“ Pernahkah kau bertanya apa arti dirimu
untuk keluarga, untuk orang-orang di sekitarmu? Pernahkah kau tau arti hadirnya
kau di dunia ini? Pernahkah kau berharap tak ada di dunia ini? Beritahu aku dan
beritahu bagaimana aku harus bertahan dengan semua ini “.
Matanya
sudah terlihat sangat lelah menangis, sudah terlihat sangat berat tetapi air mata itu tak mau juga berhenti,
terus dan terus saja menetes dengan deras. “ Dad, I need you now. I miss you …
“ kata-kata itu yang terucap dan semakin membuat kesedihan menguasai hati
Yoora. “ Aaaaaaaaaaaaaa …. !!! “
-__-
Di
sekolah Yoora tidak terlihat ceria seperti biasanya, dia murung sekali hari
ini. Dia memandang sekitar dengan tatapan kosong di matanya yang terlihat
bengkak akibat menangis semalam, raut wajahnya masih terlihat sedih hari ini. “
Gwaenchana ? “ Yoora hanya menggelengkan kepalanya saat salah satu temannya menanyakan
keadaannya.
“
Yaa , yaa apa yang dia lakukan, haahaaa , paboo … “ , “ Hyun’aaaa .. “ Yoora
memanggil temannya yang sedang asik tertawa dan mendekatinya. “ Aah, ne “ Hyun
menoleh kearah Yoora, pandangan Hyun berubah. “ And again ? “ ucap Hyun yang
seakan mengerti tentang keadaan sahabatnya itu. Yoora membalikkan tubuh Hyun
dan bersembunyi di sana, sekali lagi dia menangis.
Wajah
Hyun tampak bodoh, benar-benar bodoh karena dia tidak bisa mengucapkan apapun
untuk membuat perasaan sahabatnya ini membaik. “ Aku sudah tidak tahan lagi “
Yoora menyeka air matanya, “ Lalu apa yang mau kau lakukan, pergi ? Benarkan
kau bisa “ saut Hyun, nada suaranya kesal. Yoora hanya menundukkan kepalanya di
hadapan Hyun, tak tau harus mengatakan apa.
Guru
matematika tidak masuk untuk mengajar hari ini dan Yoora memutuskan untuk ke
perpustakaan, mencari ketenangan di sana. Di perpustakaan Yoora mengambil
sebuah buku untuk menemani waktunya di sana dengan membaca namun air mata itu
kembali menetes.
“
Apa kau tidak kasihan dengan matamu itu, sepertinya sudah sangat lelah menangis
“ seorang namja duduk di hadapan Yoora. Yoora dengan cepat menyeka air matanya
di balik buku yang di pegangnya, “ Aku tidak menangis “, “ Benarkah. Ouh kalau
begitu aku salah lihat “ ucap namja itu lagi dengan senyuman di wajahnya,
manis.
“
Apa yang kau lakukan di sini ? “,
“
Ne, aku ? “
“
Iya, kau. Apa yang kau lakukan di sini ? “
“
Yaa, menurutmu apa yang orang lakukan di perpustakaan ? “
“
Membaca “
“
Nah itu kau tau, lalu kenapa bertanya “ senyum namja itu lagi.
“
Maksud ku kenapa kau duduk di sini, masih banyak tempat kosong lain “
“
Memangnya ini meja mu yaa, jadi aku tidak boleh duduk di sini ? “
Yoora
kesal dengan namja yang duduk dihadapannya dan kemudian dia pergi dari sana
untuk kembali ke kelas, “ Menyebalkan “.
“
Ryeowook’aa .. “, “ Ne “ panggil seorang namja saat berpapasan dengan Yoora
yang hendak meninggalkan perpustakaan. “ Ryeowook “ ucap Yoora sesaat sebelum
keluar dari perpustakaan.
“
Apa yang kau lakukan di sini ? “, “ Ya, yaa. Ada apa dengan semua orang hari
ini, kenapa semuanya bertanya apa yang aku lakukan di perpustakaan, tentu saja
membaca hyung “ ucap Ryeowook dan berhasil membuat temannya itu tertawa, “
Aahh, iya benar juga yaa, hahahah “. “ Heii, bagaimana dengan minggu ini, kau
bisa ? “ Ryeowook hanya diam tanpa mengatakan apapun. “ Tidak apa-apa kalau
memang tidak bisa “ ucap temannya lagi, “ Entahlah Yesung hyung, aku akan
mengabarimu lagi “ Ryeowook tersenyum.
“
Hyun’aa, apa kau kenal dengan orang yang bernama Ryeowook ? “,
“
Aah, siapa, Ryeowook ? “
“
Ne, Ryeowook. Kau mengenalnya ? “
“
Eumm, sepertinya tidak ,wae ? “
“
Aah anii, hanya tanya saja “
-__-
“
Tidak bisakah kau melakukan sesuatu dengan benar? Kenapa selalu saja membuat
Omma kesal akan ulahmu !! “, “ Apapun yang aku lakukan hanya akan membuatmu
kesal “ Yoora tak mau lagi menanggapi ucapan Ibunya, dia keluar dari rumah
sebelum tak lagi sanggup menahan kesedihan akibat ucapan dari Ibunya dan juga
sebelum dia semakin kurang ajar menanggapi perkataan yang di dengarnya.
Di
sebuah danau kecil yang tidak terlalu ramai di kunjungi orang, di sinilah Yoora
sering menumpahkan segala kesedihannya. Yoora duduk di tepian danau sambil
memeluk kedua kakinya, menahan kepalanya dengan tangan yang diletakkannya di
atas kedua kakinya itu.
Yoora
Message :
“
Need you now ..”
Hyun
Replay :
“
Odiga ?? “
Yoora
Message :
“
Danau “
Hyun
Replay :
“
Ne, changkemanyeong “
“
Yaa, yaa kau menangis lagi kah ? “ Ryeowook tiba-tiba sudah berada di samping
Yoora. “ Kau lagi, kenapa kau mengikutiku ? “ Yoora kaget melihat Ryeowook yang
sudah duduk di sampingnya. “ Yaaaa, aku tidak mengikutimu, lagi pula untuk apa
? “ Ryeowook tertawa kearah Yoora.
Ryeowook
duduk di samping Yoora dan sekarang mereka berdua sibuk dengan pikiran
masing-masing sambil memandang jauh ke sebrang danau. “ Apa dengan menangis kau
akan merasa lebih baik ? “ ucap Ryeowook akhirnya di tengah kesunyian diantara
mereka berdua, Yoora hanya diam tanpa menjawab.
“
Yoora .. “ Teriak Hyun saat sudah sampai di danau membuat kedua orang itu
menoleh kearahnya, Ryeowook bangkit dari sebelah Yoora dan meninggalkan tempat
itu. “ Siapa namja itu, kau mengenalnya ? “ , “ Ryeowook, hanya namanya yang
aku tau “.
Hyun
menggantikan posisi Ryeowook tadi yang duduk di samping Yoora dan seperti kondisi
yang tadi, Yoora dan Hyun hanya diam. Hyun hanya menemani Yoora yang sedang
sibuk dengan kesedihannya karena memang dia tidak tau harus berbuat apa, dia
tak bisa membuat orang keluar dari kesedihannya dan sepertinya Yoora mengerti
hal itu.
“
Kajja, aku antar kau pulang. Lama-lama di sini kau akan semakin membengkak
karena terus melahap angin “ Yoora tersenyum kecil mendengar ucapan Hyun, “ Aku
tau , aku ini gendut Kim Young Hyun “ ucap Yoora dengan nada kesal namun
tersenyum , “ Haahahh mangkanya jangan lagi melahap angin , nanti kau akan
semakin besar “ .
-__-
“
Apa kau tidak bisa melakukan hal lain selain mabuk-mabukan ? Mana tangung
jawabmu sebagai kepala keluarga ? “, “ Berisik, diam saja kau “ pertengkaran
suami – istri itu pun berlanjut tanpa menyadari Ryeowook yang sudah ada
diantara mereka berdua.
“
Bisakah kalian mengecilkan suara kalian, ini sudah malam “ , “ Yaa, yaa .. Kau
tidak sopan. Dasar anak haram “ Ryeowook terlihat marah kearah pria yang sudah
terlihat tak sangup lagi berdiri karena pengaruh alcohol itu. Plaaakk, sebuah
tamparan melayang ke wajah pria itu dari wanita yang sudah terlihat sedih
dengan air mata yang membasahi wajahnya. “ Brengsek .. “ ucap Ryeowook pelan dan kemudian kembali berjalan keluar
rumah dan meninggalkan situasi yang tidak menyenangkan di dalam rumah.
Ryeowook
memacu mobilnya di tengah dinginnya malam hari ini, wajah kesal masih terlihat
padanya. “ Hah,, anak haram “ ucapnya mengulangi ucapan dari pria yang mana
adalah ayahnya sendiri. Ryeowook duduk dengan di temani beberapa botol bir di
sampingnya, menemaninya dalam keadaan yang menyebalkan ini. “ Ciih,, apa-apan
semua ini “ Ryeowook tersenyum kecut sambil menenggak birnya.
“
Yaaa yaaa ,, apa kau sudah gila ?, merusak suaramu yang bagus itu dengan
meminum ini “ ucap Yesung dan mengambil botol bir yang di pegang Ryeowook. “
Biar hyung, tak ada gunanya suaraku ini “ Ryeowook mengambil botol bir itu lagi
dan kembali mengenggaknya.
“
Sial sekali aku harus memiliki orang tua seperti mereka. Hyung, apa salahku yaa
? “ Ryeowook tersenyum kearah Yesung menanyakan hal itu dan Yesung pun
tersenyum mendengar pertanyaan dari Ryeowook itu. “ Molla, mungkin karena kau
jelek “, “ Yaa, aku ini lebih tampan darimu Hyung hahahaha ..”. Ditengah suasana hatinya yang sedih Ryeowook
masih saja memiliki senyum manis yang menghiasi wajah manisnya itu.
-__-
“ Kehidupan ini, ada apa sebenarnya dengan
kehidupan ? Mengapa hal – hal menyedihkan ada, mengapa harus ada perasaan
seperti ini, perasaan tak di inginkan dan tak di harapkan, lalu mengapa ada
aku, mengapa aku harus hadir di dunia kejam ini, kenapa ? “
Yoora
duduk bersandar pada Hyun yang sedang mengobrol dengan teman-teman yang lain,
dia hanya mendengarkan percakapan mereka. Hyun sesekali mengacak-acak rambut
sahabatnya itu, dia tau hari ini lagi-lagi bila selesai bertengkar dengan Ibunya
Yoora akan seperti ini, akan tidak bersemangat.
“
Hyun’aa, aku ingin sepertimu “,
“
Sepertiku, maksudmu ? Kau ingin menjadi sepertiku yang urakan ini, yaa .. “,
“
Ani, aku ingin bisa tersenyum dan tertawa bebas seperti mu “,
“
Kalau begitu lakukan saja, kau hanya tinggal tersenyum dan tertawa “,
“
Yaa, kalau begitu namanya gila “ Yoora menatap kesal Hyun yang hanya tertawa.
“
Araa, arasso .. “
Yoora
membawa buku-buku latihan dari kelasnya menuju ruang guru dan saat dia melewati
ruangan music dia mendengar suara piano yang dimainkan secara kasar oleh
seseorang dan suaranya semakin menjadi, penasaran Yoora pun menghampiri ruangan
itu dan melihat seorang pria yang di kenalnya.
Yoora
masuk ke dalam ruangan itu, melihat Ryeowook yang duduk di hadapan piano dengan
kepala yang tertunduk. “ Apa kau berencana merusak piano dengan memainkannya
seperti itu ? “ ucap Yoora dan membuat Ryeowook memandangnya, matanya merah.
“
Bisa kau temani aku sebentar ? “ Ucap Ryeowook saat Yoora baru saja melangkah,
Yoora memandang Ryeowook bingung. “ Aku hanya ingin mengobrol “ senyum
Ryeowook. Yoora meletakkan buku-buku yang di bawanya dan duduk tidak jauh dari
Ryeowook, dia dapat melihat dengan jelas mata Ryeowook yang merah, seperti
habis menangis.
“
Beberapa kali bertemu denganmu, aku melihatmu yang sedang menangis, kali ini
pun matamu terlihat bengkak “ Ryeowook memandang Yoora sekilas membuat Yoora
memalingkan wajahnya dari Ryeowook. “ Apa yang membuatmu sangat sedih seperti
itu ? Ditinggal namja chingumu kah “, “ Aku tidak akan membuang air mataku
hanya karena hal itu, lagi pula apa urusanmu ? “ Yoora bangkit dari duduknya
dan berniat meninggalkan Ryeowook. “ Benarkah menangis bisa membuat diri lebih
baik ? “ senyum Ryeowook manis kearah Yoora, “ Molla .. “. Ryeowook tersenyum
melihat Yoora yang meninggalkannya, “ Apa aku harus menangis ? “ .
-__-
“ Tempat yang akan menjadi tempat dimana aku
akan menemukan kedamaian dari rumitnya kehidupanku di luar, tempat di mana aku
akan banyak menghabiskan waktu, tempat di mana aku beristirahat dari semua
kepenatan yang ada. Rumah , semua itu harusnya ada di rumah dan perasaan damai
dari keluarga, tapi aku ??? “
Yoora
duduk di tepi danau lagi dan dengan permasalahan yang sama lagi, dengannya dan
keluarganya. Dia memandang jauh, memandang pohon di sebrang danau yang terlihat
samar-samar. “ Aku lelah ,,, “ Yoora menghela nafasnya panjang sungguh
terdengar berat, seperti ada sesuatu yang menghambat nafasnya.
“
Dan sedetik lagi kau akan menangis “ ucap Ryeowook yang sudah hadir di samping
Yoora, “Kau sungguh hobi menangis “. Yoora tidak menghiraukan ucapan Ryeowook
di sampingnya, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri. “ Apa kau tidak akan
berhenti menangis sampai air matamu itu tak lagi ada ? “ Yoora memandang kesal
pada Ryeowook.
“
Yaa.. Apa urusanmu, aku mau menangis
atau tidak bukan urusanmu. Aku tidak sepertimu yang bisa selalu tersenyum “, “
Benarkah kau tidak bisa. Kau hanya perlu menarik ujung bibirmu seperti ini “
Ryeowook membuat senyum di wajah Yoora dengan menarik ujung bibir Yoora.
Plaakkkk , Yoora yang situasi hatinya tidak baik dan tidak suka dengan kelakuan
Ryeowook mendaratkan tamparan keras di wajah Ryeowook dan anehnya Ryeowook
tersenyum.
-__-
“
Apa aku sudah kelewatan Hyun’aa, aku menamparnya waktu itu “ Yoora merasa
bersalah sudah menampar Ryeowook waktu itu, “ Kalau kau memang merasa bersalah
, kau minta maaf saja padanya nanti saat bertemu “, “ Bagaimana caranya ? “, “
Yaa, Pabo kau tinggal bilang. Ryeowook’ssi Mianhae. Gampangkan “ , “ Ahhh ne
aku tau itu , tapi ..”, “ Tapi apa, sudahlah kau minta maaf saja nanti, oke “
Yoora menganggukkan kepalanya, menuruti nasehat sahabatnya itu.
“
Apa kau bertengkar lagi dengan orang tuamu ? “, “ Mereka yang betengkar dan
selalu menarikku kedalamnya “ senyum Ryeowook, Yoora melihatnya dari ujung
jendela ruang music. “ Apa dia gila, dia tersenyum padahal harusnya dia sedih “
gumam Yoora dan tanpa sadar meneruskan mendengarkan pembicaraan Ryeowook dengan
Yesung di ruang music.
“
Hyung, mungkin nanti aku akan terkenal “,
“
Aah, wae. Terkenal ? “,
“
Ne, aku akan hadir di setiap Koran dan juga televisi “ senyum Ryeowook.
“
Apa kau sudah memutuskan untuk rekaman ? “ saut Yesung.
“
Ani. Aku akan terkenal dengan kehebohan yang aku buat “,
“
Ahh , apa itu ? “
“
Seorang pelajar mati bunuh diri dengan meminum racun tikus, hahahahah “
Yesung
menempelang kepala Ryeowook mendengar ucapannya barusan, Ryeowook masih saja
tertawa.
“
Aku minta maaf .. “ Yoora masuk kedalam ruang music untuk menyampaikan maafnya
kepada Ryeowook untuk kejadian waktu itu. “ Ahh, minta maaf. Untuk apa ? “, “
Karena menamparmu waktu itu “. Ryeowook berdiri dari bangku piano dan
menghampiri Yoora. “ Apa kau menangis lagi ? “ Ryeowook mendekatkan wajahnya ke
Yoora dan memandangnya dengan teliti, Yoora menundukkan wajahnya “ Sudahlah
tidak apa-apa, kau tidak perlu minta maaf. Oh yaa siapa namamu ? “ Ryeowook
mengulurkan tangannya pada Yoora. “ Yoora “, “ Yoora. Euum , aku Ryeowook “
senyumnya manis kearah Yoora.
“
Mau temani aku makan, aku lapar “ ajak Ryeowook pada Yoora. Yoora agak kaget
dengan ajakan Ryeowook karena bisa di bilang mereka baru saja kenal, walaupun
sudah sering bertemu tapi Ryeowook baru saja mengetahui namanya. “ Ayolah “
tanpa ragu Ryeowook manarik tangan Yoora dan membawanya menuju mobil kemudian
membawanya kesebuah restoran.
“
Apa kau selalu seperti ini ? “,
“
Aah, maksudmu ? “,
“
Ya, selalu dengan mudah mengajak wanita seperti ini ? “
“
Ani, baru kali ini aku mengajak wanita makan bersamaku “
Ryeowook
asik dengan makanannya dan Yoora masih beraneh ria dengan sikap dari namja yang
ada dihadapannya sekarang ini. Yoora memperhatikan Ryeowook yang selalu
menghiasi wajahnya itu dengan senyuman yang benar-benar manis, yang kadang
membuat Yoora terpesona dengan senyumannya itu.
-__-
“ Bantu aku untuk bertahan dengan semua ini, tolong bantu aku melewatinya atau bantu aku untuk pergi dari semua ini. Siapapun itu tolong bantu aku melewatinya”
Mulai
dari saat itu Yoora dan Ryeowook menjalin pertemanan, keduanya jadi sering
bercerita mengenai satu sama lain . Yoora jadi sering menemani Ryeowook latihan
di ruang music dan sesekali mereka pergi berdua untuk sekedar makan atau yang
lainnya, mereka berteman.
“
Kau menangis lagi ? “ Ryeowook mencubit pipi Yoora pelan dan memperhatikan
wajah Yoora dengan jarak yang sangat dekat, Yoora tidak bergeming seperti waktu
pertama bertemu, dia sudah mulai terbiasa dengan ulah Ryeowook. “ Nanti cairan
di matamu itu kering “, “ Biarkan saja “ ucap Yoora.
Ryeowook
duduk di samping Yoora yang membaca buku dekat dengan jendela, “ Jangan
menutupi wajahmu dariku, kalau mau menangis yaa menangis saja “ Yoora
menurunkan buku yang menutupi wajah sendihnya, Ryeowook membawa Yoora kedalam
pelukkannya. “ Kau benar-benar akan menghabiskan air matamu “ ucap Ryeowook
sambil menepuk-nepuk pundak Yoora, mencoba menenangkannya didalam pelukkannya.
-__-
Ryeowook
Message :
“
Mrs. Tears, kau dimana ? Bawakan aku makanan keruang music, aku lapar “
Yoora
Replay :
“
Dasar kau ini “
Yoora
tersenyum membaca pesan yang Ryeowook kirim padanya dan kemudian bergegas
menuju kantin untuk membelikan pesanan Ryeowook. Selesai membeli makanan Yoora
menuju ruang music dan dia melihat Ryeowook yang sedang terbaring di sana.
“
Heii ,, bangun. Aku membawakan pesananmu. Ayo cepat bangun “ Yoora menyentuh
Ryeowook untuk membangunkannya dan saat menyentuhnya Yoora merasakan hawa panas
dari tubuh Ryeowook. “ Yaa, apa kau sakit ? “ tanya Yoora saat Ryeowook sudah
terbangun dan duduk di hadapannya.
Ryeowook
menempelkan tangannya ke keningnya, “ Sedikit , mungkin karena aku belum makan
dua hari ini “ ucapnya dan tersenyum kearah Yoora sambil bersiap menyantap
makanan yang di bawa Yoora. Yoora memperhatiakn Ryeowook yang sedang lahap
makan, dia bingung dengan sikap Ryeowook yang
masih saja bisa tersenyum dengan kondisi seperti ini padahal dia sedang
sakit.
-__-
“
Kira-kira apa yang terjadi padanya yaa ? “,
“
Apa kau mencemaskannya ? “,
“
Sedikit , aah entahlah aku bingung “
Yoora
merebahkan tubuhnya di tempat tidur Hyun sambil memikirkan kemana perginya
Ryeowook empat hari ini, sudah empat hari Ryeowook tidak masuk sekolah dan
membuat Yoora sedikit khawatir. “ Apa aku harus kerumahnya supaya tau
keadaannya ? “ Yoora memandang Hyun mengharap bantuan solusi dari sahabatnya
itu. “ Boleh, kau pergi saja kerumahnya biar tidak penasaran lagi “ Yoora
mengangguka dan memutuskan besok dia akan pergi kerumah Ryeowook untuk mencari tahu keadaannya.
-__-
Sepulang
sekolah Yoora menjalani apa yang telah direncanakannya kemarin untuk berkunjung
ke rumah Ryeowook, setelah meminta alamatnya dari pihak sekolah Yoora pun
berangkat menuju rumah Ryeowook, entah mengapa dia sangat cemas dengan keadaan
Ryeowook.
Yoora
sampai di depan rumah yang beralamatkan sama dengan kertas yang diberikan pihak
sekolah tadi. Rumah yang tidak begitu besar namun memiliki halaman yang lumayan
bagus. Yoora memberanikan diri untuk memasukki pagar dan mengetuk pintu rumah.
“
Annyeongasseo ahjuma , aku temannya Ryeowook apa dia ada di rumah ? “,
“
Aah Annyeong, silahkan masuk dia ada di kamarnya “
Yoora
melangkah masuk ke dalam rumah dan kemudian langsung menuju kamar Ryeowook
dengan diantar oleh wanita yang sepertinya adalah Ibunya Ryeowook. Begitu masuk
ke kamar Ryeowook, Yoora melihatnya yang sedang tertidur, “ Ironaa, Ryeowoook
ironaseyoo .. “ Ryeowook pun terbangun dengan mata yang belum sepenuhnya
terbuka dia sudah menyadari keberadaan Yoora, “ Yoo .. ra “.
“
Bagaimana kau bisa tahu rumahku ? “,
“
Aku membongkar data siswa di sekolah “ ucap Yoora membuat Ryeowook tersenyum.
“ Apa
kau baik-baik saja ? kenapa tidak sekolah “ tanya Yoora dengan wajah yang
terlihat cemas.
Ryeowook
memandang kearah Yoora yang duduk di bangku yang ada di samping tempat
tidurnya, melihat wajah cemas Yoora untuknya dan tersenyum manis kearah Yoora.
“ Apa kau mengkhawatirkanku ? “ Ryeowook menepuk tempat duduknya, memberi
isyarat agar Yoora duduk disampingnya.
“
Katakan, apa kau mengkhawatirkanku ? “ Ryeowook mengulangi pertanyaannya pada Yoora yang
sekarang sudah duduk disampingnya. “ Ya, aku mengkhawatirkanmu karena terakhir
bertemu kau sakit jadi ,, “, “ Jadi kau khawatir kalau aku bertambah parah ? “
tanya Ryeowook lagi, “ Ne “ Yoora menundukkan kepalanya , dia tidak kuat
menerima tatapan Ryeowook.
Ryeowook
menarik Yoora kedalam pelukkannya, memeluknya dengan erat, “ Empat hari ini aku
ingin sekali melihatmu tapi badanku lemas sekali , baguslah kau datang “ Yoora
tidak menyangka Ryeowook akan memeluknya dan mengatakan hal ini. “ Apa kau
baik-baik saja ? “ tanya Yoora saat Ryeowook sudah melepaskan pelukkannya, “
Ne, gomawo sudah mau mengkhawatirkanku. Selain Yesung hyung, kau orang kedua
yang khawatir dengan keadaanku “ Ryeowook memberikan ciuman hangat pada Yoora
dan lagi-lagi membuat Yoora tersentak dengan sikapnya yang selalu mendadak.
-__-
“
Aahh, Jijja … Kau dan Ryeowook ,, “,
“ Ne
, aku pun tidak menyangka dia akan menciumku “,
“
Aigooo. Kau pasti senangkan, iyakan ? “
“
Ne, aku senang “
Yoora
tersenyum membayangkan yang terjadi dengannya dan Ryeowook kemarin saat
menjenguknya.
Malam
sudah mejelang saat Yoora tiba di rumah, Ibunya masih belum tidur dan
menunggunya membuat Yoora merasakam firasat yang tidak baik. Benar saja tak
lama Yoora di dalam rumah Ibunya memarahinya dengan alasan yang tidak jelas,
Yoora tidak menanggapi perkataan yang Ibunya ucapkkan padanya, dia mencoba
menahannya sampai akhirnya ibunya
berkata “ Mengapa kau tidak pergi saja bersama dengan ayahmu “ Yoora menangis,
yaa dia menangis.
Yoora
kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumah, dia benar-benar sudah tidak
lagi bisa menahan kesedihannya dengan semua ucapan yang Ibunya sendiri katakan
padanya. Tak berapa lama Yoora sudah berada di danau, tempat yang sering dia
kunjungi dan menangis sepuasnya di sana.
“
Ryeo,, wook’aa,, aa, kau ,, di mana ? “,
“
Wae ? Gwaenchana ?? Odigaseo ?? “
“
Danau,,, ak,,u di,, danau ,, “
Ryeowook
dengan cepat bergegas menuju danau dimana dia pernah bertemu dengan Yoora
setelah mendapat telephonenya. Dia memacu mobilnya dengan cepat dengan perasaan
khawatir, 20 menit dan Ryeowook pun sampai di danau, setelah sampai dan
mematikan mobil dia langsung berlari untuk menghampiri Yoora.
“
Yoora .. “ Yoora memeluk Ryeowook saat sudah melihatnya dan di pelukkan
Ryeowook tangisnya semakin pecah dan kali ini Ryeowook tidak berkata apa-apa,
dia hanya membirkan wanita itu menangis sepuasnya dalam pelukkannya.
Ryeowook
memberikan Yoora sebotol air minum saat Yoora sudah tak lagi menangis. Mereka
duduk di dalam mobil sekarang, ditemani dengan kesunyian diantara mereka
berdua. “ Mianhae, membuatmu keluar malam-malam “ Yoora tidak menatap Ryeowook.
“
Bagaimana kau bisa ? “,
“
Apa ?? “,
“
Bagaimana kau bisa selalu tersenyum dengan apa yang kau alami dengan keluargamu
? “,
“
Mungkin karena aku sudah terlalu kecewa “ Ryeowook tersenyum.
“
Aku tidak mengerti “ ,
“ Sudahlah,
kau tidak harus mengerti bagaimana aku menghadapi masalahku yang penting adalah
bagimana kau menghadapi masalahmu. Bagiku saat seperti sekarang hanya saat
dimana aku harus bersabar sampai waktu dimana aku bisa memegang kendali akan
hidupku sendiri saat aku tak lagi memerlukan mereka yang sama sekali tak
menginginkan aku ada “ Ryeowook tersenyum dengan sangat manis.
“
Menunggu untuk tak memerlukan mereka ? “
“
Saat ini aku masih memerlukan mereka untuk membiayai sekolah dan kebutuhanku
tapi nanti saat aku sudah bisa menghidupi diriku sendiri aku akan meninggalkan
mereka, mereka yang tak pernah menginginkanku , aku tak akan membebankan mereka
dengan semua kebutuhanku, jadi sampai saat itu datang aku hanya perlu bersabar
dan menanggapi ucapan mereka dengan senyum “
“
Aku tidak bisa seperti itu, tidak bisa “
“
Karena itu, seperti yang aku bilang tadi carilah cara untuk menghadapi
masalahmu tanpa harus menyiksamu lebih jauh lagi dan membuat hatimu sakit terus
menerus “.
Ryeowook
keluar dari mobil dan memandang langit yang terang dengan sinar bulannya,
memandangnya dengan senyuman manis khasnya. Yoora berdiri berdampingan dengan
Ryeowook mencoba memahami perkataa Ryeowook tadi.
“
Apa kau mau menemaniku menghadapi semua ini ? “
“
Aku rasa iya “
“ Tak
apa kalau memang tidak bersedia “
“
Aku akan menemanimu kapan pun itu karena aku rasa, aku sudah mulai menyayangimu
dan melihatmu menangis membuatku sedih “
Ryeowook
memeluk Yoora, menenangkannya di dalam pelukkannya itu. Dalam kesedihan yang
didapatnya hari ini Yoora masih sangat bersyukur karena dia memiliki Ryeowook
disisinya yang mau menemaninya menjalani kehidupannya, memberikan kebahagiaan
yang jumlahnya sedikit di dalam hidupnya, membuatnya bisa merasakan arti
dirinya untuk seseorang.
-The END-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
No comments:
Post a Comment