Author : Julz
Main
Cast : Kim Himchan (B.A.P) - Bang Hyelyn (OC)
Support
cast : Moon Jongup – Choi Junhong
(B.A.P) and Jang Nayoung (OC)
Gendre : Romance - AU
Length : Oneshot
Rate : T / G
Disclameir : The story and plot it’s mine, out
from my little brain. Typo itu manusiawi
Recomented
song : ‘ You’ve fallen of me ‘ by Jung Yonghwa
Story Of Us
[ You’ve
fallen of me ]
Gitar
klasik itu terkapit diantara lengan, sesekali tangan kanannya menuliskan
not-not di buku bergaris lima yang ada dihadapannya dan kemudian kembali
memetik gitar dengan jari-jarinya yang lentik. Arah tubuhnya tertuju pada kaca
jendela yang lumayan besar, menampilkan pemandangan taman yang tidak begitu
besar dengan sebuah air mancur kecil berada di tengahnya, ditambah dengan
semilir angin yang bertiup membuat pergerakkan dari dedaunan yang ada, suasana
rileks yang sangat disukainya.
Tubuh
tinggi dengan kulit putih bersih juga rambut coklat di tambah dengan gigi kelinci
yang dimilikinya membuat seorang Kim Himchan memiliki wajah dengan paras yang
tampan, dan disinilah dia sering menghabiskan waktunya. Berdiam diri di ruang
music yang ada di sekolahnya untuk sekedar menulis lagu yang menjadi
kegemarannya.
Himchan
menghentikan sebentar kegiatanya dari buku music dan gitar, menikmati
pemandangan taman. Di atas pohon yang tidak cukup tinggi dengan ranting yang
lebat, berdiri kokoh di ujung taman, Himchan melihat seseorang sedang duduk
membelakanginya. Himchan hanya memandangi sosok itu yang mengenakan seragam
sekolah yang sama dengannya, sosok itu tertunduk.
Himchan
membenahi gitarnya, memasukkannya ke dalam tas gitar, membawanya dan langkahnya
menghampiri pohon rindang itu. Sedikit kaget, sosok yang dilihatnya duduk di
atas pohon itu adalah seorang wanita yang ternyata tertidur disana. Himchan
menarik sudut bibirnya, merasa sangat lucu melihat wanita bisa tertidur di atas
pohon. Himchan malah menikmati untuk memandang wajah pulas gadis itu dari bawah
pohon dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
“
Kau tidak takut terjatuh tidur di sana? “ ucap Himchan saat gadis itu
mengerjapkan matanya, gadis itu sedikit kaget dengan keberadaan Himchan yang
ada di bawahnya dan hampir membuatnya jatuh dari pohon, sigap Himchan
memposisikan dirinya untuk menangkap tubuh gadis itu namun ternyata gadis itu
tidak terjatuh. “ Ya, sejak kapan kau di sana? “, “ Baru saja “ saut Himchan
lagi sambil melihat gadis itu menuruni pohon. “ Kau, sejak kapan kau di sana? “
Himchan mendorong telunjuk gadis itu dari depan wajahnya yang kembali
mengulangi pertanyaannya, Himchan melihat garis dari dasi yang digunakan gadis
itu dan dari sana dia mengetahui bahwa gadis ini juniornya, “ Seharusnya kau
panggil aku Oppa “, “ Sudah jawab saja, dari kapan kau di sana? “ lagi gadis
itu bertanya pada Himchan namun kali ini tanpa menunjukknya, “ Baru saja “ saut
Himchan dan membelakangi gadis itu, kemudian berjalan meninggalkan gadis itu.
Tas
gitar tergelantung dibahu kanan Himchan, sesekali dibenahinya posisi tas itu agar
tidak terjatuh sepenuhnya dari bahu bidangnya itu, menunggu bus yang akan
membawanya pulang ke rumah. Himchan tak lagi terbalut dengan seragam
sekolahnya, selepasnya keluar gerbang sekolah Himchan melepaskan seragamnya dan
hanya menggunakan kaos putih yang digunakannya melapisi seragam sekolahnya.
Himchan
refleks menoleh ke suara yang tiba-tiba muncul dari sebelah kirinya, seperti
suara perut yang lapar dan suara tersebut ternyata berasal dari perut gadis
yang tertidur di atas pohon tadi, gadis itu hanya bisa menahan malu dengan
membuang mukanya dari Himchan yang sudah melihat kearahnya. Himchan merogoh
sesuatu di kantung kecil yang ada ditas gitarnya, “ Ini, makanlah “ Himchan
memberikan roti yang belum sempat dimakannya tadi dari kantin, gadis itu menerima
dengan senyuman tidak enak pada Himchan, “ Gomawo “ dan setelahnya Himchan naik
bus yang ditunggunya begitu juga dengan gadis itu.
Himchan
duduk di bangku belakang bus, bersandar dengan jendela bus. Gadis itu duduk
bersebelahan dengan Himchan, duduk tepat disebelahnya. “ Wae? “ Himchan
memandang bingung gadis yang tadi sempat membentaknya itu, gadis itu tersenyum
manis padanya “ Mian, tadi aku membentak Oppa karena tertangkap basah tidur di
sana “ ucapnya, “ Ne, gwaenchana “ saut Himchan dan memalingkan pandangannya ke
luar jendela. “ Aku Bang Hyelyn, terima kasih untuk rotinya “ ucap gadis itu
setelah bangkit dari duduknya di samping Himchan dan kemudian berlari kecil
untuk menuruni bus, lagi Himchan hanya memandangnya dengan ekspresi bingung dan
akhirnya tersenyum, “ Gadis aneh “.
-Story of
Us-
Senyuman
selalu terlihat menghiasi wajah manis gadis yang sedang duduk di kantin bersama
dengan teman wanitanya yang menghabiskan waktu istirahat mereka dengan
menyantap makanan, mengisi perut untuk memberi makan bagi cacing-cacing yang
ada di dalam perut. Himchan berjalan melewati kantin menuju ruang music dan Hyelyn menyipitkan matanya yang memang
sudah sipit itu untuk menegaskan bahwa itu benar Himchan. “ Nayoung-aa, apa kau
kenal dengan Seunbae itu? “ Nayoung yang duduk di hadapannya langsung memutar
tubuhnya untuk melihat kearah yang Hyelyn tunjuk.
Hyelyn
berjalan menuju ruang music dengan sebungkus roti yang dibawanya, berniat untuk
memberikannya pada Himchan yang kemarin telah memberikannya roti untuk mengisi
perut keroncongannya. Hyelyn meyelipkan kepalanya ke dalam ruang music sebelum
akhirnya masuk. Himchan yang memang membelakangi pintu masuk dan lebih memilih
untuk melihat pemandangan taman belakang tidak mengetahui kalau Hyelyn datang.
“ Himchan oppa, ini “ Hyelyn memberikan sebungkus roti yang dibawanya. Himchan
melihat wajah Hyelyn dan kemudian melihat apa yang sedang di serahkan padanya,
“ Tau dari mana nama ku? “, “ Teman “ senyuman itu kembali dilihatnya hari ini.
Himchan
kembali ke kelas saat bel berdering dengan sangat nyaring kesegala penjuru National
School of Traditional Music itu. Gadis cantik dengan rambut panjang berwarna
coklat semampai itu dengan santai menyandarkan kepalanya di bahu Himchan yang
duduk disebelahnya “ Kau mau temani aku hari ini? “ Himchan berniat menggelengkan
kepalanya untuk menolak ajakkan gadis itu, namun gerak kepalanya ditahan oleh
kedua tangan gadis itu. “ Aku tidak mau mendengar penolakkan hari ini “ ucap
gadis cantik itu lagi dan Himchan hanya bisa pasrah.
“
Shina-yaa .. “ Himchan melirik tangannya yang sedang digenggam oleh Shina, “
Tidak ada penolakkaan Kim Himchan “ dan Shina tetap menggenggam tangan Himchan.
Selama berjalan di dalam mall Shina tidak melepaskan genggaman tangannya dari
Himchan, menggiring Himchan mengikuti arah langkahnya. “ Aku mau ke toilet sebentar “, “ Ne, Jangan
lama-lama “ dan dengan begitu genggaman tangan Shina terlepas.
Himchan
melewati toko buku saat ingin menuju ke toilet, melihat seorang gadis yang
dikenalnya sedang membaca dengan serius buku yang ada ditangan kirinya. Dengan
kaca mata ber-frame tipis dan bibir poutnya, gadis itu terlihat menggemaskan di
mata Himchan berbeda dengan gadis yang waktu itu dilihatnya tertidur di atas
pohon, itu Bang Hyelyn. Senyum Himchan terlihat di wajah tampannya saat Hyelyn
kini mulai mengigit kecil jarinya yang masih asik membaca buku itu, Himchan
mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar dari Hyelyn yang dilihatnya sangat
manis hari ini.
-Story of
Us-
Keadaan
kantin sangat ramai saat istirahat seperti sekarang ini, seperti semua murid
yang ada di sekolah ini berkumpul jadi satu, sangat riuh. Dengan pandangan
kagum para gadis langkah Himchan teriring menuju kantin, dia lupa sarapan hari
ini karena terlambat bangun dan itu membuatnya harus mengisi perutnya yang
kelaparan. Kehadiran Himchan di kantin semakin membuat suasana di sana semakin
riuh dan ramai namun Himchan tidak memperdulikannya.
Himchan
melangkah perlahan, menghampiri dua orang gadis yang sedang asik berbincang, “
Lain kali belikan aku roti isi daging, bukan isi coklat “ ucap Himchan dari
belakang tubuh Hyelyn dengan kedua tangannya melewati bahu Hyelyn untuk menaruh
roti yang dipegangnya dihadapan Hyelyn. Hyelyn memutar sedikit tubuhnya dan
melihat dengan jelas Himchan yang tersenyum manis dibelakanganya.
Himchan
duduk tepat disamping Hyelyn, mengunyah roti isinya dengan tenang tanpa
memperdulikan keriuhan dari opini-opini orang yang ada di kantin saat ini. “
Kau tidak tidur di atas pohon lagi? “ tanya Himchan sambil mengunyah rotinya
dan raut wajah kesal Hyelyn yang didapatnya, “ Kenapa, Oppa merindukan ku? “
saut Hyelyn enteng dan Himchan menganggukkan kepalanya pelan, membuat Nayoung
terkaget dengan respon Himchan dari pertanyaan Hyelyn. “ Hyelyn-aa, kau mau
jadi pacar ku? “ dan semua cairan yang baru saja masuk ke dalam mulut Hyelyn
kembali keluar, membuat Nayoung yang duduk dihadapannya terkena dampak dari
aksinya itu. Hyelyn hanya bisa memandang bingung pada Himchan, ucapannya
barusan sangat membuatnya kaget.
Himchan
menyeka cairan dari minuman yang baru saja disemprotkan Hyelyn di bibirnya
dengan jarinya, lagi membuat Nayoung kebingungan melihatnya dan terlebih Hyelyn
yang mendapatkan perlakuan itu dari Himchan. “ Oppa apa yang kau lakukan? “, “
Ingat lain kali belikan aku roti daging, aku suka daging “ ucap Himchan yang
tidak menanggapi ucapan Hyelyn, mengusap lembut rambut Hyelyn sebelum
meninggalkannya yang memiliki seribu pertanyaan dengan ulahnya itu.
“
Ya, Bang Hyelyn kau hutang banyak bercerita pada ku. Ada apa kau dengan Himchan
oppa? “ dan Hyelyn hanya menggelengkan kepalanya, dia pun bingung dengan sikap
Himchan padanya. “ Aku tau namanya saja dari mu kan. Entahlah, aku bingung “.
Himchan
hanya tersenyum menang saat melihat raut wajah bingung dan kaget Hyelyn saat
dia mengatakan untuk menjadi kekasihnya, dia suka melihat itu, baginya terlihat
sangat lucu dan manis. Himchan serius dengan ucapannya pada Hyelyn, melihat
Hyelyn di toko buku waktu itu membuat Himchan sepenuhnya jatuh cinta pada gadis
itu, saat itu Himchan bisa melihat sisi lain Hyelyn, melihat sisi Hyelyn yang
manis dengan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya, ditambah dengan
sorot mata yang sangat serius pada rentetan kata yang terdapat pada buku yang
dibacanya, “ Bang Hyelyn, naekoya “
-Story of
Us-
Himchan
memetik gitarnya dengan sangat lihai, suara-suara indah terdengar dari pentikan
gitarnya dengan gumaman kecil dia mengiringi permainan jemarinya. Arah
pandangannya tertuju pada pohon rindang yang tidak terlalu tinggi di taman
kecil itu, dia di sana. Sesekali Himchan menggelengkan kepalanya bersamaan
dengan senyuman yang menambah ketampanannya, “ Bocah itu tertidur lagi “.
“
Apa kau benar-benar tidak takut jatuh? “ dan Hyelyn membuka matanya perlahan,
melihat malas kearah Himchan dibawahnya, “ Kalaupun jatuh, itu urusanku “ saut
Hyelyn kesal yang masih duduk di ranting besar pohon itu. “ Turunlah “ Himchan
mengulurkan tangannya untuk membantu Hyelyn turun dari pohon, “ Aku bisa
sendiri “ tolak Hyelyn. “ Jangan bersikap baik pada ku “ ucap Hyelyn dan itu
membuat Himchan bingung. “ Wae? “, “ Aku tau maksud Oppa mengatakan hal itu
kemarin dan aku tidak akan tertipu semudah itu “ jelas Hyelyn dan malah semakin
membuat Himchan bingung dengan ucapannya.
“
Kita baru saja kenal jadi tidak mungkin Oppa menyukai ku kan, itu hanya
akal-akalmu saja untuk menggoda ku “ ucap Hyelyn lagi, “ Aku tidak akan semudah
itu tergoda “ senyum Hyelyn pada Himchan yang hanya bisa memandang Hyelyn
bingung dengan apa yang dia simpulkan mengenai apa yang dikatakannya kemarin. “
Baiklah, kita lihat saja nanti “ ucap Himchan dengan memberikan senyuman
terbaiknya. Himchan terlebih dulu pergi dari taman itu, meninggalkan Hyelyn
yang masih berada di sana, kembali menuju kelasnya.
“
Ku dengar kau …”, “ Aku punya kekasih sekarang
“ ucap Himchan enteng, memotong ucapan Shina saat duduk di bangkunya di
dalam kelas, Shina hanya diam tak percaya. Himchan memasang earphone
ditelinganya sambil mambaca buku pelajarannya sekilas tanpa memperdulikan raut
wajah Shina yang tidak percaya dengan apa yang tadi dikatakannya.
“
Hei, kau Nayoung kan? Temannya Hyelyn “ sapa Himchan saat dengan sengaja
menemui Nayoung, Nayoung menganggukan kepalanya ragu. Untuk beberapa waktu
mereka berdua berbicang, membahas sesuatu. “ Baiklah, terima kasih ya. Aku akan
mentraktir mu nanti “, “ Ne, aku tunggu “ dan Himchan meninggalkan Nayoung.
Himchan mengeluarkan ponselnya dan menelepon salah satu nomer yang ada di
kontaknya itu, “ Jongup-aa, kapan kau latihan? Aaah ne, gwaenchana. Gomawo
Jongup-aa “ senyum Himchan kembali
muncul.
-Story of
Us-
Hyelyn
duduk di atas pohon seperti biasanya, pandangannya menarawang jauh sejauh
pikirannya saat ini. “ Omma , Appa “ ucapnya lirih, ada kesedihan di sana.
Bukan tanpa alasan Hyelyn suka duduk di pohon seperti itu dan kadang membuatnya
tertidur di sana. Hyelyn kecil suka sekali bermain di rumah pohon yang
dibuatkan oleh ayahnya, menjadikannya rumah kedua untuknya sampai suatu saat
dimana Hyelyn yang sedang kesal karena orang
tuanya mengajaknya untuk pindah dari Jeju ke Seoul, Hyelyn tidak mau pindah,
dia tidak mau berpisah dengan rumah pohon.
Hyelyn
bersembunyi di rumah pohon di saat cuaca sedang sangat buruk. Angin kencang dan
petir yang tak putus-putus membuat buruknya cuaca semakin parah. Pohon besar
yang menjadi pondasi dari rumah pohon kecil itu sudah mulai bergoyang akibat
angin besar yang terjadi. Hyelyn selalu menyesali dirinya yang bersembunyi di
sana karena kejadian itu membuatnya kehilangan kedua orang tuanya. Ayah dan
ibunya naik ke rumah pohon untuk mengambil Hyelyn yang takut untuk turun karena
rumah pohon yang bergoyang dengan
kencang itu. Rumah pohon itu akhirnya berantakan dibuat oleh angin kencang,
membuat ibunya tertindih papan-papan yang menutupi bagian atap rumah pohon itu
dan Hyelyn berada di dalam dekapan sang ayah saat mereka akhirnya terlempar
kebawah dan terhempas ke tanah.
Air
matanya menetes tanpa komando, kejadian 5 tahun lalu saat dirinya masih di
bangku sekolah dasar itu adalah hal yang paling menyakitkan untuknya. Himchan
mengambil kerikil kecil yang ada di taman kecil itu, melemparkannya pada gadis
yang sedang duduk diatas pohon itu. “ Ya! “ dengan kesal Hyelyn turun dari
pohon dan menghampiri Himchan, “ Kenapa Oppa melaparku? “, “ Mau sampai kapan
kau di sana, sekolah sudah sepi “ Hyelyn masih dengan wajah kesalnya mengelus
bagian kepalanya yang tadi terkena krikil. Hyelyn mengambil tasnya yang ada di
bawah pohon dan setelahnya berjalan melewati Himchan untuk pulang.
“
Ya, Oppa mau kemana? “, “ Ikut saja “ Himchan menarik tangan Hyelyn untuk
mengikuti langkahnya menuju parkiran sekolah. “ Kau mau bawa aku kemana? “
tanyanya lagi namun Himchan tetap tidak memberitahunya dan kemudian memasangkan
seatbelt untuk Hyelyn, membuat Hyelyn terdiam sesaat medapatkan perlakuan
Himchan.
Sebelum
turun dari mobilnya, Himchan membuka seragam sekolahnya dan mengenakan jaket
hitam yang sudah tersedian di kursi belakang mobilnya, Hyelyn hanya malingkan
pandangnnya saat Himchan sedang menganti pakaiannya. “ Buat apa kita ke sini?
“, “ Sudah turun saja “ dan Hyelyn hanya bisa mengikuti apa yang Himchan
katakan padanya.
Baru
beberapa langkah masuk ke dalam ruangan yang cukup besar dengan kaca yang
hampir ada di seluruh penjuru ruangan, Himchan merasa senang saat melihat
ekspresi Hyelyn yang kagum. Himchan menarik tangan Hyelyn untuk ikut duduk
bersama dirinya dipinggiran ruangan yang menjadi studio untuk latihan menari
ini. Mata Hyelyn seperti tersihir dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini,
orang-orang yang dengan lincahnya menggerakkan tubuhnya, bergerak seirama
dengan hentakkan music.
“
Hyung .. “ seorang pria dengan bentuk tubuh yang bagus itu menghampiri Himchan.
“ Ini Hyelyn “ Himchan memperkenalkan Hyelyn pada pria yang memanggilnya hyung
itu, “ Jongup-imnida “ Hyelyn menyambut uluran tangan Jongup untuk bersalaman.
“ Oh ya, Jongup-aa apa kau masih melatih dance? “, “ Ne, masih. Wae hyung? “, “
Kau bisa melatih Hyelyn? “ Hyelyn hanya diam dan tidak berkata apa-apa
mendengar namanya disebut oleh Himchan, “ Oh, bisa saja. Euum, hari rabu jadwal
ku kosong “, “ Oke “.
“
Ya Oppa, kenapa kau memintanya mengajariku dance? “ Himchan tersenyum tipis
sambil tetap berkonsentrasi dengan jalan. “ Kalau begitu tidak usah datang
saja, gampangkan “ Hyelyn tidak bersuara lagi, dia tidak bisa menolak karna dari
dulu dia memang tertarik dengan dunia itu, dunia dance. “ Tiap rabu aku akan
menemani mu latihan bersama Jongup “, “ Aku bisa sendiri “ kata Hyelyn, Himchan
menepikan mobilnya. Memukul pelan kening Hyelyn disampingnya, “ Aku tau kau
terpesona dengan Jongup, tapi maaf aku sudah memberitahunya kalau kau itu
kekasih ku “ Himchan kembali mengemudikan mobilnya menuju rumah Hyelyn, “ Aku
bukan pacar mu Oppa, jadi jangan bilang seperti itu “ mendengar itu Himchan
hanya mendengus pelan.
-Story of
Us-
Seperti
biasa kantin sekolah adalah tempat yang paling ramai dikunjungi saat waktu
istirahat tiba, Hyelyn dan Nayoung dua dari banyaknya siswa yang memadati
kantin saat ini. Himchan yang baru saja memesan makan siangnya menghampiri
Hyelyn dan Nayoung yang sedang menyantap makan siang mereka. “ Annyeong oppa ..
“ sapa Nayoung ramah saat melihat Himchan, Hyelyn hanya melirik Himchan sekilas
sambil sibuk dengan makanannya. “ Jadi, besok kau akan latihan? “, “ Aku akan
kesana dengan Nayoung jadi oppa tidak usah mengantarku “ ucap Hyelyn dengan
mulut yang penuh dengan makanan, “ Aiiisss, kau ini jorok sekali “ Himchan
menyeka bibir Hyelyn dengan tisu. “ Uaaa, Oppa kau buat aku iri saja “ Nayoung
memandang iri pada Himchan dan Hyelyn sambil memamerkan gigi putihnya.
“
Himchan oppa itu aneh dan semaunya “ Hyelyn mengatakan apa yang dia rasakan
dari Himchan pada Nayoung saat mereka berdua sedang berada di kamar Nayoung. “
Tapi menurutku dia itu tampan dan manis. Apa kau tidak menyukainya, dia sudah
mengatakan perasaannyakan waktu itu “ Hyelyn menggelengkan kepalanya santai
sambil membuka lembaran buku yang ada dihadapannya, “ Seperti katamu, dia itu
tampan dan lagi aku baru mengenalnya jadi mana mungkin dia menyukaiku. Dia
pasti hanya bermain-main denganku “ senyumnya manis membuat Nayoung mendengus
mendengar ucapan sahabatnya itu, “ Dan kalau Himchan oppa serius? “, “ Dia
hanya main-main “ saut Hyelyn lagi dengan tatapan seriusnya pada Nayoung. “
Tapi dari mana dia bisa tau aku suka dengan dance? “ gerutu Hyelyn dan Nayoung
membuang mukanya dari Hyelyn, takut tertangkap basah bila Hyelyn melihat
wajahnya saat ini, dia pasti ketahuan karena kalau Hyelyn bertanya dan dia
berbohong itu akan sangat kelihatan sebab wajah Nayoung akan memerah kalau dia
sedang berbohong.
“
Nayoung-aaa, besok kau jadi temani aku kan? “, “ Kalaupun tidak kau akan
memaksaku kan. Kenapa tidak bersama Oppa saja? “ Nayoung melirik Hyelyn sambil
menyendok nasi ke dalam mangkuk. “ Ya, kau bahkan menyebutnya oppa, seperti
sudah dekat saja “ ucap Hyelyn dengan nada kesal yang dibuat-buat, “ Wae, kau
cemburu? Kan kau tidak menyukai Himchan oppa “ Nayoung makin semangat membuat
Hyelyn kesal, “ Ani “ Nayoung hanya bisa tersenyum menahan tawa melihat
ekspresi lucu sahabatnya itu.
Belum
begitu malam saat Hyelyn pulang dari rumah Nayoung, selama diperjalanan Hyelyn
ditemani lagu-lagu yang berasal dari ipod kesayangannya. Sesekali bibir
tipisnya yang merah mengikuti lirik lagu yang didengarnya. Bus berhenti tidak
jauh dari kawasan rumah bibinya, semeninggal orang tuanya Hyelyn tinggal
bersama dengan adik dari ayahnya, paman dan bibinya sangat menyayangi Hyelyn
dan dari paman dan bibinya itu kadang Hyelyn bisa merasakan kembali kasih
sayang dari orang tuanya.
Tidak
jauh dari halte tempat Hyelyn turun dari bus ada sebuah coffee shop yang
berdesign unik dan memiliki banyak pilihan menu kopi. “ Oo, Himchan oppa “
Hyelyn melepaskan earphonenya dan memandang kearah pria yang akhir-akhir ini
berkeliaran disekitarnya, “ Like I’m said, he just playing with me “ senyum
manisnya terkembang mengatakan itu saat melihat Himchan yang duduk berdua
dengan seorang wanita di coffee shop itu. Hyelyn kembali melangkahkan kakinya
berjalan pulang.
“
Aku pulang .. “, “ Oo, noona sudah pulang?
“ Hyelyn tersenyum pada pria imut yang memiliki tinggi badan jauh
diatasnya meski pria itu masih duduk di bangku SMP, “ Junhong-aaa, kau sudah
makan? “, “ Belum, noona mau masak untukku kan? “, “ Appa dan omma belum
pulang? “ Junhong menggeleng yang berjalan dibelakang Hyelyn, mengikutinya
menuju dapur, “ Kenapa tidak menelepon noona? “ Junhong tersenyum, membuat
Hyelyn gemas melihatnya “ Lain kali kau harus menelpon noona “, “ Ne “ Hyelyn
mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas sedangkan Junhong memilih
duduk di meja makan sambil memperhatikan Hyelyn yang sibuk.
-Story of
us-
“
Noona sepertinya tas mu berat sekali? “ Junhong melirik tas Hyelyn saat mereka
sedang dalam perjalanan menuju sekolah pagi ini, “ Kau tau Junhong-aa, noona
hari ini akan mulai latihan dance “ ucap Hyelyn senang, “ Kau latihan di mana
chagi? “ tanya pamannya yang sudah dianggapnya sebagai ayahnya, “ Aku latihan
dekat dari sekolah, aku tau dari teman ku “ begitulah Hyelyn memulai paginya
dengan diantar oleh pamannya bersama dengan Junhong menuju sekolah.
“
Hyelyn-aaa, apa tadi Junhong bersama mu? “, “ Ya, Jang Nayoung “ Hyelyn
mendengus dan Nayoung hanya terkekeh, “ Habis dongsaeng mu itu tampan dan imut
Hyelyn-aa “ Hyelyn mendaratkan pukulan kecil di dahi Nayoung. Hyelyn dan
Nayoung berjalan bersama menuju kelas mereka, “ Itu Himchan oppa, wah mobilnya
bagus sekali “ Hyelyn hanya melihat malas kearah Himchan yang baru saja keluar
dari mobil fordnya.
“
Annyeong … “ sapa Hyelyn dan juga Nayoung saat mereka sudah sampai di studio
dance, “ Mian, kami agak telat “, “ Gwanchana “ saut Jongup dengan senyuman
manisnya, “ Oh ya ini Nayoung teman ku, tidak apa-apakan aku mengajaknya? “
Nayoung mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri, “ Annyeong, Jang
Nayoung-imnida “, “ Ne, Moon Jongup-imnida “. Selesai acara perkenalannya
mereka bertiga memulai latihan dengan melakukan pemanasan, melakukan peregangan
sebelum menari.
Di
sudut ruangan Himchan hanya berdiri mematung melihat gerakan-gerakan Hyelyn
bersama Jongup dan Nayoung, hanya melihatnya dari jauh tanpa ada niat untuk mengganggu
latihan mereka. “ Oppa? “ Nayoung menyadari keberadaan Himchan, “ Oppss
ketahuan “ senyum Himchan dan kemudian berjalan menghampiri ketiga orang itu
dengan membawa satu kantong plastik yang berisi minuman yang sebelumnya dia
beli di minimarket. “ Aku bilangkan akan bersama Nayoung, buat apa Oppa kesini?
“, “ Kau bilang akan kesini bersamanya bukan bilang aku tidak boleh datang “
senyum Himchan dan Hyelyn hanya mendengus, benar juga dia tidak bilang kalau
Himchan tidak boleh datang.
Himchan
tertidur dengan suara music yang kencang terdengar di studio saat yang lainnya
sedang latihan, karena tidak ada yang dikerjakannya, dia malah tertidur. “ Ya
Hyung, kau masih saja tertidur di mana pun “ Jongup tertawa ringan sambil
membangunkan Himchan dari tidurnya saat mereka sudah selesai latihan. Hyelyn
melihat sekilas wajah Himchan yang baru terbangun dari tidurnya itu, pipinya terlihat
sangat lucu dan juga Himchan sempat mempout kan bibirnya sebelum benar-benar
terbangun, refleks Hyelyn tersenyum.
Himchan
menengguk pelan air minum yang tadi dibelinya, “ Hyung kenapa kau telat,
katanya kau mau datang jam 2 “, “ Aku baru bisa melepaskan diri “ ucap Himchan
asal dan Jongup mengangguk pelan tanda mengerti. “ Hyelyn-aaa, dance mu cukup bagus dan
eheeeum …. “ Jongup melirik Nayoung, “ Ne arraseo, aku memang tidak berbakat “
Nayoung mengangguk dengan wajah kesalnya yang imut, membuat Jongup tersenyum
melihat kelakuannya. “ Kau ikut dengan ku dan Jongup tolong kau antar Nayoung
yaa “ Himchan menarik tangan Hyelyn menuju mobilnya tanpa medengar penolakan
Hyelyn, “ Sudah masuk saja, aku akan mengantar mu “ walaupun dengan menggerutu
Hyelyn akhirnya masuk ke dalam mobil Himchan.
“
Jadi, kau sudah mau jadi kekasih ku? “ tanya Himchan di dalam mobil, “ Sudahlah
oppa jangan bercanda dengan ku, menyetir saja dengan benar “ Himchan melihat
Hyelyn yang duduk disampingnya sedang asik melihat ke luar jendela. “ Oo, rumah
mu dekat sini? Aku sering minum kopi di sana “ ucap Himchan saat baru saja
melewati coffee shop favoritenya, “ Ne, aku pernah melihat Oppa di sana “ ucap
Hyelyn pelan dan sepertinya Himchan tidak mendengarknya.
Himchan
menahan langkah Hyelyn sebelum meninggalkannya masuk ke dalam rumah, “ Aku
tidak pernah bercanda dengan mu soal perasaan ku “ ucap Himchan dengan
senyumnya, “ Ne. Bisa aku masuk sekarang? “ Himchan menganggukkan kepalanya dan
seraya melepaskan genggaman tangannya di lengan Hyelyn, membiarkannya masuk.
Himchan melihat Hyelyn masuk ke dalam rumah dan kemudian baru pergi dari sana.
-Story of
us-
Himchan
duduk di ruang music berniat untuk melakukan aktivitas rutinnya jika berada
disana. Gerakan tangannya untuk mengeluarkan gitar dari tas terhenti yang
kemudian malah ke luar ruangan dan menuju pohon rindang di taman itu. Hyelyn
disana karena siapa lagi yang akan duduk diatas pohon seperti itu, Himchan
berniat untuk menghampirinya hingga langkahnya terhenti saat mendengar isak
tangis, “ Omma, Appa .. bogoshipo .. “ Himchan terenyuh mendengar itu, dia bisa
merasakan kesedihan Hyelyn dari isakkannya dan saat ini dia sungguh ingin
mendekap tubuh gadis yang bahunya bergetar itu karena tangisnya. Himchan hanya
menunggu hingga suara isakan tangis itu hilang dengan berdiri dibelakang pohon,
dia tahu Hyelyn hanya akan marah padanya kalau dia menampakkan dirinya saat ini
karena sedikit demi sedikit Himchan sudah mengenal bagaimana Hyelyn.
Hyelyn
turun dari atas pohon, sudah terlalu lama dia berdiam diri disana. “ Tidak ada
suaran gitar hari ini, apa dia tidak datang? “ Himchan tersenyum mendengar
perkataan Hyelyn, “ Merindukan ku? “ ucap Himchan yang muncul dari balik pohon.
“ Aigo, kau mengagetkan ku “ ucap Hyelyn kaget karena Himchan yang tiba-tiba
muncul, “ Hei, kau merindukan ku? “ tangan kiri Himchan sudah merangkul Hyelyn
dan menatapnya dengan manis, “ Oppa tanganmu “ Himchan melepaskan rangkulannya
karena mendapat tatapan sinis dari Hyelyn, Hyelyn berjalan meninggalkan Himchan
namun baru beberapa langkah dia kembali berbalik dan melihat kearah Himchan, “
Oppa bisa bermain gitar untuk ku? “ Himchan menghampiri Hyelyn dan menggandeng
tangannya menuju ruang music.
Himchan
menyeret kursi untuk Hyelyn duduk, mereka saling berhadapan. Himchan memainkan
gitar dengan lembut, memainkan nada-nada yang terdengar sangat nyaman
ditelingan Hyelyn saat ini. Sesekali pandangan Himchan akan tertuju pada
jari-jarinya dan juga kadang pada gadis manis yang sudah merebut perhatiannya,
dihadapannya Hyelyn menikmati permainan gitar Himchan dengan mencoba menahan
kerinduannya pada orang tuanya, alunan gitar Himchan yang damai membuatnya
sedikit rileks. “ Kau suka? “ Hyelyn hanya mengangguk pelan, “ Sangat damai “
ucapnya setelahnya, raut wajah sedih masih terlihat oleh Himchan dari Hyelyn, “
Katakan saja kalau kau mau mendengarku bermain gitar “ Himchan mengacak pucuk
rambut Hyelyn, menyalurkan kasih sayangnya, “ Hentikan “ Hyelyn menepis tangan
Himchan dari kepalanya.
Himchan
memejamkan matanya, mencoba beristirahat di atas kasur empuknya namun itu tidak
berlangsung lama karena kehadiran seseorang di sana. “ Shina-yaa, bisakah kau
tidak sembarangan masuk? “, “ Mian. Kau temani aku keluar yah “ Shina dengan
manja meminta Himchan, Himchan bangkit dari tempat tidurnya dan mengenakan
kembali bajunya yang berada di pinggir tempat tidur karena dia memang lebih
suka tidak mengenakan baju saat tidur. “ Shina-yaa …”, “ Mereka bertengkar lagi
hari ini “ Himchan hanya bisa membiarkan Shina memeluknya saat ini karena dia
tahu betul apa yang sedang dirasakan gadis cantik yang sedang memeluknya, “ Kau
mau kemana? “, “ Ice cream “ dan senyum manis itu terlihat di wajah Shina.
Shina
terlihat senang saat bisa bersama Himchan, dia tahu tidak bisa memiliki Himchan
walaupun itu adalah keinginan terbesarnya karena Himchan sudah mengatakan untuk
tidak akan pernah bisa bersama dengannya, bagi Himchan dia hanya adik itu juga
karena Shina yang memaksa untuk bisa dianggap seperti itu oleh Himchan jika
tidak bisa memilikinya sebagai kekasih. Kadang Himchan jengah dengan ulah Shina
yang terlalu manja dan seenaknya padanya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena
dia kasihan pada Shina yang hidup sebagai anak broken home.
“
Masuklah, sudah malam “ bukannya masuk kedalam rumah Shina malah memeluk
Himchan, “ Biarkan aku memelukmu sebentar “ Himchan mendengus dengan perlakuan
Shina yang lagi-lagi seenaknya, “ Kau tidak memegang janji mu “, “ Ani, aku
memegangnya. Aku tau kau belum punya pacar, dia belum menerimamu kan? Jadi aku
masih boleh memelukmu “ yah, Shina pernah berucap akan berhenti mengganggu
Himchan jika dia sudah memiliki kekasih.
-Story of
us-
Nayoung
mengerakan badannya mencoba mengikuti music namun akhirnya dia malah duduk
dilantai, “ Aku menyerah “ keluhnya, Jongup menghampiri Nayoung yang terlihat
frustasi, “ Aku akan ajarkan yang mudah untuk mu, mau coba lagi? “ tawar Jongup
dengan megulurkan tangannya untuk membantu Nayoung kembali berdiri dan tawaran
itu disambut Nayoung, Hyelyn hanya tersenyum melihat itu dari kaca yang ada
diruangan itu.
“
Himchan oppa tidak datang hari ini? “ tanya Nayoung pada Hyelyn dan Hyelyn
hanya menjawab dengan mengangkat bahunya, bertanda dia tidak tahu. “ Hyung, dia
sedang bersama Shina “ ucap Jongup enteng, Hyelyn sedikit terusik dengan
kenyataan bahwa Himchan bersama dengan wanita lain saat ini. Hyelyn menunggu
bus di halte sendirian karena Nayoung diantar oleh Jongup sebab dia harus cepat
sampai rumah, ibunya sakit.
Himchan
memberhentikan mobilnya tidak jauh dari halte saat melihat Hyelyn, “ Ku antar
pulang “ Himchan menggenggam tangan Hyelyn namun dengan cepat dilepas Hyelyn, “
Aku naik bus saja, pulanglah “ saut Hyelyn sedikit ketus. Himchan memutuskan
untuk menemani Hyelyn menunggu bus tanpa ada percakapan diantara mereka berdua,
Himchan sebenarnya ingin berbicara pada Hyelyn tapi Hyelyn sudah terlihat
sekali tidak ingin ada perbicangan diantara mereka dengan memasang earphone
ditelinganya, Himchan merasa bodoh. Bus yang ditunggu datang, Hyelyn
menghampiri pintu bus “ Aku duluan “
ucapnya pelan sebelum masuk bus tanpa melihat kearah Himchan, Himchan hanya
mengembuskan nafasnya pelan melihat tingkah Hyelyn. Tak berapa lama didalam bus
Hyelyn mendapati sms yang masuk ke ponselnya dan melihat nama Himchan di layar
ponselnya ‘ Hati-hati dijalan ‘ itu pesan yang dikirim Himchan.
“
Noona pulang “, “ Ne “ Hyelyn hanya sekilas menyahuti Junhong, “ Noona,
gwanchana? “ Hyelyn mendengus dan mendudukan dirinya di samping Junhong, “
Molla, mood noona sedang tidak bagus Junhong-aa “ Hyelyn bersandar pada
Junhong, walaupun Junhong lebih mudah darinya kadang malah Junhong yang
menghiburnya. “ Apa ada yang menggangu noona? “, “ Anii, noona juga bingung “,
“ Ya sudah noona tidur saja “ ucap Junhong lagi dan membiarkan Hyelyn tidur
bersandar dengannya sedangkan dia kembali menonton film.
-Story of
us-
Sekolah
sudah bubar 15 menit yang lalu dan Hyelyn memutuskan untuk ke taman belakang,
ingin melakukan kegemarannya duduk diatas pohon. Sudah hampir sampai ditaman,
melewati ruang music dan terdengar petikan gitar yang sudah tidak asing
baginya. Sesaat Hyelyn berhenti di depan ruang music, menikmati suara yang
memberikan kenyamanan itu. Himchan melihat seseorang yang berdiri di depan
ruang music, “ Masuklah “ Hyelyn tersentak mendengar Himchan yang ternyata
mengetahui keberadaannya di sana, “ Jangan diam-diam kalau ingin mendengarkan
permainan ku “ senyum Himchan saat Hyelyn melangkah masuk, “ Aku hanya lewat “
dan Himchan hanya ber-oh ria mendengar itu, “ Mau aku main untuk mu? “, “ Boleh
“ saut Hyelyn dengan nada datarnya, lagi Himchan hanya tersenyum dengan
perlakuan dingin Hyelyn.
Himchan
memainkan gitarnya dengan sangat baik dan mengalunkan nada-nada yang sangat
indah namun terdengar menyayat hati, Hyelyn mencoba untuk mengendalikan
perasaannya yang terbawa dengan nada-nada yang dimainkan Himchan, perasaan
rindu akan orang tuanya menguasainya. Himchan menyadari perubahan raut wajah
Hyelyn yang duduk disampingnya saat ini. Hyelyn sudah tidak bisa mengendalikan
perasaannya, dia bangkit dari duduknya ingin menyembunyikan air matanya.
Himchan meletakan gitarnya dan menahan Hyelyn keluar dari ruang music,
memeluknya. Walaupun tidak membalas pelukkan Himchan, Hyelyn juga tidak
menolaknya “ Menangis saja “ dan setelahnya Himchan mendegar isak tangis itu
dari seorang yang sedang ada di dalam pelukkannya.
Himchan
mengusap lembut punggung Hyelyn dipelukannya, mencoba menenangkan Hyelyn. Isakkan
tangis Hyelyn sudah tidak lagi terdengar, Himchan melepaskan pelukkannya dan
mengusap sisa air mata yang membasahi wajah Hyelyn. Himchan menarik wajah
Hyelyn yang tertunduk dan kemudian mendaratkan kecupan di bibir Hyelyn, Hyelyn
yang tersentak dengan apa yang Himchan lakukan mendorongnya menjauh dan itu
membuat Himchan menyadari kesalahannya, Hyelyn pergi meninggalkan Himchan tanpa
mengatakan apapun, “ Himchan, kau bodoh “ ucap Himchan meruntuki kesalahannya.
Himchan
mencoba mengejar langkah Hyelyn, “ Hyelyn-aaa .. “ Hyelyn tidak menghiraukan
panggilan Himchan, air mata yang tadi sudah sempat terhenti kini kembali
mengalir dari sudut matanya. “ Lepas “ ucap Hyelyn kasar saat Himchan berhasil
meraih tangannya, “ Dengar, aku. “ Hyelyn menatap Himchan dengan tatapan
bencinya dan itu cukup membuat Himchan untuk melepaskan genggamannya dan
merelakan Hyelyn pergi. “ Himchan .. “ Shina berpapasan dengan Hyelyn dan
berlari menuju Himchan, Hyelyn hanya melirik kesal dan pergi keluar dari
kawasan sekolah.
Himchan
masih kesal dengan tindakan bodohnya pada Hyelyn saat Shina menghampirinya dan
bergelayut manja dilengannya. “ Himchaniee .. “, “ Bisakah kau pergi menjauh
dari ku, aku muak dengan mu “ ucap Himchan kasar dan itu membuat Shina
tersentak karena yang dia tahu Himchan bukan orang yang berbicara kasar dengan
siapapun dan walaupun dia sering menyusahkannya, Himchan tidak pernah berkata
kasar seperti tadi.
-Story of
us-
Himchan
mencoba untuk meminta maaf pada Hyelyn dengan apa yang dia lakukan waktu itu namun
Hyelyn selalu menghindarinya. “ Hyelyn-aa, kau menghindari Himchan oppa. Wae? “
Hyelyn tidak menanggapi pertanyaan Nayoung dan hanya berjalan menghindari
Himchan yang dia tahu sedang berjalan kearahnya. “Hyelyn-aaa .. “ Hyelyn
melihat kearah tangannya yang sedang digenggam oleh Himchan dan menyadari itu
Himchan melepaskan genggamannya, “ Aku minta maaf “, “ Ne tidak apa, lagi pula
itu bukan apa-apa buat ku “ ucap Hyelyn ketus dan itu seperti tamparan keras
untuk Himchan. Himchan membiarkan Hyelyn pergi darinya, dia masih mencerna
ucapan Hyelyn barusan padanya, “ Bukan apa-apa “ ucap Himchan lirih.
Hyelyn
dan Nayoung baru saja sampai di depan pintu studio saat ini, hari ini seperti
biasa mereka akan latihan dance bersama Jongup. “ Kalian sudah datang “ sapa
Jongup seperti biasa, Hyelyn baru saja meletakkan tasnya saat dia melihat
Himchan duduk disudut ruangan seperti biasa. “ Jongup-aa, hari ini aku tidak
latihan “ Hyelyn mengambil kembali tasnya dan keluar ruangan, Himchan berdiri
dan mengejar langkah Hyelyn, “ Mereka kenapa? “ tanya Jongup bingung dan
Nayoung hanya menggeleng.
“
Kalau memang ciuman itu bukan apa-apa, kenapa kau menghindari ku? “ tanya
Himchan saat sudah berhasil menghentikan Hyelyn, “ Yah, aku memang salah karena
tiba-tiba menciummu tapi asal kau tau, aku tidak main-main “ Hyelyn hanya diam
tanpa melihat Himchan yang berbicara padanya walaupun Himchan tepat berada
dihadapannya, Himchan mendengus pelan “ Masuk sana, aku pergi “ ucap Himchan
dan beranjak dari hadapan Hyelyn, Hyelyn kembali ke studio sepeningalnya
Himchan.
Himchan
melihat Hyeyln yang kembali masuk ke studio dari dalam mobilnya, menghembuskan
nafasnya kasar, terlihat sedikit frustasi. Melihat layar ponselnya yang
terdapat foto seorang gadis yang terlihat cantik sedang serius membaca buku
yang dipegangnya, itu Hyelyn.
-Story of
us-
Hyelyn
berjalan menuju taman dan seketika berbalik karena Himchan baru saja keluar
dari ruang music. “ Aku akan pulang, pergi saja ke pohon mu “ ucap Himchan dan
kemudian berjalan melewati Hyelyn. Hyelyn melihat punggung Himchan yang
sebagian tertutup oleh gitar yang dibawanya dibahu, sedikit kehilangan
kehangatan dari pria itu.
Hyelyn
duduk di atas pohon, kali ini entah mengapa bukan ayah dan ibunya yang dia
pikirkan saat duduk di sini, dia malah mencari suara petikan gitar yang biasa
menemaninya yang duduk diatas pohon, petikan gitar yang bisa membuatnya nyaman,
damai dan menangis. “ Aaaa…. Ini tidak benar “ Hyelyn turun dari atas pohon dan
berencana untuk pulang.
“
Kau sudah selesai latihan? “ Shina menggelayut manja dilengan Himchan seperti
biasanya, Himchan hanya menyautinya malas. “ Sepertinya sedang tidak semangat,
bagaimana kalau kita minum kopi “, “ Ide bagus “ saut Himchan, dibelakang
mereka Hyelyn hanya berusaha untuk membuat langkahnya tidak terdengar, hanya
melihat kedua orang didepannya tanpa menimbulkan suara. “ Dari awal kau memang
hanya bermain denganku kan “ senyum kecut Hyelyn setelah ia berucap.
Himchan
duduk dipinggir dekat dengan kaca dan menyesap cairan hitam di cup plastik yang
ada ditangannya, ditemani Shina yang duduk manis dihadapannya. Himchan menoleh
kearah jalan, melihat gadis cantik yang kedua telinganya tertutup dengan
earphone, Himchan melihat sorot mata itu lagi, sorot mata serius namun terlihat
sangat imut untuknya, didepannya Shina memanggilnya yang hanya sibuk melihat
kearah luar.
Hyelyn
berjalan perlahan dari halte menuju rumah, mencoba menikmati alunan music
ditelinganya, alunan petikan gitar yang kini memenuhi indra pendengarannya
membuatnya nyaman walau tidak bisa memberikan rasa nyaman yang sama saat
seperti Himchan memainkan gitar untuknya. Langkahnya terhenti saat sudah sampai
di rumah yang tidak terlalu besar namun memiliki taman dan teras yang lumayan
besar.
“
Noona .. “, “ Ne ..” Hyelyn melihat kearah pintu kamarnya, melihat Junhong yang
berdiri disana. “ Kau tidak makan? “ Junhong melangkah masuk, “ Tadi sudah,
wae? Apa kau ada PR “ Hyelyn memandang Junhong yang sudah berbaring
disebelahnya, “ Ani, noona aku mau tanya “ Hyelyn duduk dari posisi tidurnya
terlihat antusias dengan apa yang akan ditanyakan adiknya itu, “ Kenapa yeoja
bersikap dingin, padahal aku tidak berbuat apa-apa padanya “ setelahnya Hyelyn
hanya tersenyum, ternyata adiknya ini sudah mulai jatuh cinta namun sesaat
kemudian dia seperti merasa apa yang ditanyakan Junhong adalah apa yang Himchan
rasakan, “ Itu mungkin karena yeoja itu menjaga dirinya untuk tidak tersakiti
“, “ Tapi aku bahkan tidak melakukan apa-apa padanya “ lagi, ucapan Junhong
terdengar Hyelyn seperti apa yang mungkin Himchan rasakan padanya, “ Naddo
molla Junhong-aaa “, “ Aaaa.. aku jadi lelah mencoba “ ucap Junhong pelan. ‘ Apa kau juga lelah padaku. Oppa? ‘
-Story of
us-
Hyelyn
mengedarkan padangannya dikantin saat ini, seperti mencari sesuatu disana. “
Kau mencari Himchan oppa? “ tanya Nayoung tepat sasaran, Hyelyn hanya diam
tanpa menjawabnya. “ Dia di jepang sekarang karena ommanya sakit “ ucap Nayoung
lagi walaupun Hyelyn tidak menanggapi ucapannya tapi dia tahu kalau Hyelyn mendengar perkataannya.
Hyelyn
duduk di atas pohon rindang itu, kembali merindukan orang tuanya dan kini ada
seorang lagi yang masuk daftar rindunya, Kim Himchan. Alunan nada dari petikan
gitar tidak terdengar seperti beberapa waktu lalu yang biasa menemaninya duduk
di pohon, saat ini hanya suara air mancur yang terdengar. Hyelyn turun dari
atas pohon dan terjatuh akibat lumut-lumut yang berada dibatang pohon
membuatnya menjadi licin, Hyelyn meringis karena luka yang ada di bagian
dengkulnya.
Dengan
jalan yang sedikit pelan dan terseret Hyelyn berjalan keluar gedung sekolah, “
Gwaenchana? “ Hyelyn dipapah seseorang yang dari suaranya dia tau siapa itu, “
Himchan oppa “, “ Kau jatuh dari pohon? “ Hyelyn masih bingung kenapa Himchan
bisa ada disampingnya, bukannya dia sedang berada di jepang saat ini seperti
kata Nayoung. Himchan memapah Hyelyn menuju mobilnya dan mengemudikannya keluar
dari kawasan sekolah yang sepi.
“
Aku akan beli obat untuk kaki mu “ Himchan keluar dari mobilnya dan menyebrangi
jalan untuk menuju apotik, selang 5 menit Himchan kembali dengan obat luka
ditangannya. “ Kenapa kau bisa terjatuh? “ Himchan mengoleskan obat pada luka
Hyelyn dan itu menimbulkan rasa perih sehingga Hyelyn meringis, “ Mian “ dan
Himchan menutup luka Hyelyn dengan plester. Hyelyn merasa senang melihat
Himchan ada bersamanya saat ini tapi juga merasa aneh.
“
Kenapa oppa bisa ada di sekolah, yang ku dengar .. “ ucap Hyelyn akhirnya namun
tidak menyelesaikan ucapannya, “ Jepang, aku sampai tadi pagi “, “ Hyelyn-aaaa
… “ Himchan memandang Hyelyn yang sedari tadi menghindari tatapannya, “
Bogosipo “ ucap Himchan pelan, sangat pelan dan sepertinya Hyelyn tidak dapat
mendengarnya.
Sampai
di rumah Hyelyn, Himchan membantunya untuk menuju pintu. Junhong yang melihat
Hyelyn dipapah keluar dari dalam rumah dan menghampiri Hyelyn, “ Noona, kau
kenapa? “, “ Ya, kau apakan noona ku? “ tanya Junhong pada Himchan, “
Junhong-aaa, noona jatuh sendiri “, “ Oppa pulang saja dan terima kasih sudah
mengantar “ ucap Hyelyn yang sudah berpindah tangan ke Junhong yang kini
memapahnya, “ Aku pulang “ pamit Himchan.
Hyelyn
baru selesai mandi dan mengecek ponselnya, ada satu pesan masuk di ponselnya
dan itu dari Himchan ‘ Hye, cepat sembuh
‘ ada sedikit rasa bahagia yang Hyelyn rasakan. “ Jongup-aaa, bisa kita
bertemu? Aaah ne, oke sampai ketemu, annyeong “ Hyelyn mengakhiri panggilannya
pada Jongup setelah membuat janji untuk bertemu dengannya besok sepulang
sekolah.
-Story of
us-
Hyelyn
berjalan menuju kearah taman belakang namun bukan untuk menuju pohon yang biasa
melainkan menuju ruang music karena dengan kakinya yang masih sakit tidak
memungkinkan untuknya memanjat, ditangannya Hyelyn membawa sebungkus roti
daging. Hyelyn sudah berada di depan pintu ruang music dan dia mendengar ada
orang lain disana namun Hyelyn tetap masuk. Himchan juga Shina langsung melihat
kearah pintu yang terbuka dan mendapati Hyelyn, “ Hyelyn-aaa “ Shina melihat
Hyelyn dengan tatapan tidak menyenangkan.
“
Apa aku menggangu? “ tanya Hyelyn dengan nada cukup menyebalkan karena dia
melihat cara Shina menatapnya, “ Tidak, ada apa? “ tanya Himchan yang cukup
bingung dengan kedatangan Hyelyn. “ Hanya ingin mendengar Oppa main gitar saja,
Oppa pernah bilangkan kapan saja aku bisa memintamu bermain untuk ku “ ucap
Hyelyn enteng dan wajah kesal Shina semakin terlihat, “ Ne “ Himchan sedikit
merasa lucu melihat Hyelyn dan Shina saat ini dihadapannya, terlebih melihat
Hyelyn. Shina menyerah dengan pergi dari sana karena dia melihat senyuman
Himchan yang sangat manis untuk Hyelyn dan itu membuatnya sedih, dia tidak
pernah mendapatkan senyum manis Himchan yang seperti itu.
Himchan
memetik gitarnya, menciptakan nada-nada indah dari gitar kesayangannya itu
sedangkan dihadapannya seorang gadis sedang menikmati permainan gitarnya sambil
mengayun-ayunkan kakinya. Sesekali senyum Himchan tercipta melihat tingkah
gadis dihadapannya. “ Oppa tidak main-main denganku kan? “ ucap Hyelyn begitu
Himchan berhenti memetik gitarnya. Himchan memasukkan gitar kesayangannya
kedalam tas dan kemudian menghampiri Hyelyn, berdiri dihadapannya. “ Aku
menyukai seorang gadis yang sangat cantik saat dia sedang serius dengan sesuatu
“ senyum Himchan, Hyelyn hanya terus menghindari untuk menatap Himchan.
Raut
wajah Hyelyn berubah setelah Himchan mengatakan hal itu, Himchan mengeluarkan
ponselnya dan memperlihatkan Hyelyn foto yang diambilnya waktu di toko buku. “
Aku mencintai gadis ini, kau kenal? “ dan akhirnya Hyelyn menatap Himchan, “
Ini ..? “, “ Bang Hyelyn “ ucap Himchan dengan senyum. “ Kau tau, dia itu gadis
yang suka duduk diatas pohon dan sering tertidur di sana, dia dingin padaku,
yah kadang membuat ku ingin menyerah saja padanya tapi kenyataanya walaupun
ciuman ku tidak dianggap apa-apa olehnya, aku tidak bisa menyerah darinya “
Hyelyn tidak berani untuk mengangkat kepalanya dan hanya melihat kakinya yang
tergelantung karena duduk diatas meja. “ Bisa bantu aku bilang padanya kalau
aku serius “, “ Oppa .. “ Himchan tersenyum menang dan kemudian menghapus jarak
dari Hyelyn dengan memeluknya, “ You lose Bang Hyelyn “ ucap Himchan saat
pelukkannya dibalas oleh Hyelyn, “ Ne, aku kalah dari mu “, terdengar tawa
kecil Himchan “ Now you’ve fallen of me “ dan ucapannya membuat tinju kecil
Hyelyn mendarat diperutnya.
“
Oh ya tadi Shina itu “ , “ Ne, aku sudah tau soal Shina dari Jongup “ Himchan
tersenyum sangat bahagia, ternyata Hyelyn benar-benar sudah jatuh hati padanya,
“ Kau mencari tahu karna cemburu? “ Hyelyn menggeleng, “ Hanya ingin tau kalau
Oppa hanya mempermainkan ku atau tidak “ jelas Hyelyn dan itu membuat senyuman
manis Himchan kembali terlihat di wajah tampannya, “ May I ? “ tanya Himchan
saat mengelus lembut pipi Hyelyn, “ Ne “ dan setelah mendapat ijin dari Hyelyn,
Himchan mendaratkan ciuman manisnya pada Hyelyn, memagutnya perlahan.
-The End-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
No comments:
Post a Comment