My Menu

Oct 3, 2013

Story of Us [You've fallen of me]




Author : Julz
Main Cast : Kim Himchan (B.A.P) - Bang Hyelyn (OC)
Support cast : Moon Jongup – Choi Junhong (B.A.P) and Jang Nayoung (OC)
Gendre : Romance - AU
Length : Oneshot
Rate : T / G
Disclameir : The story and plot it’s mine, out from my little brain. Typo itu manusiawi
Recomented song :  ‘ You’ve fallen of me ‘ by Jung Yonghwa




 
Story Of Us

[ You’ve fallen of me ]




Gitar klasik itu terkapit diantara lengan, sesekali tangan kanannya menuliskan not-not di buku bergaris lima yang ada dihadapannya dan kemudian kembali memetik gitar dengan jari-jarinya yang lentik. Arah tubuhnya tertuju pada kaca jendela yang lumayan besar, menampilkan pemandangan taman yang tidak begitu besar dengan sebuah air mancur kecil berada di tengahnya, ditambah dengan semilir angin yang bertiup membuat pergerakkan dari dedaunan yang ada, suasana rileks yang sangat disukainya.

Tubuh tinggi dengan kulit putih bersih juga rambut coklat di tambah dengan gigi kelinci yang dimilikinya membuat seorang Kim Himchan memiliki wajah dengan paras yang tampan, dan disinilah dia sering menghabiskan waktunya. Berdiam diri di ruang music yang ada di sekolahnya untuk sekedar menulis lagu yang menjadi kegemarannya.

Himchan menghentikan sebentar kegiatanya dari buku music dan gitar, menikmati pemandangan taman. Di atas pohon yang tidak cukup tinggi dengan ranting yang lebat, berdiri kokoh di ujung taman, Himchan melihat seseorang sedang duduk membelakanginya. Himchan hanya memandangi sosok itu yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya, sosok itu tertunduk.

Himchan membenahi gitarnya, memasukkannya ke dalam tas gitar, membawanya dan langkahnya menghampiri pohon rindang itu. Sedikit kaget, sosok yang dilihatnya duduk di atas pohon itu adalah seorang wanita yang ternyata tertidur disana. Himchan menarik sudut bibirnya, merasa sangat lucu melihat wanita bisa tertidur di atas pohon. Himchan malah menikmati untuk memandang wajah pulas gadis itu dari bawah pohon dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.

“ Kau tidak takut terjatuh tidur di sana? “ ucap Himchan saat gadis itu mengerjapkan matanya, gadis itu sedikit kaget dengan keberadaan Himchan yang ada di bawahnya dan hampir membuatnya jatuh dari pohon, sigap Himchan memposisikan dirinya untuk menangkap tubuh gadis itu namun ternyata gadis itu tidak terjatuh. “ Ya, sejak kapan kau di sana? “, “ Baru saja “ saut Himchan lagi sambil melihat gadis itu menuruni pohon. “ Kau, sejak kapan kau di sana? “ Himchan mendorong telunjuk gadis itu dari depan wajahnya yang kembali mengulangi pertanyaannya, Himchan melihat garis dari dasi yang digunakan gadis itu dan dari sana dia mengetahui bahwa gadis ini juniornya, “ Seharusnya kau panggil aku Oppa “, “ Sudah jawab saja, dari kapan kau di sana? “ lagi gadis itu bertanya pada Himchan namun kali ini tanpa menunjukknya, “ Baru saja “ saut Himchan dan membelakangi gadis itu, kemudian berjalan meninggalkan gadis itu.

Tas gitar tergelantung dibahu kanan Himchan, sesekali dibenahinya posisi tas itu agar tidak terjatuh sepenuhnya dari bahu bidangnya itu, menunggu bus yang akan membawanya pulang ke rumah. Himchan tak lagi terbalut dengan seragam sekolahnya, selepasnya keluar gerbang sekolah Himchan melepaskan seragamnya dan hanya menggunakan kaos putih yang digunakannya melapisi seragam sekolahnya.

Himchan refleks menoleh ke suara yang tiba-tiba muncul dari sebelah kirinya, seperti suara perut yang lapar dan suara tersebut ternyata berasal dari perut gadis yang tertidur di atas pohon tadi, gadis itu hanya bisa menahan malu dengan membuang mukanya dari Himchan yang sudah melihat kearahnya. Himchan merogoh sesuatu di kantung kecil yang ada ditas gitarnya, “ Ini, makanlah “ Himchan memberikan roti yang belum sempat dimakannya tadi dari kantin, gadis itu menerima dengan senyuman tidak enak pada Himchan, “ Gomawo “ dan setelahnya Himchan naik bus yang ditunggunya begitu juga dengan gadis itu.

Himchan duduk di bangku belakang bus, bersandar dengan jendela bus. Gadis itu duduk bersebelahan dengan Himchan, duduk tepat disebelahnya. “ Wae? “ Himchan memandang bingung gadis yang tadi sempat membentaknya itu, gadis itu tersenyum manis padanya “ Mian, tadi aku membentak Oppa karena tertangkap basah tidur di sana “ ucapnya, “ Ne, gwaenchana “ saut Himchan dan memalingkan pandangannya ke luar jendela. “ Aku Bang Hyelyn, terima kasih untuk rotinya “ ucap gadis itu setelah bangkit dari duduknya di samping Himchan dan kemudian berlari kecil untuk menuruni bus, lagi Himchan hanya memandangnya dengan ekspresi bingung dan akhirnya tersenyum, “ Gadis aneh “.



-Story of Us-



Senyuman selalu terlihat menghiasi wajah manis gadis yang sedang duduk di kantin bersama dengan teman wanitanya yang menghabiskan waktu istirahat mereka dengan menyantap makanan, mengisi perut untuk memberi makan bagi cacing-cacing yang ada di dalam perut. Himchan berjalan melewati kantin menuju ruang music  dan Hyelyn menyipitkan matanya yang memang sudah sipit itu untuk menegaskan bahwa itu benar Himchan. “ Nayoung-aa, apa kau kenal dengan Seunbae itu? “ Nayoung yang duduk di hadapannya langsung memutar tubuhnya untuk melihat kearah yang Hyelyn tunjuk.

Hyelyn berjalan menuju ruang music dengan sebungkus roti yang dibawanya, berniat untuk memberikannya pada Himchan yang kemarin telah memberikannya roti untuk mengisi perut keroncongannya. Hyelyn meyelipkan kepalanya ke dalam ruang music sebelum akhirnya masuk. Himchan yang memang membelakangi pintu masuk dan lebih memilih untuk melihat pemandangan taman belakang tidak mengetahui kalau Hyelyn datang. “ Himchan oppa, ini “ Hyelyn memberikan sebungkus roti yang dibawanya. Himchan melihat wajah Hyelyn dan kemudian melihat apa yang sedang di serahkan padanya, “ Tau dari mana nama ku? “, “ Teman “ senyuman itu kembali dilihatnya hari ini.

Himchan kembali ke kelas saat bel berdering dengan sangat nyaring kesegala penjuru National School of Traditional Music itu. Gadis cantik dengan rambut panjang berwarna coklat semampai itu dengan santai menyandarkan kepalanya di bahu Himchan yang duduk disebelahnya “ Kau mau temani aku hari ini? “ Himchan berniat menggelengkan kepalanya untuk menolak ajakkan gadis itu, namun gerak kepalanya ditahan oleh kedua tangan gadis itu. “ Aku tidak mau mendengar penolakkan hari ini “ ucap gadis cantik itu lagi dan Himchan hanya bisa pasrah.

“ Shina-yaa .. “ Himchan melirik tangannya yang sedang digenggam oleh Shina, “ Tidak ada penolakkaan Kim Himchan “ dan Shina tetap menggenggam tangan Himchan. Selama berjalan di dalam mall Shina tidak melepaskan genggaman tangannya dari Himchan, menggiring Himchan mengikuti arah langkahnya.  “ Aku mau ke toilet sebentar “, “ Ne, Jangan lama-lama “ dan dengan begitu genggaman tangan Shina terlepas.

Himchan melewati toko buku saat ingin menuju ke toilet, melihat seorang gadis yang dikenalnya sedang membaca dengan serius buku yang ada ditangan kirinya. Dengan kaca mata ber-frame tipis dan bibir poutnya, gadis itu terlihat menggemaskan di mata Himchan berbeda dengan gadis yang waktu itu dilihatnya tertidur di atas pohon, itu Bang Hyelyn. Senyum Himchan terlihat di wajah tampannya saat Hyelyn kini mulai mengigit kecil jarinya yang masih asik membaca buku itu, Himchan mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar dari Hyelyn yang dilihatnya sangat manis hari ini.



-Story of Us-



Keadaan kantin sangat ramai saat istirahat seperti sekarang ini, seperti semua murid yang ada di sekolah ini berkumpul jadi satu, sangat riuh. Dengan pandangan kagum para gadis langkah Himchan teriring menuju kantin, dia lupa sarapan hari ini karena terlambat bangun dan itu membuatnya harus mengisi perutnya yang kelaparan. Kehadiran Himchan di kantin semakin membuat suasana di sana semakin riuh dan ramai namun Himchan tidak memperdulikannya.

Himchan melangkah perlahan, menghampiri dua orang gadis yang sedang asik berbincang, “ Lain kali belikan aku roti isi daging, bukan isi coklat “ ucap Himchan dari belakang tubuh Hyelyn dengan kedua tangannya melewati bahu Hyelyn untuk menaruh roti yang dipegangnya dihadapan Hyelyn. Hyelyn memutar sedikit tubuhnya dan melihat dengan jelas Himchan yang tersenyum manis dibelakanganya.

Himchan duduk tepat disamping Hyelyn, mengunyah roti isinya dengan tenang tanpa memperdulikan keriuhan dari opini-opini orang yang ada di kantin saat ini. “ Kau tidak tidur di atas pohon lagi? “ tanya Himchan sambil mengunyah rotinya dan raut wajah kesal Hyelyn yang didapatnya, “ Kenapa, Oppa merindukan ku? “ saut Hyelyn enteng dan Himchan menganggukkan kepalanya pelan, membuat Nayoung terkaget dengan respon Himchan dari pertanyaan Hyelyn. “ Hyelyn-aa, kau mau jadi pacar ku? “ dan semua cairan yang baru saja masuk ke dalam mulut Hyelyn kembali keluar, membuat Nayoung yang duduk dihadapannya terkena dampak dari aksinya itu. Hyelyn hanya bisa memandang bingung pada Himchan, ucapannya barusan sangat membuatnya kaget.

Himchan menyeka cairan dari minuman yang baru saja disemprotkan Hyelyn di bibirnya dengan jarinya, lagi membuat Nayoung kebingungan melihatnya dan terlebih Hyelyn yang mendapatkan perlakuan itu dari Himchan. “ Oppa apa yang kau lakukan? “, “ Ingat lain kali belikan aku roti daging, aku suka daging “ ucap Himchan yang tidak menanggapi ucapan Hyelyn, mengusap lembut rambut Hyelyn sebelum meninggalkannya yang memiliki seribu pertanyaan dengan ulahnya itu.

“ Ya, Bang Hyelyn kau hutang banyak bercerita pada ku. Ada apa kau dengan Himchan oppa? “ dan Hyelyn hanya menggelengkan kepalanya, dia pun bingung dengan sikap Himchan padanya. “ Aku tau namanya saja dari mu kan. Entahlah, aku bingung “.

Himchan hanya tersenyum menang saat melihat raut wajah bingung dan kaget Hyelyn saat dia mengatakan untuk menjadi kekasihnya, dia suka melihat itu, baginya terlihat sangat lucu dan manis. Himchan serius dengan ucapannya pada Hyelyn, melihat Hyelyn di toko buku waktu itu membuat Himchan sepenuhnya jatuh cinta pada gadis itu, saat itu Himchan bisa melihat sisi lain Hyelyn, melihat sisi Hyelyn yang manis dengan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya, ditambah dengan sorot mata yang sangat serius pada rentetan kata yang terdapat pada buku yang dibacanya, “ Bang Hyelyn, naekoya “



-Story of Us-







Himchan memetik gitarnya dengan sangat lihai, suara-suara indah terdengar dari pentikan gitarnya dengan gumaman kecil dia mengiringi permainan jemarinya. Arah pandangannya tertuju pada pohon rindang yang tidak terlalu tinggi di taman kecil itu, dia di sana. Sesekali Himchan menggelengkan kepalanya bersamaan dengan senyuman yang menambah ketampanannya, “ Bocah itu tertidur lagi “.

“ Apa kau benar-benar tidak takut jatuh? “ dan Hyelyn membuka matanya perlahan, melihat malas kearah Himchan dibawahnya, “ Kalaupun jatuh, itu urusanku “ saut Hyelyn kesal yang masih duduk di ranting besar pohon itu. “ Turunlah “ Himchan mengulurkan tangannya untuk membantu Hyelyn turun dari pohon, “ Aku bisa sendiri “ tolak Hyelyn. “ Jangan bersikap baik pada ku “ ucap Hyelyn dan itu membuat Himchan bingung. “ Wae? “, “ Aku tau maksud Oppa mengatakan hal itu kemarin dan aku tidak akan tertipu semudah itu “ jelas Hyelyn dan malah semakin membuat Himchan bingung dengan ucapannya.

“ Kita baru saja kenal jadi tidak mungkin Oppa menyukai ku kan, itu hanya akal-akalmu saja untuk menggoda ku “ ucap Hyelyn lagi, “ Aku tidak akan semudah itu tergoda “ senyum Hyelyn pada Himchan yang hanya bisa memandang Hyelyn bingung dengan apa yang dia simpulkan mengenai apa yang dikatakannya kemarin. “ Baiklah, kita lihat saja nanti “ ucap Himchan dengan memberikan senyuman terbaiknya. Himchan terlebih dulu pergi dari taman itu, meninggalkan Hyelyn yang masih berada di sana, kembali menuju kelasnya.

“ Ku dengar kau …”, “ Aku punya kekasih sekarang  “ ucap Himchan enteng, memotong ucapan Shina saat duduk di bangkunya di dalam kelas, Shina hanya diam tak percaya. Himchan memasang earphone ditelinganya sambil mambaca buku pelajarannya sekilas tanpa memperdulikan raut wajah Shina yang tidak percaya dengan apa yang tadi dikatakannya.

“ Hei, kau Nayoung kan? Temannya Hyelyn “ sapa Himchan saat dengan sengaja menemui Nayoung, Nayoung menganggukan kepalanya ragu. Untuk beberapa waktu mereka berdua berbicang, membahas sesuatu. “ Baiklah, terima kasih ya. Aku akan mentraktir mu nanti “, “ Ne, aku tunggu “ dan Himchan meninggalkan Nayoung. Himchan mengeluarkan ponselnya dan menelepon salah satu nomer yang ada di kontaknya itu, “ Jongup-aa, kapan kau latihan? Aaah ne, gwaenchana. Gomawo Jongup-aa “  senyum Himchan kembali muncul.



-Story of Us-



Hyelyn duduk di atas pohon seperti biasanya, pandangannya menarawang jauh sejauh pikirannya saat ini. “ Omma , Appa “ ucapnya lirih, ada kesedihan di sana. Bukan tanpa alasan Hyelyn suka duduk di pohon seperti itu dan kadang membuatnya tertidur di sana. Hyelyn kecil suka sekali bermain di rumah pohon yang dibuatkan oleh ayahnya, menjadikannya rumah kedua untuknya sampai suatu saat dimana Hyelyn yang sedang  kesal karena orang tuanya mengajaknya untuk pindah dari Jeju ke Seoul, Hyelyn tidak mau pindah, dia tidak mau berpisah dengan rumah pohon.

Hyelyn bersembunyi di rumah pohon di saat cuaca sedang sangat buruk. Angin kencang dan petir yang tak putus-putus membuat buruknya cuaca semakin parah. Pohon besar yang menjadi pondasi dari rumah pohon kecil itu sudah mulai bergoyang akibat angin besar yang terjadi. Hyelyn selalu menyesali dirinya yang bersembunyi di sana karena kejadian itu membuatnya kehilangan kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya naik ke rumah pohon untuk mengambil Hyelyn yang takut untuk turun karena rumah pohon yang  bergoyang dengan kencang itu. Rumah pohon itu akhirnya berantakan dibuat oleh angin kencang, membuat ibunya tertindih papan-papan yang menutupi bagian atap rumah pohon itu dan Hyelyn berada di dalam dekapan sang ayah saat mereka akhirnya terlempar kebawah dan terhempas ke tanah.

Air matanya menetes tanpa komando, kejadian 5 tahun lalu saat dirinya masih di bangku sekolah dasar itu adalah hal yang paling menyakitkan untuknya. Himchan mengambil kerikil kecil yang ada di taman kecil itu, melemparkannya pada gadis yang sedang duduk diatas pohon itu. “ Ya! “ dengan kesal Hyelyn turun dari pohon dan menghampiri Himchan, “ Kenapa Oppa melaparku? “, “ Mau sampai kapan kau di sana, sekolah sudah sepi “ Hyelyn masih dengan wajah kesalnya mengelus bagian kepalanya yang tadi terkena krikil. Hyelyn mengambil tasnya yang ada di bawah pohon dan setelahnya berjalan melewati Himchan untuk pulang.

“ Ya, Oppa mau kemana? “, “ Ikut saja “ Himchan menarik tangan Hyelyn untuk mengikuti langkahnya menuju parkiran sekolah. “ Kau mau bawa aku kemana? “ tanyanya lagi namun Himchan tetap tidak memberitahunya dan kemudian memasangkan seatbelt untuk Hyelyn, membuat Hyelyn terdiam sesaat medapatkan perlakuan Himchan.

Sebelum turun dari mobilnya, Himchan membuka seragam sekolahnya dan mengenakan jaket hitam yang sudah tersedian di kursi belakang mobilnya, Hyelyn hanya malingkan pandangnnya saat Himchan sedang menganti pakaiannya. “ Buat apa kita ke sini? “, “ Sudah turun saja “ dan Hyelyn hanya bisa mengikuti apa yang Himchan katakan padanya.

Baru beberapa langkah masuk ke dalam ruangan yang cukup besar dengan kaca yang hampir ada di seluruh penjuru ruangan, Himchan merasa senang saat melihat ekspresi Hyelyn yang kagum. Himchan menarik tangan Hyelyn untuk ikut duduk bersama dirinya dipinggiran ruangan yang menjadi studio untuk latihan menari ini. Mata Hyelyn seperti tersihir dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini, orang-orang yang dengan lincahnya menggerakkan tubuhnya, bergerak seirama dengan hentakkan music.

“ Hyung .. “ seorang pria dengan bentuk tubuh yang bagus itu menghampiri Himchan. “ Ini Hyelyn “ Himchan memperkenalkan Hyelyn pada pria yang memanggilnya hyung itu, “ Jongup-imnida “ Hyelyn menyambut uluran tangan Jongup untuk bersalaman. “ Oh ya, Jongup-aa apa kau masih melatih dance? “, “ Ne, masih. Wae hyung? “, “ Kau bisa melatih Hyelyn? “ Hyelyn hanya diam dan tidak berkata apa-apa mendengar namanya disebut oleh Himchan, “ Oh, bisa saja. Euum, hari rabu jadwal ku kosong “, “ Oke “.

“ Ya Oppa, kenapa kau memintanya mengajariku dance? “ Himchan tersenyum tipis sambil tetap berkonsentrasi dengan jalan. “ Kalau begitu tidak usah datang saja, gampangkan “ Hyelyn tidak bersuara lagi, dia tidak bisa menolak karna dari dulu dia memang tertarik dengan dunia itu, dunia dance. “ Tiap rabu aku akan menemani mu latihan bersama Jongup “, “ Aku bisa sendiri “ kata Hyelyn, Himchan menepikan mobilnya. Memukul pelan kening Hyelyn disampingnya, “ Aku tau kau terpesona dengan Jongup, tapi maaf aku sudah memberitahunya kalau kau itu kekasih ku “ Himchan kembali mengemudikan mobilnya menuju rumah Hyelyn, “ Aku bukan pacar mu Oppa, jadi jangan bilang seperti itu “ mendengar itu Himchan hanya mendengus pelan.



-Story of Us-



Seperti biasa kantin sekolah adalah tempat yang paling ramai dikunjungi saat waktu istirahat tiba, Hyelyn dan Nayoung dua dari banyaknya siswa yang memadati kantin saat ini. Himchan yang baru saja memesan makan siangnya menghampiri Hyelyn dan Nayoung yang sedang menyantap makan siang mereka. “ Annyeong oppa .. “ sapa Nayoung ramah saat melihat Himchan, Hyelyn hanya melirik Himchan sekilas sambil sibuk dengan makanannya. “ Jadi, besok kau akan latihan? “, “ Aku akan kesana dengan Nayoung jadi oppa tidak usah mengantarku “ ucap Hyelyn dengan mulut yang penuh dengan makanan, “ Aiiisss, kau ini jorok sekali “ Himchan menyeka bibir Hyelyn dengan tisu. “ Uaaa, Oppa kau buat aku iri saja “ Nayoung memandang iri pada Himchan dan Hyelyn sambil memamerkan gigi putihnya.

“ Himchan oppa itu aneh dan semaunya “ Hyelyn mengatakan apa yang dia rasakan dari Himchan pada Nayoung saat mereka berdua sedang berada di kamar Nayoung. “ Tapi menurutku dia itu tampan dan manis. Apa kau tidak menyukainya, dia sudah mengatakan perasaannyakan waktu itu “ Hyelyn menggelengkan kepalanya santai sambil membuka lembaran buku yang ada dihadapannya, “ Seperti katamu, dia itu tampan dan lagi aku baru mengenalnya jadi mana mungkin dia menyukaiku. Dia pasti hanya bermain-main denganku “ senyumnya manis membuat Nayoung mendengus mendengar ucapan sahabatnya itu, “ Dan kalau Himchan oppa serius? “, “ Dia hanya main-main “ saut Hyelyn lagi dengan tatapan seriusnya pada Nayoung. “ Tapi dari mana dia bisa tau aku suka dengan dance? “ gerutu Hyelyn dan Nayoung membuang mukanya dari Hyelyn, takut tertangkap basah bila Hyelyn melihat wajahnya saat ini, dia pasti ketahuan karena kalau Hyelyn bertanya dan dia berbohong itu akan sangat kelihatan sebab wajah Nayoung akan memerah kalau dia sedang berbohong.

“ Nayoung-aaa, besok kau jadi temani aku kan? “, “ Kalaupun tidak kau akan memaksaku kan. Kenapa tidak bersama Oppa saja? “ Nayoung melirik Hyelyn sambil menyendok nasi ke dalam mangkuk. “ Ya, kau bahkan menyebutnya oppa, seperti sudah dekat saja “ ucap Hyelyn dengan nada kesal yang dibuat-buat, “ Wae, kau cemburu? Kan kau tidak menyukai Himchan oppa “ Nayoung makin semangat membuat Hyelyn kesal, “ Ani “ Nayoung hanya bisa tersenyum menahan tawa melihat ekspresi lucu sahabatnya itu.

Belum begitu malam saat Hyelyn pulang dari rumah Nayoung, selama diperjalanan Hyelyn ditemani lagu-lagu yang berasal dari ipod kesayangannya. Sesekali bibir tipisnya yang merah mengikuti lirik lagu yang didengarnya. Bus berhenti tidak jauh dari kawasan rumah bibinya, semeninggal orang tuanya Hyelyn tinggal bersama dengan adik dari ayahnya, paman dan bibinya sangat menyayangi Hyelyn dan dari paman dan bibinya itu kadang Hyelyn bisa merasakan kembali kasih sayang dari orang tuanya.

Tidak jauh dari halte tempat Hyelyn turun dari bus ada sebuah coffee shop yang berdesign unik dan memiliki banyak pilihan menu kopi. “ Oo, Himchan oppa “ Hyelyn melepaskan earphonenya dan memandang kearah pria yang akhir-akhir ini berkeliaran disekitarnya, “ Like I’m said, he just playing with me “ senyum manisnya terkembang mengatakan itu saat melihat Himchan yang duduk berdua dengan seorang wanita di coffee shop itu. Hyelyn kembali melangkahkan kakinya berjalan pulang.

“ Aku pulang .. “, “ Oo, noona sudah pulang?  “ Hyelyn tersenyum pada pria imut yang memiliki tinggi badan jauh diatasnya meski pria itu masih duduk di bangku SMP, “ Junhong-aaa, kau sudah makan? “, “ Belum, noona mau masak untukku kan? “, “ Appa dan omma belum pulang? “ Junhong menggeleng yang berjalan dibelakang Hyelyn, mengikutinya menuju dapur, “ Kenapa tidak menelepon noona? “ Junhong tersenyum, membuat Hyelyn gemas melihatnya “ Lain kali kau harus menelpon noona “, “ Ne “ Hyelyn mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas sedangkan Junhong memilih duduk di meja makan sambil memperhatikan Hyelyn yang sibuk.



-Story of us-



“ Noona sepertinya tas mu berat sekali? “ Junhong melirik tas Hyelyn saat mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah pagi ini, “ Kau tau Junhong-aa, noona hari ini akan mulai latihan dance “ ucap Hyelyn senang, “ Kau latihan di mana chagi? “ tanya pamannya yang sudah dianggapnya sebagai ayahnya, “ Aku latihan dekat dari sekolah, aku tau dari teman ku “ begitulah Hyelyn memulai paginya dengan diantar oleh pamannya bersama dengan Junhong menuju sekolah.

“ Hyelyn-aaa, apa tadi Junhong bersama mu? “, “ Ya, Jang Nayoung “ Hyelyn mendengus dan Nayoung hanya terkekeh, “ Habis dongsaeng mu itu tampan dan imut Hyelyn-aa “ Hyelyn mendaratkan pukulan kecil di dahi Nayoung. Hyelyn dan Nayoung berjalan bersama menuju kelas mereka, “ Itu Himchan oppa, wah mobilnya bagus sekali “ Hyelyn hanya melihat malas kearah Himchan yang baru saja keluar dari mobil fordnya.

“ Annyeong … “ sapa Hyelyn dan juga Nayoung saat mereka sudah sampai di studio dance, “ Mian, kami agak telat “, “ Gwanchana “ saut Jongup dengan senyuman manisnya, “ Oh ya ini Nayoung teman ku, tidak apa-apakan aku mengajaknya? “ Nayoung mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri, “ Annyeong, Jang Nayoung-imnida “, “ Ne, Moon Jongup-imnida “. Selesai acara perkenalannya mereka bertiga memulai latihan dengan melakukan pemanasan, melakukan peregangan sebelum menari.

Di sudut ruangan Himchan hanya berdiri mematung melihat gerakan-gerakan Hyelyn bersama Jongup dan Nayoung, hanya melihatnya dari jauh tanpa ada niat untuk mengganggu latihan mereka. “ Oppa? “ Nayoung menyadari keberadaan Himchan, “ Oppss ketahuan “ senyum Himchan dan kemudian berjalan menghampiri ketiga orang itu dengan membawa satu kantong plastik yang berisi minuman yang sebelumnya dia beli di minimarket. “ Aku bilangkan akan bersama Nayoung, buat apa Oppa kesini? “, “ Kau bilang akan kesini bersamanya bukan bilang aku tidak boleh datang “ senyum Himchan dan Hyelyn hanya mendengus, benar juga dia tidak bilang kalau Himchan tidak boleh datang.

Himchan tertidur dengan suara music yang kencang terdengar di studio saat yang lainnya sedang latihan, karena tidak ada yang dikerjakannya, dia malah tertidur. “ Ya Hyung, kau masih saja tertidur di mana pun “ Jongup tertawa ringan sambil membangunkan Himchan dari tidurnya saat mereka sudah selesai latihan. Hyelyn melihat sekilas wajah Himchan yang baru terbangun dari tidurnya itu, pipinya terlihat sangat lucu dan juga Himchan sempat mempout kan bibirnya sebelum benar-benar terbangun, refleks Hyelyn tersenyum.

Himchan menengguk pelan air minum yang tadi dibelinya, “ Hyung kenapa kau telat, katanya kau mau datang jam 2 “, “ Aku baru bisa melepaskan diri “ ucap Himchan asal dan Jongup mengangguk pelan tanda mengerti.  “ Hyelyn-aaa, dance mu cukup bagus dan eheeeum …. “ Jongup melirik Nayoung, “ Ne arraseo, aku memang tidak berbakat “ Nayoung mengangguk dengan wajah kesalnya yang imut, membuat Jongup tersenyum melihat kelakuannya. “ Kau ikut dengan ku dan Jongup tolong kau antar Nayoung yaa “ Himchan menarik tangan Hyelyn menuju mobilnya tanpa medengar penolakan Hyelyn, “ Sudah masuk saja, aku akan mengantar mu “ walaupun dengan menggerutu Hyelyn akhirnya masuk ke dalam mobil Himchan.

“ Jadi, kau sudah mau jadi kekasih ku? “ tanya Himchan di dalam mobil, “ Sudahlah oppa jangan bercanda dengan ku, menyetir saja dengan benar “ Himchan melihat Hyelyn yang duduk disampingnya sedang asik melihat ke luar jendela. “ Oo, rumah mu dekat sini? Aku sering minum kopi di sana “ ucap Himchan saat baru saja melewati coffee shop favoritenya, “ Ne, aku pernah melihat Oppa di sana “ ucap Hyelyn pelan dan sepertinya Himchan tidak mendengarknya.

Himchan menahan langkah Hyelyn sebelum meninggalkannya masuk ke dalam rumah, “ Aku tidak pernah bercanda dengan mu soal perasaan ku “ ucap Himchan dengan senyumnya, “ Ne. Bisa aku masuk sekarang? “ Himchan menganggukkan kepalanya dan seraya melepaskan genggaman tangannya di lengan Hyelyn, membiarkannya masuk. Himchan melihat Hyelyn masuk ke dalam rumah dan kemudian baru pergi dari sana.


-Story of us-





Himchan duduk di ruang music berniat untuk melakukan aktivitas rutinnya jika berada disana. Gerakan tangannya untuk mengeluarkan gitar dari tas terhenti yang kemudian malah ke luar ruangan dan menuju pohon rindang di taman itu. Hyelyn disana karena siapa lagi yang akan duduk diatas pohon seperti itu, Himchan berniat untuk menghampirinya hingga langkahnya terhenti saat mendengar isak tangis, “ Omma, Appa .. bogoshipo .. “ Himchan terenyuh mendengar itu, dia bisa merasakan kesedihan Hyelyn dari isakkannya dan saat ini dia sungguh ingin mendekap tubuh gadis yang bahunya bergetar itu karena tangisnya. Himchan hanya menunggu hingga suara isakan tangis itu hilang dengan berdiri dibelakang pohon, dia tahu Hyelyn hanya akan marah padanya kalau dia menampakkan dirinya saat ini karena sedikit demi sedikit Himchan sudah mengenal bagaimana Hyelyn.

Hyelyn turun dari atas pohon, sudah terlalu lama dia berdiam diri disana. “ Tidak ada suaran gitar hari ini, apa dia tidak datang? “ Himchan tersenyum mendengar perkataan Hyelyn, “ Merindukan ku? “ ucap Himchan yang muncul dari balik pohon. “ Aigo, kau mengagetkan ku “ ucap Hyelyn kaget karena Himchan yang tiba-tiba muncul, “ Hei, kau merindukan ku? “ tangan kiri Himchan sudah merangkul Hyelyn dan menatapnya dengan manis, “ Oppa tanganmu “ Himchan melepaskan rangkulannya karena mendapat tatapan sinis dari Hyelyn, Hyelyn berjalan meninggalkan Himchan namun baru beberapa langkah dia kembali berbalik dan melihat kearah Himchan, “ Oppa bisa bermain gitar untuk ku? “ Himchan menghampiri Hyelyn dan menggandeng tangannya menuju ruang music.

Himchan menyeret kursi untuk Hyelyn duduk, mereka saling berhadapan. Himchan memainkan gitar dengan lembut, memainkan nada-nada yang terdengar sangat nyaman ditelingan Hyelyn saat ini. Sesekali pandangan Himchan akan tertuju pada jari-jarinya dan juga kadang pada gadis manis yang sudah merebut perhatiannya, dihadapannya Hyelyn menikmati permainan gitar Himchan dengan mencoba menahan kerinduannya pada orang tuanya, alunan gitar Himchan yang damai membuatnya sedikit rileks. “ Kau suka? “ Hyelyn hanya mengangguk pelan, “ Sangat damai “ ucapnya setelahnya, raut wajah sedih masih terlihat oleh Himchan dari Hyelyn, “ Katakan saja kalau kau mau mendengarku bermain gitar “ Himchan mengacak pucuk rambut Hyelyn, menyalurkan kasih sayangnya, “ Hentikan “ Hyelyn menepis tangan Himchan dari kepalanya.

Himchan memejamkan matanya, mencoba beristirahat di atas kasur empuknya namun itu tidak berlangsung lama karena kehadiran seseorang di sana. “ Shina-yaa, bisakah kau tidak sembarangan masuk? “, “ Mian. Kau temani aku keluar yah “ Shina dengan manja meminta Himchan, Himchan bangkit dari tempat tidurnya dan mengenakan kembali bajunya yang berada di pinggir tempat tidur karena dia memang lebih suka tidak mengenakan baju saat tidur. “ Shina-yaa …”, “ Mereka bertengkar lagi hari ini “ Himchan hanya bisa membiarkan Shina memeluknya saat ini karena dia tahu betul apa yang sedang dirasakan gadis cantik yang sedang memeluknya, “ Kau mau kemana? “, “ Ice cream “ dan senyum manis itu terlihat di wajah Shina.

Shina terlihat senang saat bisa bersama Himchan, dia tahu tidak bisa memiliki Himchan walaupun itu adalah keinginan terbesarnya karena Himchan sudah mengatakan untuk tidak akan pernah bisa bersama dengannya, bagi Himchan dia hanya adik itu juga karena Shina yang memaksa untuk bisa dianggap seperti itu oleh Himchan jika tidak bisa memilikinya sebagai kekasih. Kadang Himchan jengah dengan ulah Shina yang terlalu manja dan seenaknya padanya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia kasihan pada Shina yang hidup sebagai anak broken home.

“ Masuklah, sudah malam “ bukannya masuk kedalam rumah Shina malah memeluk Himchan, “ Biarkan aku memelukmu sebentar “ Himchan mendengus dengan perlakuan Shina yang lagi-lagi seenaknya, “ Kau tidak memegang janji mu “, “ Ani, aku memegangnya. Aku tau kau belum punya pacar, dia belum menerimamu kan? Jadi aku masih boleh memelukmu “ yah, Shina pernah berucap akan berhenti mengganggu Himchan jika dia sudah memiliki kekasih.



-Story of us-



Nayoung mengerakan badannya mencoba mengikuti music namun akhirnya dia malah duduk dilantai, “ Aku menyerah “ keluhnya, Jongup menghampiri Nayoung yang terlihat frustasi, “ Aku akan ajarkan yang mudah untuk mu, mau coba lagi? “ tawar Jongup dengan megulurkan tangannya untuk membantu Nayoung kembali berdiri dan tawaran itu disambut Nayoung, Hyelyn hanya tersenyum melihat itu dari kaca yang ada diruangan itu.

“ Himchan oppa tidak datang hari ini? “ tanya Nayoung pada Hyelyn dan Hyelyn hanya menjawab dengan mengangkat bahunya, bertanda dia tidak tahu. “ Hyung, dia sedang bersama Shina “ ucap Jongup enteng, Hyelyn sedikit terusik dengan kenyataan bahwa Himchan bersama dengan wanita lain saat ini. Hyelyn menunggu bus di halte sendirian karena Nayoung diantar oleh Jongup sebab dia harus cepat sampai rumah, ibunya sakit.

Himchan memberhentikan mobilnya tidak jauh dari halte saat melihat Hyelyn, “ Ku antar pulang “ Himchan menggenggam tangan Hyelyn namun dengan cepat dilepas Hyelyn, “ Aku naik bus saja, pulanglah “ saut Hyelyn sedikit ketus. Himchan memutuskan untuk menemani Hyelyn menunggu bus tanpa ada percakapan diantara mereka berdua, Himchan sebenarnya ingin berbicara pada Hyelyn tapi Hyelyn sudah terlihat sekali tidak ingin ada perbicangan diantara mereka dengan memasang earphone ditelinganya, Himchan merasa bodoh. Bus yang ditunggu datang, Hyelyn menghampiri pintu bus  “ Aku duluan “ ucapnya pelan sebelum masuk bus tanpa melihat kearah Himchan, Himchan hanya mengembuskan nafasnya pelan melihat tingkah Hyelyn. Tak berapa lama didalam bus Hyelyn mendapati sms yang masuk ke ponselnya dan melihat nama Himchan di layar ponselnya ‘ Hati-hati dijalan ‘  itu pesan yang dikirim Himchan.

“ Noona pulang “, “ Ne “ Hyelyn hanya sekilas menyahuti Junhong, “ Noona, gwanchana? “ Hyelyn mendengus dan mendudukan dirinya di samping Junhong, “ Molla, mood noona sedang tidak bagus Junhong-aa “ Hyelyn bersandar pada Junhong, walaupun Junhong lebih mudah darinya kadang malah Junhong yang menghiburnya. “ Apa ada yang menggangu noona? “, “ Anii, noona juga bingung “, “ Ya sudah noona tidur saja “ ucap Junhong lagi dan membiarkan Hyelyn tidur bersandar dengannya sedangkan dia kembali menonton film.



-Story of us-



Sekolah sudah bubar 15 menit yang lalu dan Hyelyn memutuskan untuk ke taman belakang, ingin melakukan kegemarannya duduk diatas pohon. Sudah hampir sampai ditaman, melewati ruang music dan terdengar petikan gitar yang sudah tidak asing baginya. Sesaat Hyelyn berhenti di depan ruang music, menikmati suara yang memberikan kenyamanan itu. Himchan melihat seseorang yang berdiri di depan ruang music, “ Masuklah “ Hyelyn tersentak mendengar Himchan yang ternyata mengetahui keberadaannya di sana, “ Jangan diam-diam kalau ingin mendengarkan permainan ku “ senyum Himchan saat Hyelyn melangkah masuk, “ Aku hanya lewat “ dan Himchan hanya ber-oh ria mendengar itu, “ Mau aku main untuk mu? “, “ Boleh “ saut Hyelyn dengan nada datarnya, lagi Himchan hanya tersenyum dengan perlakuan dingin Hyelyn.

Himchan memainkan gitarnya dengan sangat baik dan mengalunkan nada-nada yang sangat indah namun terdengar menyayat hati, Hyelyn mencoba untuk mengendalikan perasaannya yang terbawa dengan nada-nada yang dimainkan Himchan, perasaan rindu akan orang tuanya menguasainya. Himchan menyadari perubahan raut wajah Hyelyn yang duduk disampingnya saat ini. Hyelyn sudah tidak bisa mengendalikan perasaannya, dia bangkit dari duduknya ingin menyembunyikan air matanya. Himchan meletakan gitarnya dan menahan Hyelyn keluar dari ruang music, memeluknya. Walaupun tidak membalas pelukkan Himchan, Hyelyn juga tidak menolaknya “ Menangis saja “ dan setelahnya Himchan mendegar isak tangis itu dari seorang yang sedang ada di dalam pelukkannya.

Himchan mengusap lembut punggung Hyelyn dipelukannya, mencoba menenangkan Hyelyn. Isakkan tangis Hyelyn sudah tidak lagi terdengar, Himchan melepaskan pelukkannya dan mengusap sisa air mata yang membasahi wajah Hyelyn. Himchan menarik wajah Hyelyn yang tertunduk dan kemudian mendaratkan kecupan di bibir Hyelyn, Hyelyn yang tersentak dengan apa yang Himchan lakukan mendorongnya menjauh dan itu membuat Himchan menyadari kesalahannya, Hyelyn pergi meninggalkan Himchan tanpa mengatakan apapun, “ Himchan, kau bodoh “ ucap Himchan meruntuki kesalahannya.  

Himchan mencoba mengejar langkah Hyelyn, “ Hyelyn-aaa .. “ Hyelyn tidak menghiraukan panggilan Himchan, air mata yang tadi sudah sempat terhenti kini kembali mengalir dari sudut matanya. “ Lepas “ ucap Hyelyn kasar saat Himchan berhasil meraih tangannya, “ Dengar, aku. “ Hyelyn menatap Himchan dengan tatapan bencinya dan itu cukup membuat Himchan untuk melepaskan genggamannya dan merelakan Hyelyn pergi. “ Himchan .. “ Shina berpapasan dengan Hyelyn dan berlari menuju Himchan, Hyelyn hanya melirik kesal dan pergi keluar dari kawasan sekolah.

Himchan masih kesal dengan tindakan bodohnya pada Hyelyn saat Shina menghampirinya dan bergelayut manja dilengannya. “ Himchaniee .. “, “ Bisakah kau pergi menjauh dari ku, aku muak dengan mu “ ucap Himchan kasar dan itu membuat Shina tersentak karena yang dia tahu Himchan bukan orang yang berbicara kasar dengan siapapun dan walaupun dia sering menyusahkannya, Himchan tidak pernah berkata kasar seperti tadi.



-Story of us-



Himchan mencoba untuk meminta maaf pada Hyelyn dengan apa yang dia lakukan waktu itu namun Hyelyn selalu menghindarinya. “ Hyelyn-aa, kau menghindari Himchan oppa. Wae? “ Hyelyn tidak menanggapi pertanyaan Nayoung dan hanya berjalan menghindari Himchan yang dia tahu sedang berjalan kearahnya. “Hyelyn-aaa .. “ Hyelyn melihat kearah tangannya yang sedang digenggam oleh Himchan dan menyadari itu Himchan melepaskan genggamannya, “ Aku minta maaf “, “ Ne tidak apa, lagi pula itu bukan apa-apa buat ku “ ucap Hyelyn ketus dan itu seperti tamparan keras untuk Himchan. Himchan membiarkan Hyelyn pergi darinya, dia masih mencerna ucapan Hyelyn barusan padanya, “ Bukan apa-apa “ ucap Himchan lirih.

Hyelyn dan Nayoung baru saja sampai di depan pintu studio saat ini, hari ini seperti biasa mereka akan latihan dance bersama Jongup. “ Kalian sudah datang “ sapa Jongup seperti biasa, Hyelyn baru saja meletakkan tasnya saat dia melihat Himchan duduk disudut ruangan seperti biasa. “ Jongup-aa, hari ini aku tidak latihan “ Hyelyn mengambil kembali tasnya dan keluar ruangan, Himchan berdiri dan mengejar langkah Hyelyn, “ Mereka kenapa? “ tanya Jongup bingung dan Nayoung hanya menggeleng.

“ Kalau memang ciuman itu bukan apa-apa, kenapa kau menghindari ku? “ tanya Himchan saat sudah berhasil menghentikan Hyelyn, “ Yah, aku memang salah karena tiba-tiba menciummu tapi asal kau tau, aku tidak main-main “ Hyelyn hanya diam tanpa melihat Himchan yang berbicara padanya walaupun Himchan tepat berada dihadapannya, Himchan mendengus pelan “ Masuk sana, aku pergi “ ucap Himchan dan beranjak dari hadapan Hyelyn, Hyelyn kembali ke studio sepeningalnya Himchan.

Himchan melihat Hyeyln yang kembali masuk ke studio dari dalam mobilnya, menghembuskan nafasnya kasar, terlihat sedikit frustasi. Melihat layar ponselnya yang terdapat foto seorang gadis yang terlihat cantik sedang serius membaca buku yang dipegangnya, itu Hyelyn.



-Story of us-



Hyelyn berjalan menuju taman dan seketika berbalik karena Himchan baru saja keluar dari ruang music. “ Aku akan pulang, pergi saja ke pohon mu “ ucap Himchan dan kemudian berjalan melewati Hyelyn. Hyelyn melihat punggung Himchan yang sebagian tertutup oleh gitar yang dibawanya dibahu, sedikit kehilangan kehangatan dari pria itu.

Hyelyn duduk di atas pohon, kali ini entah mengapa bukan ayah dan ibunya yang dia pikirkan saat duduk di sini, dia malah mencari suara petikan gitar yang biasa menemaninya yang duduk diatas pohon, petikan gitar yang bisa membuatnya nyaman, damai dan menangis. “ Aaaa…. Ini tidak benar “ Hyelyn turun dari atas pohon dan berencana untuk pulang.

“ Kau sudah selesai latihan? “ Shina menggelayut manja dilengan Himchan seperti biasanya, Himchan hanya menyautinya malas. “ Sepertinya sedang tidak semangat, bagaimana kalau kita minum kopi “, “ Ide bagus “ saut Himchan, dibelakang mereka Hyelyn hanya berusaha untuk membuat langkahnya tidak terdengar, hanya melihat kedua orang didepannya tanpa menimbulkan suara. “ Dari awal kau memang hanya bermain denganku kan “ senyum kecut Hyelyn setelah ia berucap.

Himchan duduk dipinggir dekat dengan kaca dan menyesap cairan hitam di cup plastik yang ada ditangannya, ditemani Shina yang duduk manis dihadapannya. Himchan menoleh kearah jalan, melihat gadis cantik yang kedua telinganya tertutup dengan earphone, Himchan melihat sorot mata itu lagi, sorot mata serius namun terlihat sangat imut untuknya, didepannya Shina memanggilnya yang hanya sibuk melihat kearah luar.

Hyelyn berjalan perlahan dari halte menuju rumah, mencoba menikmati alunan music ditelinganya, alunan petikan gitar yang kini memenuhi indra pendengarannya membuatnya nyaman walau tidak bisa memberikan rasa nyaman yang sama saat seperti Himchan memainkan gitar untuknya. Langkahnya terhenti saat sudah sampai di rumah yang tidak terlalu besar namun memiliki taman dan teras yang lumayan besar.

“ Noona .. “, “ Ne ..” Hyelyn melihat kearah pintu kamarnya, melihat Junhong yang berdiri disana. “ Kau tidak makan? “ Junhong melangkah masuk, “ Tadi sudah, wae? Apa kau ada PR “ Hyelyn memandang Junhong yang sudah berbaring disebelahnya, “ Ani, noona aku mau tanya “ Hyelyn duduk dari posisi tidurnya terlihat antusias dengan apa yang akan ditanyakan adiknya itu, “ Kenapa yeoja bersikap dingin, padahal aku tidak berbuat apa-apa padanya “ setelahnya Hyelyn hanya tersenyum, ternyata adiknya ini sudah mulai jatuh cinta namun sesaat kemudian dia seperti merasa apa yang ditanyakan Junhong adalah apa yang Himchan rasakan, “ Itu mungkin karena yeoja itu menjaga dirinya untuk tidak tersakiti “, “ Tapi aku bahkan tidak melakukan apa-apa padanya “ lagi, ucapan Junhong terdengar Hyelyn seperti apa yang mungkin Himchan rasakan padanya, “ Naddo molla Junhong-aaa “, “ Aaaa.. aku jadi lelah mencoba “ ucap Junhong pelan. ‘ Apa kau juga lelah padaku. Oppa? ‘



-Story of us-



Hyelyn mengedarkan padangannya dikantin saat ini, seperti mencari sesuatu disana. “ Kau mencari Himchan oppa? “ tanya Nayoung tepat sasaran, Hyelyn hanya diam tanpa menjawabnya. “ Dia di jepang sekarang karena ommanya sakit “ ucap Nayoung lagi walaupun Hyelyn tidak menanggapi ucapannya tapi dia tahu kalau Hyelyn  mendengar perkataannya.

Hyelyn duduk di atas pohon rindang itu, kembali merindukan orang tuanya dan kini ada seorang lagi yang masuk daftar rindunya, Kim Himchan. Alunan nada dari petikan gitar tidak terdengar seperti beberapa waktu lalu yang biasa menemaninya duduk di pohon, saat ini hanya suara air mancur yang terdengar. Hyelyn turun dari atas pohon dan terjatuh akibat lumut-lumut yang berada dibatang pohon membuatnya menjadi licin, Hyelyn meringis karena luka yang ada di bagian dengkulnya.

Dengan jalan yang sedikit pelan dan terseret Hyelyn berjalan keluar gedung sekolah, “ Gwaenchana? “ Hyelyn dipapah seseorang yang dari suaranya dia tau siapa itu, “ Himchan oppa “, “ Kau jatuh dari pohon? “ Hyelyn masih bingung kenapa Himchan bisa ada disampingnya, bukannya dia sedang berada di jepang saat ini seperti kata Nayoung. Himchan memapah Hyelyn menuju mobilnya dan mengemudikannya keluar dari kawasan sekolah yang sepi.

“ Aku akan beli obat untuk kaki mu “ Himchan keluar dari mobilnya dan menyebrangi jalan untuk menuju apotik, selang 5 menit Himchan kembali dengan obat luka ditangannya. “ Kenapa kau bisa terjatuh? “ Himchan mengoleskan obat pada luka Hyelyn dan itu menimbulkan rasa perih sehingga Hyelyn meringis, “ Mian “ dan Himchan menutup luka Hyelyn dengan plester. Hyelyn merasa senang melihat Himchan ada bersamanya saat ini tapi juga merasa aneh.

“ Kenapa oppa bisa ada di sekolah, yang ku dengar .. “ ucap Hyelyn akhirnya namun tidak menyelesaikan ucapannya, “ Jepang, aku sampai tadi pagi “, “ Hyelyn-aaaa … “ Himchan memandang Hyelyn yang sedari tadi menghindari tatapannya, “ Bogosipo “ ucap Himchan pelan, sangat pelan dan sepertinya Hyelyn tidak dapat mendengarnya.

Sampai di rumah Hyelyn, Himchan membantunya untuk menuju pintu. Junhong yang melihat Hyelyn dipapah keluar dari dalam rumah dan menghampiri Hyelyn, “ Noona, kau kenapa? “, “ Ya, kau apakan noona ku? “ tanya Junhong pada Himchan, “ Junhong-aaa, noona jatuh sendiri “, “ Oppa pulang saja dan terima kasih sudah mengantar “ ucap Hyelyn yang sudah berpindah tangan ke Junhong yang kini memapahnya, “ Aku pulang “ pamit Himchan.

Hyelyn baru selesai mandi dan mengecek ponselnya, ada satu pesan masuk di ponselnya dan itu dari Himchan ‘ Hye, cepat sembuh ‘ ada sedikit rasa bahagia yang Hyelyn rasakan. “ Jongup-aaa, bisa kita bertemu? Aaah ne, oke sampai ketemu, annyeong “ Hyelyn mengakhiri panggilannya pada Jongup setelah membuat janji untuk bertemu dengannya besok sepulang sekolah.



-Story of us-



Hyelyn berjalan menuju kearah taman belakang namun bukan untuk menuju pohon yang biasa melainkan menuju ruang music karena dengan kakinya yang masih sakit tidak memungkinkan untuknya memanjat, ditangannya Hyelyn membawa sebungkus roti daging. Hyelyn sudah berada di depan pintu ruang music dan dia mendengar ada orang lain disana namun Hyelyn tetap masuk. Himchan juga Shina langsung melihat kearah pintu yang terbuka dan mendapati Hyelyn, “ Hyelyn-aaa “ Shina melihat Hyelyn dengan tatapan tidak menyenangkan.

“ Apa aku menggangu? “ tanya Hyelyn dengan nada cukup menyebalkan karena dia melihat cara Shina menatapnya, “ Tidak, ada apa? “ tanya Himchan yang cukup bingung dengan kedatangan Hyelyn. “ Hanya ingin mendengar Oppa main gitar saja, Oppa pernah bilangkan kapan saja aku bisa memintamu bermain untuk ku “ ucap Hyelyn enteng dan wajah kesal Shina semakin terlihat, “ Ne “ Himchan sedikit merasa lucu melihat Hyelyn dan Shina saat ini dihadapannya, terlebih melihat Hyelyn. Shina menyerah dengan pergi dari sana karena dia melihat senyuman Himchan yang sangat manis untuk Hyelyn dan itu membuatnya sedih, dia tidak pernah mendapatkan senyum manis Himchan yang seperti itu.

Himchan memetik gitarnya, menciptakan nada-nada indah dari gitar kesayangannya itu sedangkan dihadapannya seorang gadis sedang menikmati permainan gitarnya sambil mengayun-ayunkan kakinya. Sesekali senyum Himchan tercipta melihat tingkah gadis dihadapannya. “ Oppa tidak main-main denganku kan? “ ucap Hyelyn begitu Himchan berhenti memetik gitarnya. Himchan memasukkan gitar kesayangannya kedalam tas dan kemudian menghampiri Hyelyn, berdiri dihadapannya. “ Aku menyukai seorang gadis yang sangat cantik saat dia sedang serius dengan sesuatu “ senyum Himchan, Hyelyn hanya terus menghindari untuk menatap Himchan.

Raut wajah Hyelyn berubah setelah Himchan mengatakan hal itu, Himchan mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan Hyelyn foto yang diambilnya waktu di toko buku. “ Aku mencintai gadis ini, kau kenal? “ dan akhirnya Hyelyn menatap Himchan, “ Ini ..? “, “ Bang Hyelyn “ ucap Himchan dengan senyum. “ Kau tau, dia itu gadis yang suka duduk diatas pohon dan sering tertidur di sana, dia dingin padaku, yah kadang membuat ku ingin menyerah saja padanya tapi kenyataanya walaupun ciuman ku tidak dianggap apa-apa olehnya, aku tidak bisa menyerah darinya “ Hyelyn tidak berani untuk mengangkat kepalanya dan hanya melihat kakinya yang tergelantung karena duduk diatas meja. “ Bisa bantu aku bilang padanya kalau aku serius “, “ Oppa .. “ Himchan tersenyum menang dan kemudian menghapus jarak dari Hyelyn dengan memeluknya, “ You lose Bang Hyelyn “ ucap Himchan saat pelukkannya dibalas oleh Hyelyn, “ Ne, aku kalah dari mu “, terdengar tawa kecil Himchan “ Now you’ve fallen of me “ dan ucapannya membuat tinju kecil Hyelyn mendarat diperutnya.

“ Oh ya tadi Shina itu “ , “ Ne, aku sudah tau soal Shina dari Jongup “ Himchan tersenyum sangat bahagia, ternyata Hyelyn benar-benar sudah jatuh hati padanya, “ Kau mencari tahu karna cemburu? “ Hyelyn menggeleng, “ Hanya ingin tau kalau Oppa hanya mempermainkan ku atau tidak “ jelas Hyelyn dan itu membuat senyuman manis Himchan kembali terlihat di wajah tampannya, “ May I ? “ tanya Himchan saat mengelus lembut pipi Hyelyn, “ Ne “ dan setelah mendapat ijin dari Hyelyn, Himchan mendaratkan ciuman manisnya pada Hyelyn, memagutnya perlahan.


-The End-


**Please don't copy paste and Re-Upload this story**

 

No comments:

Post a Comment