyun menuju
dapur untuk mendapatkan air bagi tenggorokkannya, rasa cemas sedikit
menggelayut padanya mengetahui Nayoung belum ada dirumah padahal ini sudah
malam, namun dia hanya bisa menunggu tanpa bisa bertanya dimana Nayoung.
Perhatiannya menuju dapur tersita saat mendengar suara mobil didepan rumahnya, Kyuhyun beralih menuju kaca yang berada didekat pintu melihat keluar. Mata bulatnya menangkap sosok Nayoung keluar dari sebuah mobil dengan namja yang mengendarai mobil itu, deg. Melihat Nayoung yang sudah membuka pagar, Kyuhyun berjalan ketujuan awalnya dan setelah selesai minum dia kembali ke kamar.
Sampai dikamar Kyuhyun duduk didepan leptop miliknya dan mesetting game yang biasa dimainkannya selama ini untuk mengisi waktu, baru saja Kyuhyun memulai permainannya namun dia langsung mengarahkan kursornya ketulisan exit dan mengakhiri permainannya, dia sedang tidak mood main.
***
Hari ini Kyuhyun
memutuskan untuk sarapan dirumah. Dia sudah duduk di meja makan melihat Nayoung
yang masih sibuk masak. Iya, Kyuhyun bangun lebih awal hari ini. Kyuhyun
memperhatikan Nayoung dengan bebas, karena Nayoung sibuk masak.
Kyuhyun POV
Aku meraih
tangannya yang baru saja melewatiku, “ Duduk “ dan Nayoung mengikuti ucapanku,
aku menatapnya yang tidak berani melihat kearahku, dia hanya memalingkan
wajahnya melihat kearah lain. “ Apa kau mempunyai seseorang yang kau suka?
Jangan khawatir, aku tidak akan menghalangi kalian “ entah mengapa aku berkata
seperti ini, seperti memberi jalan untuknya pergi dariku. “ Teruskan masaknya,
aku mau ke kamar mandi “ ucapku dan beranjak dari hadapannya.
Mungkin aku
bodoh, orang bodoh yang memberikan ijin pada istrinya untuk bersama dengan pria
lain, entahlah melihat Nayoung pagi ini tiba-tiba aku terpikirkan hal itu. Aku
mengangkat kepala ku saat menyadari sekretarisku masuk dan membawa seseorang
dibelakangnya, “ Hyun’aa “ .
Aku dan Hyun
makan siang bersama disebuah restoran yang menjadi tempat favorite Hyun,
senyumnya sangat manis dihadapanku saat ini sambil bercerita apa yang sedang
dia kerjakan di Seoul saat ini. “ Ya, oppa wae? Kenapa mukamu kusut sekali? “
aku tersadar dari lamunan ku, melihatnya yang masih saja sama “ Hyun’aa, kenapa
kau masih saja seperti ini? “, “ Wae, masih tetap cantik maksud oppa? “ tawanya
selesai berucap. Ne, Hyun’aa kau cantik.
Selesai makan
Hyun memesankan wine untuk menemani obrolan kami, ya dia menahanku untuk
menemaninya sekarang dan karena mood ku juga sedang tidak bagus jadi aku iyakan
saya untuk menemaninya. “ Jadi bagaimana dengan suami mu? “ tanyaku membuat
perhatian Hyun sepenuhnya tertuju padaku, “ Dia pergi dengan wanita lain “
ucapnya dengan berusaha tersenyum padaku.
Belum juga sore
saat aku sampai dirumah, selesai menemani Hyun aku malas untuk kembali ke
kantor jadi langsung saja aku pulang untuk istirahat. Saat masuk Nayoung
sepertinya kaget karena aku pulang. Beginikah kau selagi aku tidak dirumah,
memakai hot pants dan tengtop berkeliaran didalam rumah, yaa! Jang Nayoung. “
Bantu aku bawa ini “ ucapku entah mengapa yang melihatnya mematung melihatku
sudah berada dirumah, dia berjalan kearahku dan mengambil tas kerja yang aku pegang.
Aku mengikuti
langkahnya menuju kamar, melihat kaki jenjangnya yang mulus itu dari belakang,
kenapa dia selalu menutup semua itu didepanku dengan selalu memakai traning dan
baju yang serba longgar. Ponselku berdering membuyarkan semuanya, “ ne appa..
eo, aah ne aku akan kesana bersamanya “ , “ Kita disuruh ke rumah “ ucapku
melihatnya yang memandang tanya padaku.
Dalam
perjalanan ke rumah appa dan omma kami hanya diam, tanpa ada bahan pembicaraan
sama sekali, disebelahku Nayoung sibuk dengan ponselnya. Aku mengambil paksa
ponselnya dan manaruhnya di dasbord mobil, aku paling tidak suka diacuhkan
seakan aku tidak ada didekatnya.
Sampai dirumah
yang menjadi saksi bisu bagaimana perjalanan hidupku ini, appa dan omma sudah
menunggu kami berdua di ruang tamu. Nayoung dengan cepat berjalan kearah appa
yang sudah merentangkan tangan untuk memeluknya, bahkan dia tidak pernah
sebahagia itu melihatku apalagi mau
memeluk ku dengan suka hati seperti itu, appa aku cemburu. “ Bososippo uri
Kyuhyuniee “ ucap omma saat aku sudah memeluknya “Ne, naddo omma “.
Kami makan malam bersama sambil berbicara ringan, aku melihat banyak sekali senyum Nayoung hari ini, dia sangat lepas memberikan senyumnya itu dan wajah takut juga tersiksanya tidak terlihat sama sekali hari ini.
Aku duduk dibangku yang sangat nyaman di ruang keluarga, merebahkan sebentar tubuhku disana sebelum akhirnya mereka semua meyusulku. Omma duduk disampingku dan tak melepaskan rangkulan tangannya di tangan kananku.
“ Kyuhyuniee
kapan kau akan memberikan cucu untuk omma dan appa, kalian sudah lama menikah kenapa
belum juga memberikan cucu pada kami “ dan ya aku hanya bisa terkekeh, inilah
yang membuat aku malas ‘pulang’ kesini karena pertanyan ini dan karena
pertanyaan ini waktu itu berhasil membuatku stress. Aku melihat ekspresi
bingung dari Nayoung, “ Makanya kau harus usaha keras Kyu, supaya cepat punya
anak “ ucap appa berhasil membuat Nayoung benar-benar kaget, “ Ne appa, aku akan
berusaha sepanjang malam supaya bisa memberikan penerus keluarga Cho “ sautku
santai tak perduli dengan Nayoung yang sudah bingung disamping appa.
Aku berjalan
asal ke dalam rumah, menuju dapur untuk minum. “ Oppa .. “ panggil Nayoung
dibelakangku sambil menutup pintu rumah, aku tidak mengubrisnya dan melanjutkan
langkahku. “ Oppa, kau dengar aku “, “ Euum “ sautku dengan air yang belum
selesai aku telan. “ Permintaan Omma dan Appa tadi itu gimana? “ aah jinjja
Nayoung’aa kau tanya bagaimana, aissh kau ini. “ Aku,, “, “ Aku tidak akan
melakukannya, kau tidak mau aku sentuhkan?. Jadi aku tidak akan melakukan
apapun “ sautku asal membuatnya hanya bisa diam, “ Lalu tadi ,, “, “ Itu hanya
untuk menyenangkan mereka “ ucapku lagi
dan kali ini aku menatapnya, Nayoung hanya berani melihat kearahku sebentar
sebelum memalingkan wajahnya lagi. “ Aku sudah cukup membuatmu terkekang dengan
semua ini “ kataku melempar senyum padanya.
Nayoung POV
Terkekang, apa
itu sebenarnya yang dia rasakan. Terkekang dengan apa yang terjadi selama ini,
karena aku tidak merasa seperti itu. Dia tidak akan menyentuhku, ya itulah
janji yang dipegangnya selama ini, janji yang aku minta untuk ditepatinya saat
kami baru menikah dulu dan sekarang dia masih memegang janji itu.
Hari ini aku hanya berdiam diri dirumah karena hari ini tidak ada jadwal kuliah. Aku menatap bosan rumah yang selalu saja sepi, benar-benar bisu, rasanya sangat dingin, aromanya tidak seperti rumah. Aku mengambil tas kecil di atas meja sebelum akhirnya pergi keluar untuk menghilangkan rasa bosanku, berjalan tanpa tujuan hanya untuk menghirup udara segar diluar.
Ada sebuah
keluarga kecil yang terlihat sangat bahagia dihadapanku sekarang ini, ayahnya
menggendong anak laki-lakinya sedangkan ibunya mengandeng tangan suaminya,
senyum mereka memancarkan semua kebahagiaan yang sedang mereka rasakan sekarang,
hatiku rasanya sakit dan iri melihat mereka.
Kyuhyun oppa sudah ada dirumah saat aku pulang, dia sedang mencari makanan didapur. “ Mian aku belum masak, aku pikir oppa ,,, “, “ Ne, gwaencahana “ ucapnya sebelum aku selesai bicara dengan melambaikan tangannya. Entah mendapat keberanian dari mana aku mendekat kearahnya sekarang menarik tangannya hingga dia berbalik dan memandangku “ Apa kau membenciku, Oppa membenciku? Benci karena aku, kau kehilangan masa mudamu, kehilangan saat dimana kau bisa pacaran dengan yeoja yang kau suka, benci karena aku merengut kebebasanmu. Kau benci aku kan oppa ? “ aku menuturkan semua pemikiranku tentang bagaimana dia padaku, Kyuhyun hanya diam dan memandangiku bingung.
Kyuhyun POV
Apa yang baru
saja dia katakan? Benci, bebas. Inikah yang dia pikirkan selama ini, yang
membuatnya selalu dingin padaku dan selalu tidak menghiraukan aku. Nayoung’aa
kau salah besar. “ Dari mana kau bisa punya pikiran bodoh seperti ini Jang
Nayoung? “ kataku sinis. Jujur aku membenci diriku sendiri karena hanya bisa
mengeluarkan kata-kata sinisku, aku ingin lembut, ingin membuat dia melunak
karena perasaanku tapi aku malah selalu membuatnya semakin keras dengan sikap
kasar yang selalu menguasaiku.
Aku meraih
pundaknya saat dia sudah mulai menangis, aku tidak mau bicara lagi karena hanya
akan keluar kata-kata yang sebenarnya tidak aku inginkan. “ Mianhae Oppa karena
aku, kau harus menjalani ini semua, mianhae “ , “ Harusnya aku yang bilang itu
“ sautku dengan makin mempererat pelukkanku, kini dia memeluk ku.
“ Nayoung’aa,
kau itu istrinya Cho Kyuhyun. Harusnya kau itu pintar sedikit, kenapa kau malah
berfikir hal bodoh soal bagaimana aku “ ucapku sedikit terkekeh, dia masih
menangis dipelukkan ku. “ Ne, aku bodoh Oppa. Jadi bagaimana sebenarnya dirimu?
“ ucapnya mendongakkan kepala menatapku, aku mendaratkan ciuman kecil di bibir
Nayoung membuat matanya membulat kaget, “ Menurutmu apa yang membuatku tahan 5
tahun dengan yeoja yang selalu tidak menghiraukan ku, yang harus mengancamnya
dulu hanya untuk bisa memeluknya sebentar? “ sautku sedikit kesal padanya,
Nayoung tersenyum. Benarkah ini, aku membuatnya tersenyum sekarang dan terlebih
lagi tersenyum dipelukkan ku.
“ Oppa “, ucap
Nayoung dan melepaskan ciumanku, yeoja ini benar-benar membuatku kesal. “ Wae?
“ sautku malas. “ Bisakah aku meminta sesuatu padamu? “, apa Nayoung, kau mau
aku memakanmu sampai habis?. “ Bisakah kau tersenyum untuk ku? “ spontan aku
langsung menatapnya bingung, senyum. Dia memintaku untuk tersenyum, hanya itu.
“ Ya, Jang Nayoung kau. Ya!, kau melepaskan ciumanku hanya untuk ini?! “, “ Ne,
karena tiap hari aku hanya melihatmu berwajah masam padaku dan satu kali aku
melihatmu tersenyum dan medengar tawamu saat dengan yeoja lain, aku iri “
ucapnya membuatku kaget, yeoja lain, siapa?.
Aku melepaskan
ciumanku dari bibirnya yang sudah semakin memerah ini, membelai lembut
rambutnya dan memberikan apa yang dipintanya padaku, aku tersenyum padanya,
memberikan senyuman terbaik yang aku bisa dan dengan cepat aku melihat senyum
manisnya juga dihadapanku.
“ Jadi sekarang kita sudah bisa memberikan apa yang Omma dan Appa
mau “ senyumku nakal.
“ Kyaaaa!! Oppaaaa ~~~ “ teriaknya saat aku menggendongnya menuju
kamar.
-The END-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
kyuuuuu~~~~ kesian nayoung tersiksa hidupnya... kalo aku jd nayoung pasti udh aku tinggalin kyunya wkwkwk. nice ff kata katanya keren gampang di ngertiin ga jelimet huehehehe
ReplyDeleteHeehhhhe baguslah ada yang suka, gak tau kenapa ambil tema ini padahal udah banyak banget yang pake tema ginian wkwkw..
ReplyDeleteMakasih