Author : Julz
Cast : Donghae – Kyuhyun - Siwon (Super Junior)
Dongchan - Cha Young ran – Kim Nana – Kim Yoora (OC)
(cast mungkin akan bertambah nantinya ^^)
Dongchan - Cha Young ran – Kim Nana – Kim Yoora (OC)
(cast mungkin akan bertambah nantinya ^^)
Gendre : Romance – AU
Length : Chapter / continue
Rate : T
Disclameir : This story and plot
it’s mine but not with all the cast.
All typo you will found is NORMAL.
All typo you will found is NORMAL.
Am I Wrong to Love
Dia hanya terdiam,
tak ada reaksi sama sekali walau bekal makan siangnya telah dibawa pergi oleh
sekelompok anak nakal. Aku berdiri ditempatku memandang detail raut wajahnya.
Sangat datar.
Aku ingin
menghentikan aksi diamku yang hanya bisa memadanginya dari tempatku berdiri
namun bersamaan dengan niatku menghampirinya, dia beranjak dari sana, dari
bangku taman yang sudah mulai sepi dari kebisingan suara riang khas anak
sekolah dasar.
Menggunakan
penggaris aku mulai membuat garis-garis lurus di buku tulisku yang masih
terlihat bersih tanpa ada coretan sama sekali, membuat garis membentuk
kotak-kotak sebagai bantuan menggambar sebuah peta yang menjadi tugas dari ibu
guru hari ini.
Dengan gaya belajar
layaknya anak kelas 4 SD, aku serius mengerjakan tugasku walau sesekali aku
menggunakan penghapus untuk membenarkan goresan pansil yang salah dari gambar
yang aku buat.
Di sela mengerjakan
tugasku, aku mengarahkan pandanganku ke pojok ruang kelas. Sekali lagi dia
menjadi korban kenakalan dari anak-anak nakal dikelas dan seperti tadi dia
hanya diam, terlihat ikhlas menerima ulah usil dari teman-teman sekelasku yang
nakal itu. Entahlah kenapa aku selalu melihat saat dia terkena ulah nakal, “
Apa kau tidak bisa melawan mereka ? “.
-Am I Wrong to Love-
“ Hujan ... “ aku mengulurkan
tanganku, membiarkannya melewati area kering di teras sekolah. Aku suka hujan,
hujan seperti sesuatu yang bisa menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan. Aku menunggu hujan berhenti, berteduh bersama
dengan teman-temanku yang lain sambil bermain air hujan dan dia juga ada disini
bersamaku menunggu derasnya air hujan yang turun di siang hari ini.
“ Kalau jalan itu
yang benar , ahaahaha .. “ bajunya sudah berubah warna sekarang, dia terjatuh
tepat diatas kubangan air. Ya, dia dijahili lagi oleh anak-anak itu. “ Apa kau
akan tetap disana? Bangunlah “ aku mengulurkan tangan kecilku untuk membantunya
berdiri dan aku bingung melihat ekspresi wajahnya yang sudah hampir meneteskan
air mata.
“ Yaa Dongchan-aa kenapa kau malah
menangis ? Ayo cepat berdiri .. “ aku membungkukkan sebagian tubuhku untuk
meraih tangannya dan membantunya berdiri. Dia malah makin menangis, wajahnya
sampai memerah karna tangisannya itu, aku jadi semakin bingung.
Aku membawanya
duduk ditaman sekolah, mengurungkan niatku untuk pulang karena aku ingin
membuatnya yang tadi menanggis sedih ini terdiam. Aku megeluarkan botol minum
micky mouseku, untukku berikan padanya, “ Minumlah, jangan menangis lagi kau
itu laki-laki tau “ dengan air mata yang masih menetes dia menenggak air yang
aku berikan.
-Am I Wrong to Love-
Semua anak-anak
kelasku sedang mengikuti pelajaran olahraga hari ini dan semuanya terlihat
sangat senang karena bagi kami pelajaran olahraga adalah saat untuk kami
bermain dengan senang. Aku melihatnya, anak nakal itu ingin melancarkan ulah nakalnya lagi
kali ini dan dengan bola basket yang ada ditanganku, aku melemparkan bola ditanganku, menggagalkan rencana nakalnya itu. “ Ya
Youngieee, wae ?? “, “ Ups, minhae Haejoon’aa aku tidak sengaja “ aku tersenyum
tipis menanggapi ekspresi kesal dari Haejoon lalu memandang kearah Dongchan
yang sudah aku selamatkan dari ulah jahil Haejoon, dia tersenyum.
“ Kyaaaa ~~
Dongchan ...!! “ aku berteriak kaget ketika Dongchan masuk ke dalam toilet saat
dia salah masuk ke dalam toilet wanita, “ Mianhae Young ran’aa .. “ untung saja
aku sudah selesai mengganti pakaianku, tapi tetap saja aku kaget bahkan teman-temanku
yang lain sudah teriak sambil kebingungan mencari tempat untuk sembunyi.
“ Yaaa , Dongchan
apa yang kau ,, “ aku tertegun melihat Dongchan yang menyilang kakinya sambil menutupi
bagian bawah dengan tangannya. “ Youngiee, aku ,,, “ aku menarik tangannya
untuk melihat apa yang sudah ditutupinya dan ternyata celanya sudah basah
karena dia buang air kecil. “ Yaa Lee Dongchan , jinjja .. “, “ Tadi aku sudah
tidak tahan untuk buang air, tapi ternyata salah masuk dan saat aku berlari
karena mendengarmu teriak tiba-tiba saja celanaku sudah basah “ aku tidak bisa
melakukan apa-apa mendengar penjelasannya dan terlebih melihat ekspresi
wajahnya saat ini. Aku membawanya ke ruang guru untuk meminta bantuan guruku
dengan celana Dongchan yang basah.
-Am I Wrong to Love-
“ Omma, aku gak mau sekolah, gak mau “
rengekku pada Omma dan sudah hampir menangis tapi dengan segala cara Omma
menyuruhku berangkat sekolah, pada akhirnya aku berangkat juga menuju sekolah
hari ini.
Teman-teman
sekelasku sudah sibuk dengan mantra-mantra yang sedang mereka lantunkan
berulang-ulang kali, ya hari ini ada tugas menghafal perkalian dan inilah yang
membuat aku tidak ingin masuk sekolah hari ini karena aku belum bisa menghafal
perkalian itu.
Aku membawa buku
catatanku ketaman untuk mencoba menghafal perkalian, sebisa mungkin aku menghafal
angka-angka yang menjadi hal paling menyebalkan buatku. Aku sudah sangat putus
asa melihat angka-angka ini untuk menghafalnya, aku menangis karena
kebodohanku.
“ Youngiee, kau
menangis? uljimaa ... “ Dongchan memelukku, dia menunggu dengan sabar
tangisanku berhenti. “ Aku belum bisa menghafal ini “ rengekku dengan khas
tangisan anak kecil pada anak kecil lainnya. “ Aku juga belum hafal. Kita menghafal
bersama saja, yuk “ Dongchan tersenyum manis padaku dan kemudian dia membuka
bukunya, mulai membaca perkalian yang ada disana.
Aku sudah berdiri
disamping guruku untuk memperdengarkannya hasil hafalanku, dengan gugup aku
memulainya dan tanpa terasa aku sudah menyelesaikan perkalian ini. Rasanya
senang sekali bisa menyelesaikan tugas hafalanku. Dari tempat duduknya di ujung
kelas aku dapat melihat Dongchan yang tersenyum melihat kearahku yang sudah
selesai memperlihatkan hasil hafalanku pada ibu guru di depan kelas.
-Am I Wrong to Love-
“ Yaa Young ran, kenapa kau suka sekali
bersama Dongchan yang cengeng itu ? “, “ Molla, dia itu lucu “ aku tertawa
membayangkan wajah Dongchan yang buang air dicelananya beberapa waktu yang
lalu, “ Boleh buatku? “ dan kemudian Haejoon memberikan makanannya padaku.
“ Dongchan’aa .. “,
“ Yaa, buat apa kau memanggilnya? “, “ Memangnya kenapa? “ dengan langkah yang
ragu-ragu Dongchan berjalan kearahku yang sedang duduk bersama dengan Haejoon.
“ A, apa kau sudah mengerjakan PR ? “, “ Sudah kok “ senyumku melihat Dongchan
yang terlihat takut dengan adanya Haejoon disampingku. “ Heii Haejoon jangan
melihatnya seperti itu, dia takut tau “ Haejoon pergi masuk kelas dan
meninggalkanku bersama dengan Dongchan.
“ Apa kau takut
dengan Haejoon ? “ , “ Karna dia nakal “ sautnya polos dengan wajah yang masih
saja terlihat takut walau Haejoon sudah tak lagi ada disekitar kami. “ Kalau
kau bisa melawannya dia tidak akan nakal lagi padamu “, “ Biarkan saja, aku
tidak suka berkelahi “.
-Am I Wrong to Love-
“ Young ran ~~~ ironaaaa ... “ suara Omma seketika
menggelegar ke semua isi rumah dan membuatku terpaksa bangun dari nyenyaknya
tidur. Mataku mengarah pada jam dinding di kamar dan langsung saja membuatku
terjebak dalam situasi terburu-buru, yups benar aku telat.
Dengan langkah
besar aku berlari dari tempat parkir menuju kelasku yang berada dilantai 4
dan setelah seluruh tanaga aku kerahkan
dengan beralari seperti atlit tetap saja aku terlambat dan pintu kelas sudah
tertutup dengan rapatnya. “ Young ran, kau telat “ .
Aku duduk di bangku
teras kampus, mencoba menstabilkan nafasku yang terengah-engah akibat melakukan
marathon tadi. Aku mencoba pasrah melepas kelas bahasaku hari ini, andai saja
semalam aku tidak tidur selarut itu untuk menyelesaikan tugas bisnisku, aku
pasti tidak akan telat hari ini.
Aku menuruni anak
tangga dengan langkah yang berbeda dengan tadi, sekarang aku nenuruni anak
tangga dengan langkah pelan sambil ditemani rasa lelah dikakiku. Mengarahkan
langkah menuju kantin untuk menemukan kesegaran bagi tenggorokkanku yang kering sehabis berlari
tadi. Membeli sebotol minuman dingin dan
menenggukknya perlahan, aah sungguh hal yang nikmat.
Beberpa orang
dikantin terlihat berlari menuju ketempat parkir dengan terburu-buru, “ Ada apa?
“, “ Ada yang berkelahi “ ucap seseorang yang aku tanya. Aku menuju parkiran,
penasaran dengan apa yang sedang orang-orang ini lihat.
“ Yaa, sudah aku
bilang untuk tidak menggangu pacarku tapi kenapa kau ,, “
“ Yaa, yaa apa kau
bilang menggangu? Harusnya aku yang bilang begitu. Pacarmu itu sudah sangat
mengganguku dengan mengikutiku kemana saja “,
“
Aisshh , kau ini .... “
Sejurus pukulan
kencang menghantam wajah pria yang terlihat tampan itu dan kemudian pria itu
pun membalas pukulan yang didapatnya pada pria yang sudah sangat terlihat kesal
dihadapannya. Tak lama perkelahian itu pun tak bisa ditunda lagi, keduanya
saling hantam satu sama lain tanpa ada belas kasih sama sekali.
Aku memandangi
keduanya, haruskah mereka menyelesaikannya dengan cara seperti ini?. Tiba-tiba saja aku terpaku
pada salah satu dari mereka, mereka yang sedang asik bertarung itu. “ Itu
Dongchan?. Iya itu Dongchan! “ sudah lama sekali, lama setelah kelulusan
sekolah dasar dulu aku tak lagi pernah melihat Dongchan, tak pernah karena
kabarnya dia pindah ke kota lain. Aku masih saja tidak menyangka bisa melihat
teman kecil cengengku di satu kampus yang sama denganku saat ini dan terlebih
melihatnya sedang berkelahi.
Seorang seniorku
berlari menuju kerumunan orang yang sedang melihat pertarungan dan kemudian dia
melerai perkelahian itu. “ Kalian berhenti sekarang juga! “, “ Siwon kau tidak
usah ikut campur “ ucap salah satu dari mereka dan untuk memberikan pelajaran,
Siwon malah menghantam kedua orang itu secara bergantian. “ Bubar kalian semua !!!
“.
Aku dengan masih
ketidak yakinanku yang baru saja melihat Dongchan masih berdiri mematung dan
tersadar saat tempat in sudahi sepi. “ Kemana perginya mereka? “ aku sudah tidak melihat Dongchan
lagi. “ Dasar Young ran bodoh “ ucapku sebelum akhirnya aku ikut meninggalkan
tempat parkir.
-Am I Wrong to Love-
Tadi pagi aku tidak
sempat memakan sarapanku karena tidak ada waktu lagi untuk itu, ya lagi-lagi
aku telat. Aku mengunyah roti yang aku sambar dari meja makan rumah tadi pagi
sebelum berangkat, niatnya mau aku makan diperjalanan menuju kampus namun karena
terlalu serius memperhatikan jalan, aku jadi lupa memakannya.
Baru saja aku
menikmati rotiku saat Siwon seunbae duduk disebelahku dan merengut roti
ditanganku, “ Yaa Oppa, itu makan siangku “ dia hanya tersenyum dan kemudian
mengembalikan roti kepadaku.
“ Ahh iya Oppa, apa
kau kenal dengan pria yang kemarin itu? “ wajah Siwon nampak bingung, “ Yang
kau pisahkan kemarin, apa kau mengenal mereka? “, “ Ani, aku tidak mengenal
mereka. Wae? “, “ Aku kira kau kenal. Buat apa kau melerai mereka kalau tidak
mengenalnya? “, “ Aku hanya tidak ingin melihat keributan dikampus “ senyumnya
bak seorang super hero, “ Ahh kau seperti superman saja “ tawaku bersama
dengannya.
Disampingku Yoora
dan Nana sedang asik ngobrol sedangkan aku sedang asik memakan makanan yang Nana beli dari kantin. Aku
tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan dan hanya asik dengan pekerjaanku,
makan.
“ Yaaaa, Cha young
ran kenapa kau menghabiskan makananku??? “ Nana menyadari makanannya sudah tak
lagi berada di dalam bungkusnya dan sudah berpindah ke dalam perutku. “ Aku
sangat lapar Kim Nana, jadi tidak bolehkan sahabatmu yang lapar ini memakannya
“ sautku sambil berusaha menunjukkan wajah kelaparan dihadapannya dan Nana
hanya mendengus kesal padaku membuat Yoora tersenyum, “ Apa kalian tidak bisa
bertengkar untuk hal kecil setiap hari? “, “ Aniyo .. “ sautku bersamaan dengan
Nana membuat Yoora tertawa geli.
“ Besok malam
kalian jangan lupa datang kerumahku, kita harus menyelesaikan tugas makalah
kita “ perintah Yoora, aku dan Nana menganggukkan kepala perlahan namun
tiba-tiba “ Aku akan terlambat karena aku harus mengantar Omma “ aku dan Yoora
mengiyakan saja ucapan Nana itu walau nyatanya kami berdua tau apa yang
sebenarnya ingin dilakukannya, shopping.
“
Yaa, berhenti mengunyah “ ucap Yoora akhirnya melihatku yang sedari tadi
mengunyah makanan dimulut dan aku hanya tersenyum tipis padanya sambil tetep
menggunyah diiringi tatapan kesal Nana. Aku dan kedua sahabatku ini dengan
serius membaca buku-buku yang sudah kami ambil dari rak-rak perpustakaan untuk
membantu menyelesaikan tugas kami sambil membuat catatan dari pokok-pokok
pembahasan yang penting sebagai data.
-Am I Wrong to Love-
Cuaca sedang cerah
hari ini dan karena itu aku memutuskan untuk menggunakan kendaraan umum dan meninggalkan mobilku tetap
berada digarasi rumah. Angin hari ini juga terasa sangat segar, tepat sekali
pilihanku untuk menggunakan kendaraan umun jadi aku bisa sangat santai
menikmati hari yang cerah ini.
Lampu jalan
menunjukkan warna merah dan bus yang aku tumpangi pun berenti, memberikan
kesempatan para pejalan kaki untuk melintas, menyebrangi jalan. Didepan zebra
cross ada motor sport merah yang terparkir dan pengemudianya duduk tepat
dibelakang motor yang dalam keadaan mati itu, “ Apa dia tidak bisa baca tanda
itu? “ aku baru saja memalingkan pandanganku hingga akhirnya aku kembali
memandang pria dibalik motor itu, itu Dongchan.
“ Dong ,,,, “ dan
Dongchan pun menaiki motornya kemudian hilang dari jarak pandangku. “ Kenapa
kau duduk disana? Ada apa denganmu? “ bus yang aku tumpangi pun kembali
melintas di tengah jalan Seoul yang sedang sepi ini, dengan beberapa kali
berhenti di halte untuk mengangkut para penumpang akhirnya aku sampai di kampus
dengan tepat waktu.
“ Won oppa “ panggilku saat
melihat Siwon oppa dihalaman depan
kampus. Aku memanggilnya dengan Won karna itu potongan dari namanya (Siwon)
tapi alasan tepatnya adalah karena dia itu orang kaya, dia anak pengusaha besar
di Korea karena itu aku memanggilanya Won oppa (won adalah nama mata uang
Korea).
Aku melingkarkan
tangan kiriku di lengan kananya dan berjalan bersamanya. “ Kapan Oppa
bertanding lagi? “ Siwon oppa kemudian malah merangkul pundakku, “ Aku akan
memberitahumu kalau nanti ada pertandingan “ senyumnya kearahku, aku
mengacungkan ibu jariku padanya.
“ Nanti temani aku
makan siang, oke “ Siwon oppa meninggalkanku dan berlari menuju kelas. Sambil
menunggu kelasku yang masih setengah jam lagi aku melangkahkan kaki menuju
kantin untuk sekedar minum dan menghabiskan waktu menunggu.
“ Dongchan ... “
aku langsung mengikuti langkahnya, sudah lama sekali tidak bertemu dengannya,
aku ingin sekali menyapanya untuk menghilangkan rasa rindu. Aku mengikuti
langkahnya yang mengarah ke lapangan indoor kampus.
Aku melihat
sekeliling lapangan tapi tidak ada seorang pun berada disana, menyebar
pandangan untuk memastikan bahwa Dongchan tidak ada disana. “ Kenapa kau
mengeikutiku? “ aku terkejut dengan keberadaan Dongchan yang sudah ada tepat
dibelakangku saat aku membalikkan badan.
“ Aku hanya ingin
menyapamu, sudah lama tidak bertemu “ ucapku dengan sedikit senyum kaku yang
aku buat di bibir. “ Baiklah kau sudah menyapaku, lalu? “ ucapnya datar, aku
merasakan sesuatu didadaku, terasa panas sekali. Aku memberanikan diri melihat
langsung matanya namun hanya hitungan detik aku sudah tidak kuat melakukannya.
“ Jangan pernah mengikutiku lagi, aku tidak suka “ ucapnya lagi membuat aku
tertegun bingung. Aku melihat langkahnya menjauh dari lapangan, melihat bahu
lebarnya dari belakang “ Kau sudah besar Dongchan, apa kau lupa padaku? Aku
Young “.
Ponselku berdering
membuatku tersadar dari lamunanku pada Dongchan, Nana mengirim sms padaku,
menanyakan keberadaanku, melihat pesannya aku langsung bergegas menuju kelas
yang sebentar lagi akan dimulai. “ Kau dari mana saja? “, “ Hehee, minhae Kim
Nana “ senyumku padanya yang sudah menyediakan tempat duduk untukku.
“ Mau makan siang apa hari ini? “ ,
“ Molla, terserah saja.
Bagaimana denganmu Ran? “
“ Aku janji akan makan siang dengan Siwon oppa. Kalian mau ikut? Ikut
saja “
“ Ahh sudahlah, pergi saja dengannya. Kami tidak akan menggangu kalian
“
“ Apanya yang menggangu? Sudah ikut saja “
“ Sadarlah, Siwon itu menyukaimu Ran “
“ Anii, dia hanya Oppaku “
Dan akhirnya aku
dan kedua sahabatku itu berpisah untuk makan siang hari ini karena mereka
bersikeras untuk tidak ikut bergabung denganku dan Siwon oppa untuk makan
siang. Aku menunggu Siwon oppa di bangku yang berada di depan kelasku sambil
mendengarkan lagu dari earphone yang tersambung pada ponselku.
Pikiranku kembali
pada kejadian tadi pagi saat aku bertemu dengan Dongchan. Kenapa dia tidak
mengenaliku? Apa wajahku sudah berubah begitu banyak dan dia, dia sudah berubah
dengan sangat berbeda dari Dongchan yang dulu.
“ Kau sudah lama menunggu? “
“ Satu hari “
“ Ahaha bisa saja, kajja “
Dan disinilah aku
bersama dengan Siwon oppa menghabiskan makan siang kami hari ini, di sebuah
restoran yang akan mengenyangkan perutku dengan semua menu yang mengiurkan. Aku
memesan pasta dan segelas jus jeruk untuk menemani makan siangku, sedangkan
Siwon oppa entahlah memesan apa, dari namanya saja aku sudah bingung dia itu
sedang memesan makanan apa.
“ Gomawo sudah
menemaniku makan “, “ Gomawo sudah memberikanku makan siang gratis “ senyum
kami berdua setelah selesai makan. Kami tidak lantas meninggalkan restoran saat
selesai makan, memberikan sedikit waktu untuk tubuh mencerna makanan dengan
saling mengobrol sebelum akhirnya pergi meninggalkan restoran.
Malam sudah menyapa
saat aku sudah berada dirumah Yoora untuk menyelesaikan tugas makalah kami. Seperti
ucapannya kemarin Nana datang terlambat hari ini, setelah satu jam aku disini
Nana baru sampai dan langsung ikut tenggelam bersama dengan kami mengerjakan
tugas.
Beginilah aku dan
kedua sahabatku ini saat mengerjakan tugas, semuanya akan diam dan konsentrasi
pada pekerjaannya masing-masing, hanya saat ada yang ingin dipertanyakan kami
akan mengeluarkan suara dan jujur saja aku senang sekali dengan keadaan yang
seperti ini, terlihat kami seperti anak-anak yang jenius.
“ And finish .. “
seru Nana dan kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur Yoora yang empuk
dan hal itu yang aku juga Yoora lakukan. “ Jadi, apa saja yang kau beli hari ini? “, “
Hanya sapasang sepatu “ ucap Nana tidak sadar, “ Upss, hehehe “ tawanya yang
ketahuan oleh kami.
-Am I Wrong to Love-
Rasa penat karena
tidak dapat melakukan apa-apa dirumah membuatku berkeluyuran keluar rumah hanya
untuk membuang rasa bosan. Dengan sebotol cola kecil ditanganku aku berjalan
dipinggir jalan kota Seoul sambil melihat pemandangan sekitar yang ramai
dilalui orang.
Aku suka seperti
ini, berjalan sendirian ditemani lagu yang mengalun ditelingaku lewat earphone.
Merasakan dengan bebas udara tanpa harus membagi konsentrasi dengan
memperhatikan jalan seperti saat mengemudikan mobil, rasanya sangat santai.
Saat aku sedang
menikmati perjalananku, aku melihat mobil sedan hitam yang terparkir dipinggir
jalan dengan pintunya yang terbuka dan melihat sang pemiliknya sedang
memengangi perutnya dengan posisi tubuh keluar dari mobil.
“ Gwaenchana? “, “
Perutku sakit “ dan aku terkaget melihat wajah pria didepanku ini, ini
Dongchan. “ Boleh bantu aku belikan, obat seperti ini di toko obat “ dengan
tatapanku yang masing kaget, aku meraih botol obat berukuran kecil yang
diberikannya padaku dan aku pun berlari menuju apotik terdekat yang bisa aku
temukan untuk membeli obat.
“ Ini minumlah “
aku melihatnya yang sepertinya sangat kesakitan. Dia masih memegangi perutnya
walau sudah meminum obat yang aku berikan padanya. “ Gwaenchana,, Dongchan’ssi?
“ tanyaku namun dia malah melihatku dengan tatapan benci. Setelah menatapku
dengan penuh rasa kesal dan benci, dia meninggalkanku.
“ Yaa, kau bahkan
belum berterima kasih padaku dan malah pergi begitu saja “ sebenarnya ada apa
dengannya, kenapa dia jadi melihatku dengan tatapan mengerikan seperti itu, apa
aku sudah mengatakan hal yang salah? Sepertinya tidak, tadi aku hanya menanyakan keadaannya
saja, tidak lebih.
Sampai dirumah aku
membongkar album kenangan yang aku punya di dalam kamar, membukanya sampai aku
menemukan foto-foto dari masa sekolah dasarku, ada Dongchan disana berdiri
dengan manisnya diantara kami semua saat foto bersama dikelulusan kami waktu
itu. Senyumnya sangat manis dan anehnya dia bisa tersenyum saat berdiri disamping Haejoon,
orang yang dia takuti dan sering mengusilinya.
Aku tersenyum dan
dengan mudah tertawa saat semua ingatan masa sekolah dasar terulang dikepalaku,
saat-saat dimana Dongchan dengan wajah manisnya itu terkena ulah nakal Haejoon
yang tak pernah berhenti menjahilinya, semuanya terekam dengan baik dikepalaku,
menjadi ingatan yang sangat membahagiakan buatku. “ Lee Dongchan, benarkan kau
sudah tak ingat padaku? “.
-Am I Wrong to Love-
“ Aku akan loncat dari Namsan tower kalau dalam satu jam kau tidak datang
“.
Mendapat sms itu
aku langsung bergegas dengan cepat menuju Namsan tower, “ Yaa, Siwon oppa apa yang kau pikirkan
.... “ umpatku kesal sambil secepat mungkin melajukan mobilku. Tak sampai satu
jam aku sudah sampai ditempat dimana dia menungguku.
Tak lama aku
mendapatinya sedang berdiri dipinggiran tower sambil melihat kebawah, “ Yaa
Oppa, apa kau mengerjaiku? “ Siwon memutar tubuhnya dan memandangku. “ Aku akan
benar-benar loncat kalau kau tidak datang “ sautnya dan menghampiriku.
Dia mengandengku
menuju pinggiran menara sehingga bisa melihat pemandangan yang ada dibawah
sana.
“ Gwaenchana? “,
“ Ne, sudah lebih baik saat melihatmu “
“ Oppa, ayo kita makan “
“ Kenapa tidak langsung saja menanyakan, apa aku sudah makan atau
belum? “
“ Jadi, apa kau sudah makan? “
“ Sudahlah, ayoo kita makan”
Aku tau keadaan apa ini, aku tau apa yang sedang terjadi padanya. Orang
yang banyak uang dan bisa membeli apa pun yang mereka inginkan bukan berarti
bisa menjadi orang yang bahagia dan contoh nyatanya adalah pria yang sedang
berada disampingku ini.
Dia akan selalu seperti ini, akan selalu menunjukkan raut wajah ini
saat dia bertengkar dengan orang tuanya, orang tua yang sibuk dengan segala
urusannya tanpa bisa memberikan perhatian yang anaknya inginkan dan aku kasihan
padanya, hanya dengan bisa berada bersamanya saat dia butuhkan dan bisa
membuatnya lebih baik adalah satu-satunya cara yang dapat aku lakukan untuk
mengurangi kesedihannya.
-T.B.C-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
No comments:
Post a Comment