My Menu

May 19, 2014

Am I Wrong to Love





 Author : Julz
Cast : Donghae – Kyuhyun - Siwon  (Super Junior)
 Dongchan  -  Cha Young ran – Kim Nana – Kim Yoora (OC)
 (cast mungkin akan bertambah nantinya ^^)
Gendre : Romance – AU
Length : Chapter / continue
Rate : T
Disclameir : This story and plot it’s mine but not with all the cast.
All typo you will found is NORMAL.

Am I Wrong to Love



Dia hanya terdiam, tak ada reaksi sama sekali walau bekal makan siangnya telah dibawa pergi oleh sekelompok anak nakal. Aku berdiri ditempatku memandang detail raut wajahnya. Sangat datar.

Aku ingin menghentikan aksi diamku yang hanya bisa memadanginya dari tempatku berdiri namun bersamaan dengan niatku menghampirinya, dia beranjak dari sana, dari bangku taman yang sudah mulai sepi dari kebisingan suara riang khas anak sekolah dasar.

Menggunakan penggaris aku mulai membuat garis-garis lurus di buku tulisku yang masih terlihat bersih tanpa ada coretan sama sekali, membuat garis membentuk kotak-kotak sebagai bantuan menggambar sebuah peta yang menjadi tugas dari ibu guru hari ini.

Dengan gaya belajar layaknya anak kelas 4 SD, aku serius mengerjakan tugasku walau sesekali aku menggunakan penghapus untuk membenarkan goresan pansil yang salah dari gambar yang aku buat. 

Di sela mengerjakan tugasku, aku mengarahkan pandanganku ke pojok ruang kelas. Sekali lagi dia menjadi korban kenakalan dari anak-anak nakal dikelas dan seperti tadi dia hanya diam, terlihat ikhlas menerima ulah usil dari teman-teman sekelasku yang nakal itu. Entahlah kenapa aku selalu melihat saat dia terkena ulah nakal, “ Apa kau tidak bisa melawan mereka ? “.

-Am I Wrong to Love-

“ Hujan ... “ aku mengulurkan tanganku, membiarkannya melewati area kering di teras sekolah. Aku suka hujan, hujan seperti sesuatu yang bisa menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan.  Aku menunggu hujan berhenti, berteduh bersama dengan teman-temanku yang lain sambil bermain air hujan dan dia juga ada disini bersamaku menunggu derasnya air hujan yang turun di siang hari ini.


“ Kalau jalan itu yang benar , ahaahaha .. “ bajunya sudah berubah warna sekarang, dia terjatuh tepat diatas kubangan air. Ya, dia dijahili lagi oleh anak-anak itu. “ Apa kau akan tetap disana? Bangunlah “ aku mengulurkan tangan kecilku untuk membantunya berdiri dan aku bingung melihat ekspresi wajahnya yang sudah hampir meneteskan air mata.
“ Yaa Dongchan-aa kenapa kau malah menangis ? Ayo cepat berdiri .. “ aku membungkukkan sebagian tubuhku untuk meraih tangannya dan membantunya berdiri. Dia malah makin menangis, wajahnya sampai memerah karna tangisannya itu, aku jadi semakin bingung.

Aku membawanya duduk ditaman sekolah, mengurungkan niatku untuk pulang karena aku ingin membuatnya yang tadi menanggis sedih ini terdiam. Aku megeluarkan botol minum micky mouseku, untukku berikan padanya, “ Minumlah, jangan menangis lagi kau itu laki-laki tau “ dengan air mata yang masih menetes dia menenggak air yang aku berikan.

-Am I Wrong to Love-
 
Semua anak-anak kelasku sedang mengikuti pelajaran olahraga hari ini dan semuanya terlihat sangat senang karena bagi kami pelajaran olahraga adalah saat untuk kami bermain dengan senang. Aku melihatnya, anak nakal itu ingin melancarkan ulah nakalnya lagi kali ini dan dengan bola basket yang ada ditanganku, aku melemparkan bola ditanganku, menggagalkan rencana nakalnya itu. “ Ya Youngieee, wae ?? “, “ Ups, minhae Haejoon’aa aku tidak sengaja “ aku tersenyum tipis menanggapi ekspresi kesal dari Haejoon lalu memandang kearah Dongchan yang sudah aku selamatkan dari ulah jahil Haejoon, dia tersenyum.

“ Kyaaaa ~~ Dongchan ...!! “ aku berteriak kaget ketika Dongchan masuk ke dalam toilet saat dia salah masuk ke dalam toilet wanita, “ Mianhae Young ran’aa .. “ untung saja aku sudah selesai mengganti pakaianku, tapi tetap saja aku kaget bahkan teman-temanku yang lain sudah teriak sambil kebingungan mencari tempat untuk sembunyi.

“ Yaaa , Dongchan apa yang kau ,, “ aku tertegun melihat Dongchan yang menyilang kakinya sambil menutupi bagian bawah dengan tangannya. “ Youngiee, aku ,,, “ aku menarik tangannya untuk melihat apa yang sudah ditutupinya dan ternyata celanya sudah basah karena dia buang air kecil. “ Yaa Lee Dongchan , jinjja .. “, “ Tadi aku sudah tidak tahan untuk buang air, tapi ternyata salah masuk dan saat aku berlari karena mendengarmu teriak tiba-tiba saja celanaku sudah basah “ aku tidak bisa melakukan apa-apa mendengar penjelasannya dan terlebih melihat ekspresi wajahnya saat ini. Aku membawanya ke ruang guru untuk meminta bantuan guruku dengan celana Dongchan yang basah.

-Am I Wrong to Love-

 “ Omma, aku gak mau sekolah, gak mau “ rengekku pada Omma dan sudah hampir menangis tapi dengan segala cara Omma menyuruhku berangkat sekolah, pada akhirnya aku berangkat juga menuju sekolah hari ini.

Teman-teman sekelasku sudah sibuk dengan mantra-mantra yang sedang mereka lantunkan berulang-ulang kali, ya hari ini ada tugas menghafal perkalian dan inilah yang membuat aku tidak ingin masuk sekolah hari ini karena aku belum bisa menghafal perkalian itu.

Aku membawa buku catatanku ketaman untuk mencoba menghafal perkalian, sebisa mungkin aku menghafal angka-angka yang menjadi hal paling menyebalkan buatku. Aku sudah sangat putus asa melihat angka-angka ini untuk menghafalnya, aku menangis karena kebodohanku.

“ Youngiee, kau menangis? uljimaa ... “ Dongchan memelukku, dia menunggu dengan sabar tangisanku berhenti. “ Aku belum bisa menghafal ini “ rengekku dengan khas tangisan anak kecil pada anak kecil lainnya. “ Aku juga belum hafal. Kita menghafal bersama saja, yuk “ Dongchan tersenyum manis padaku dan kemudian dia membuka bukunya, mulai membaca perkalian yang ada disana.

Aku sudah berdiri disamping guruku untuk memperdengarkannya hasil hafalanku, dengan gugup aku memulainya dan tanpa terasa aku sudah menyelesaikan perkalian ini. Rasanya senang sekali bisa menyelesaikan tugas hafalanku. Dari tempat duduknya di ujung kelas aku dapat melihat Dongchan yang tersenyum melihat kearahku yang sudah selesai memperlihatkan hasil hafalanku pada ibu guru di depan kelas.

-Am I Wrong to Love-

 “ Yaa Young ran, kenapa kau suka sekali bersama Dongchan yang cengeng itu ? “, “ Molla, dia itu lucu “ aku tertawa membayangkan wajah Dongchan yang buang air dicelananya beberapa waktu yang lalu, “ Boleh buatku? “ dan kemudian Haejoon memberikan makanannya padaku.

“ Dongchan’aa .. “, “ Yaa, buat apa kau memanggilnya? “, “ Memangnya kenapa? “ dengan langkah yang ragu-ragu Dongchan berjalan kearahku yang sedang duduk bersama dengan Haejoon. “ A, apa kau sudah mengerjakan PR ? “, “ Sudah kok “ senyumku melihat Dongchan yang terlihat takut dengan adanya Haejoon disampingku. “ Heii Haejoon jangan melihatnya seperti itu, dia takut tau “ Haejoon pergi masuk kelas dan meninggalkanku bersama dengan Dongchan.

“ Apa kau takut dengan Haejoon ? “ , “ Karna dia nakal “ sautnya polos dengan wajah yang masih saja terlihat takut walau Haejoon sudah tak lagi ada disekitar kami. “ Kalau kau bisa melawannya dia tidak akan nakal lagi padamu “, “ Biarkan saja, aku tidak suka berkelahi “.

-Am I Wrong to Love-

 “ Young ran ~~~ ironaaaa ... “ suara Omma seketika menggelegar ke semua isi rumah dan membuatku terpaksa bangun dari nyenyaknya tidur. Mataku mengarah pada jam dinding di kamar dan langsung saja membuatku terjebak dalam situasi terburu-buru, yups benar aku telat.

Dengan langkah besar aku berlari dari tempat parkir menuju kelasku yang berada dilantai 4 dan  setelah seluruh tanaga aku kerahkan dengan beralari seperti atlit tetap saja aku terlambat dan pintu kelas sudah tertutup dengan rapatnya. “ Young ran, kau telat “ .

Aku duduk di bangku teras kampus, mencoba menstabilkan nafasku yang terengah-engah akibat melakukan marathon tadi. Aku mencoba pasrah melepas kelas bahasaku hari ini, andai saja semalam aku tidak tidur selarut itu untuk menyelesaikan tugas bisnisku, aku pasti tidak akan telat hari ini.

Aku menuruni anak tangga dengan langkah yang berbeda dengan tadi, sekarang aku nenuruni anak tangga dengan langkah pelan sambil ditemani rasa lelah dikakiku. Mengarahkan langkah menuju kantin untuk menemukan kesegaran bagi tenggorokkanku yang kering sehabis berlari tadi. Membeli sebotol minuman dingin  dan menenggukknya perlahan, aah sungguh hal yang nikmat.

Beberpa orang dikantin terlihat berlari menuju ketempat parkir dengan terburu-buru, “ Ada apa? “, “ Ada yang berkelahi “ ucap seseorang yang aku tanya. Aku menuju parkiran, penasaran dengan apa yang sedang orang-orang ini lihat.

“ Yaa, sudah aku bilang untuk tidak menggangu pacarku tapi kenapa kau ,, “
“ Yaa, yaa apa kau bilang menggangu? Harusnya aku yang bilang begitu. Pacarmu itu sudah sangat mengganguku dengan mengikutiku kemana saja “,

“ Aisshh , kau ini .... “

Sejurus pukulan kencang menghantam wajah pria yang terlihat tampan itu dan kemudian pria itu pun membalas pukulan yang didapatnya pada pria yang sudah sangat terlihat kesal dihadapannya. Tak lama perkelahian itu pun tak bisa ditunda lagi, keduanya saling hantam satu sama lain tanpa ada belas kasih sama sekali.

Aku memandangi keduanya, haruskah mereka menyelesaikannya dengan cara seperti ini?. Tiba-tiba saja aku terpaku pada salah satu dari mereka, mereka yang sedang asik bertarung itu. “ Itu Dongchan?. Iya itu Dongchan! “ sudah lama sekali, lama setelah kelulusan sekolah dasar dulu aku tak lagi pernah melihat Dongchan, tak pernah karena kabarnya dia pindah ke kota lain. Aku masih saja tidak menyangka bisa melihat teman kecil cengengku di satu kampus yang sama denganku saat ini dan terlebih melihatnya sedang berkelahi.

Seorang seniorku berlari menuju kerumunan orang yang sedang melihat pertarungan dan kemudian dia melerai perkelahian itu. “ Kalian berhenti sekarang juga! “, “ Siwon kau tidak usah ikut campur “ ucap salah satu dari mereka dan untuk memberikan pelajaran, Siwon malah menghantam kedua orang itu secara bergantian. “ Bubar kalian semua !!! “.

Aku dengan masih ketidak yakinanku yang baru saja melihat Dongchan masih berdiri mematung dan tersadar saat tempat in sudahi sepi. “ Kemana perginya mereka? “ aku sudah tidak melihat Dongchan lagi. “ Dasar Young ran bodoh “ ucapku sebelum akhirnya aku ikut meninggalkan tempat parkir.

-Am I Wrong to Love-

Tadi pagi aku tidak sempat memakan sarapanku karena tidak ada waktu lagi untuk itu, ya lagi-lagi aku telat. Aku mengunyah roti yang aku sambar dari meja makan rumah tadi pagi sebelum berangkat, niatnya mau aku makan diperjalanan menuju kampus namun karena terlalu serius memperhatikan jalan, aku jadi lupa memakannya.

Baru saja aku menikmati rotiku saat Siwon seunbae duduk disebelahku dan merengut roti ditanganku, “ Yaa Oppa, itu makan siangku “ dia hanya tersenyum dan kemudian mengembalikan roti kepadaku. 

“ Ahh iya Oppa, apa kau kenal dengan pria yang kemarin itu? “ wajah Siwon nampak bingung, “ Yang kau pisahkan kemarin, apa kau mengenal mereka? “, “ Ani, aku tidak mengenal mereka. Wae? “, “ Aku kira kau kenal. Buat apa kau melerai mereka kalau tidak mengenalnya? “, “ Aku hanya tidak ingin melihat keributan dikampus “ senyumnya bak seorang super hero, “ Ahh kau seperti superman saja “ tawaku bersama dengannya.

Disampingku Yoora dan Nana sedang asik ngobrol sedangkan aku sedang asik memakan makanan yang Nana beli dari kantin. Aku tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan dan hanya asik dengan pekerjaanku, makan. 

“ Yaaaa, Cha young ran kenapa kau menghabiskan makananku??? “ Nana menyadari makanannya sudah tak lagi berada di dalam bungkusnya dan sudah berpindah ke dalam perutku. “ Aku sangat lapar Kim Nana, jadi tidak bolehkan sahabatmu yang lapar ini memakannya “ sautku sambil berusaha menunjukkan wajah kelaparan dihadapannya dan Nana hanya mendengus kesal padaku membuat Yoora tersenyum, “ Apa kalian tidak bisa bertengkar untuk hal kecil setiap hari? “, “ Aniyo .. “ sautku bersamaan dengan Nana membuat Yoora tertawa geli. 

“ Besok malam kalian jangan lupa datang kerumahku, kita harus menyelesaikan tugas makalah kita “ perintah Yoora, aku dan Nana menganggukkan kepala perlahan namun tiba-tiba “ Aku akan terlambat karena aku harus mengantar Omma “ aku dan Yoora mengiyakan saja ucapan Nana itu walau nyatanya kami berdua tau apa yang sebenarnya ingin dilakukannya, shopping.
                                                                                                                                                                                “ Yaa, berhenti mengunyah “ ucap Yoora akhirnya melihatku yang sedari tadi mengunyah makanan dimulut dan aku hanya tersenyum tipis padanya sambil tetep menggunyah diiringi tatapan kesal Nana. Aku dan kedua sahabatku ini dengan serius membaca buku-buku yang sudah kami ambil dari rak-rak perpustakaan untuk membantu menyelesaikan tugas kami sambil membuat catatan dari pokok-pokok pembahasan yang penting sebagai data.
-Am I Wrong to Love-

Cuaca sedang cerah hari ini dan karena itu aku memutuskan untuk menggunakan  kendaraan umum dan meninggalkan mobilku tetap berada digarasi rumah. Angin hari ini juga terasa sangat segar, tepat sekali pilihanku untuk menggunakan kendaraan umun jadi aku bisa sangat santai menikmati hari yang cerah ini.

Lampu jalan menunjukkan warna merah dan bus yang aku tumpangi pun berenti, memberikan kesempatan para pejalan kaki untuk melintas, menyebrangi jalan. Didepan zebra cross ada motor sport merah yang terparkir dan pengemudianya duduk tepat dibelakang motor yang dalam keadaan mati itu, “ Apa dia tidak bisa baca tanda itu? “ aku baru saja memalingkan pandanganku hingga akhirnya aku kembali memandang pria dibalik motor itu, itu Dongchan.

“ Dong ,,,, “ dan Dongchan pun menaiki motornya kemudian hilang dari jarak pandangku. “ Kenapa kau duduk disana? Ada apa denganmu? “ bus yang aku tumpangi pun kembali melintas di tengah jalan Seoul yang sedang sepi ini, dengan beberapa kali berhenti di halte untuk mengangkut para penumpang akhirnya aku sampai di kampus dengan tepat waktu. 

“ Won oppa “ panggilku saat melihat Siwon oppa dihalaman  depan kampus. Aku memanggilnya dengan Won karna itu potongan dari namanya (Siwon) tapi alasan tepatnya adalah karena dia itu orang kaya, dia anak pengusaha besar di Korea karena itu aku memanggilanya Won oppa (won adalah nama mata uang Korea).

Aku melingkarkan tangan kiriku di lengan kananya dan berjalan bersamanya. “ Kapan Oppa bertanding lagi? “ Siwon oppa kemudian malah merangkul pundakku, “ Aku akan memberitahumu kalau nanti ada pertandingan “ senyumnya kearahku, aku mengacungkan ibu jariku padanya.

“ Nanti temani aku makan siang, oke “ Siwon oppa meninggalkanku dan berlari menuju kelas. Sambil menunggu kelasku yang masih setengah jam lagi aku melangkahkan kaki menuju kantin untuk sekedar minum dan menghabiskan waktu menunggu.

“ Dongchan ... “ aku langsung mengikuti langkahnya, sudah lama sekali tidak bertemu dengannya, aku ingin sekali menyapanya untuk menghilangkan rasa rindu. Aku mengikuti langkahnya yang mengarah ke lapangan indoor kampus.

Aku melihat sekeliling lapangan tapi tidak ada seorang pun berada disana, menyebar pandangan untuk memastikan bahwa Dongchan tidak ada disana. “ Kenapa kau mengeikutiku? “ aku terkejut dengan keberadaan Dongchan yang sudah ada tepat dibelakangku saat aku membalikkan badan.

“ Aku hanya ingin menyapamu, sudah lama tidak bertemu “ ucapku dengan sedikit senyum kaku yang aku buat di bibir. “ Baiklah kau sudah menyapaku, lalu? “ ucapnya datar, aku merasakan sesuatu didadaku, terasa panas sekali. Aku memberanikan diri melihat langsung matanya namun hanya hitungan detik aku sudah tidak kuat melakukannya. “ Jangan pernah mengikutiku lagi, aku tidak suka “ ucapnya lagi membuat aku tertegun bingung. Aku melihat langkahnya menjauh dari lapangan, melihat bahu lebarnya dari belakang “ Kau sudah besar Dongchan, apa kau lupa padaku? Aku Young “.

Ponselku berdering membuatku tersadar dari lamunanku pada Dongchan, Nana mengirim sms padaku, menanyakan keberadaanku, melihat pesannya aku langsung bergegas menuju kelas yang sebentar lagi akan dimulai. “ Kau dari mana saja? “, “ Hehee, minhae Kim Nana “ senyumku padanya yang sudah menyediakan tempat duduk untukku.

“ Mau makan siang apa hari ini? “ ,
 “ Molla, terserah saja. Bagaimana denganmu Ran? “
“ Aku janji akan makan siang dengan Siwon oppa. Kalian mau ikut? Ikut saja “
“ Ahh sudahlah, pergi saja dengannya. Kami tidak akan menggangu kalian “
“ Apanya yang menggangu? Sudah ikut saja “
“ Sadarlah, Siwon itu menyukaimu Ran “
“ Anii, dia hanya Oppaku “

Dan akhirnya aku dan kedua sahabatku itu berpisah untuk makan siang hari ini karena mereka bersikeras untuk tidak ikut bergabung denganku dan Siwon oppa untuk makan siang. Aku menunggu Siwon oppa di bangku yang berada di depan kelasku sambil mendengarkan lagu dari earphone yang tersambung pada ponselku. 

Pikiranku kembali pada kejadian tadi pagi saat aku bertemu dengan Dongchan. Kenapa dia tidak mengenaliku? Apa wajahku sudah berubah begitu banyak dan dia, dia sudah berubah dengan sangat berbeda dari Dongchan yang dulu.
“ Kau sudah lama menunggu? “
“ Satu hari “
“ Ahaha bisa saja, kajja “

Dan disinilah aku bersama dengan Siwon oppa menghabiskan makan siang kami hari ini, di sebuah restoran yang akan mengenyangkan perutku dengan semua menu yang mengiurkan. Aku memesan pasta dan segelas jus jeruk untuk menemani makan siangku, sedangkan Siwon oppa entahlah memesan apa, dari namanya saja aku sudah bingung dia itu sedang memesan makanan apa.

“ Gomawo sudah menemaniku makan “, “ Gomawo sudah memberikanku makan siang gratis “ senyum kami berdua setelah selesai makan. Kami tidak lantas meninggalkan restoran saat selesai makan, memberikan sedikit waktu untuk tubuh mencerna makanan dengan saling mengobrol sebelum akhirnya pergi meninggalkan restoran.

Malam sudah menyapa saat aku sudah berada dirumah Yoora untuk menyelesaikan tugas makalah kami. Seperti ucapannya kemarin Nana datang terlambat hari ini, setelah satu jam aku disini Nana baru sampai dan langsung ikut tenggelam bersama dengan kami mengerjakan tugas.

Beginilah aku dan kedua sahabatku ini saat mengerjakan tugas, semuanya akan diam dan konsentrasi pada pekerjaannya masing-masing, hanya saat ada yang ingin dipertanyakan kami akan mengeluarkan suara dan jujur saja aku senang sekali dengan keadaan yang seperti ini, terlihat kami seperti anak-anak yang jenius.
“ And finish .. “ seru Nana dan kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur Yoora yang empuk dan hal itu yang aku juga Yoora lakukan. “ Jadi, apa saja yang kau beli hari ini? “, “ Hanya sapasang sepatu “ ucap Nana tidak sadar, “ Upss, hehehe “ tawanya yang ketahuan oleh kami.

-Am I Wrong to Love-

Rasa penat karena tidak dapat melakukan apa-apa dirumah membuatku berkeluyuran keluar rumah hanya untuk membuang rasa bosan. Dengan sebotol cola kecil ditanganku aku berjalan dipinggir jalan kota Seoul sambil melihat pemandangan sekitar yang ramai dilalui orang.

Aku suka seperti ini, berjalan sendirian ditemani lagu yang mengalun ditelingaku lewat earphone. Merasakan dengan bebas udara tanpa harus membagi konsentrasi dengan memperhatikan jalan seperti saat mengemudikan mobil, rasanya sangat santai.

Saat aku sedang menikmati perjalananku, aku melihat mobil sedan hitam yang terparkir dipinggir jalan dengan pintunya yang terbuka dan melihat sang pemiliknya sedang memengangi perutnya dengan posisi tubuh keluar dari mobil.

“ Gwaenchana? “, “ Perutku sakit “ dan aku terkaget melihat wajah pria didepanku ini, ini Dongchan. “ Boleh bantu aku belikan, obat seperti ini di toko obat “ dengan tatapanku yang masing kaget, aku meraih botol obat berukuran kecil yang diberikannya padaku dan aku pun berlari menuju apotik terdekat yang bisa aku temukan untuk membeli obat.

“ Ini minumlah “ aku melihatnya yang sepertinya sangat kesakitan. Dia masih memegangi perutnya walau sudah meminum obat yang aku berikan padanya. “ Gwaenchana,, Dongchan’ssi? “ tanyaku namun dia malah melihatku dengan tatapan benci. Setelah menatapku dengan penuh rasa kesal dan benci, dia meninggalkanku.
“ Yaa, kau bahkan belum berterima kasih padaku dan malah pergi begitu saja “ sebenarnya ada apa dengannya, kenapa dia jadi melihatku dengan tatapan mengerikan seperti itu, apa aku sudah mengatakan hal yang salah? Sepertinya tidak, tadi aku hanya menanyakan keadaannya saja, tidak lebih. 


Sampai dirumah aku membongkar album kenangan yang aku punya di dalam kamar, membukanya sampai aku menemukan foto-foto dari masa sekolah dasarku, ada Dongchan disana berdiri dengan manisnya diantara kami semua saat foto bersama dikelulusan kami waktu itu. Senyumnya sangat manis dan anehnya dia bisa tersenyum saat berdiri disamping Haejoon, orang yang dia takuti dan sering mengusilinya.
Aku tersenyum dan dengan mudah tertawa saat semua ingatan masa sekolah dasar terulang dikepalaku, saat-saat dimana Dongchan dengan wajah manisnya itu terkena ulah nakal Haejoon yang tak pernah berhenti menjahilinya, semuanya terekam dengan baik dikepalaku, menjadi ingatan yang sangat membahagiakan buatku. “ Lee Dongchan, benarkan kau sudah tak ingat padaku? “.

-Am I Wrong to Love-

                Aku akan loncat dari Namsan tower kalau dalam satu jam kau tidak datang “.

Mendapat sms itu aku langsung bergegas dengan cepat menuju Namsan tower, “ Yaa, Siwon oppa apa yang kau pikirkan .... “ umpatku kesal sambil secepat mungkin melajukan mobilku. Tak sampai satu jam aku sudah sampai ditempat dimana dia menungguku.

Tak lama aku mendapatinya sedang berdiri dipinggiran tower sambil melihat kebawah, “ Yaa Oppa, apa kau mengerjaiku? “ Siwon memutar tubuhnya dan memandangku. “ Aku akan benar-benar loncat kalau kau tidak datang “ sautnya dan menghampiriku. 

Dia mengandengku menuju pinggiran menara sehingga bisa melihat pemandangan yang ada dibawah sana.
“ Gwaenchana? “,
“ Ne, sudah lebih baik saat melihatmu “
“ Oppa, ayo kita makan “
“ Kenapa tidak langsung saja menanyakan, apa aku sudah makan atau belum? “
“ Jadi, apa kau sudah makan? “
“ Sudahlah, ayoo kita makan”

Aku tau keadaan apa ini, aku tau apa yang sedang terjadi padanya. Orang yang banyak uang dan bisa membeli apa pun yang mereka inginkan bukan berarti bisa menjadi orang yang bahagia dan contoh nyatanya adalah pria yang sedang berada disampingku ini.

Dia akan selalu seperti ini, akan selalu menunjukkan raut wajah ini saat dia bertengkar dengan orang tuanya, orang tua yang sibuk dengan segala urusannya tanpa bisa memberikan perhatian yang anaknya inginkan dan aku kasihan padanya, hanya dengan bisa berada bersamanya saat dia butuhkan dan bisa membuatnya lebih baik adalah satu-satunya cara yang dapat aku lakukan untuk mengurangi kesedihannya.

-T.B.C-

 **Please don't copy paste and Re-Upload this story**





No comments:

Post a Comment