Author : July
Main cast : B.A.P Jung
Daehyun & Yoo Youngjae (DAEJAE)
Support cast : Yongguk – Himchan & Jongup
Gendre : Romance, Hurt, AU
Length : Oneshot
Rate : T - M
Disclameir : The story it’s mine but not for all the cast
.
.
WARNING:
No Bash!
JUST LEAVE IF YOU DON'T LIKE THE GENDRE OR PAIRING!
Typo's normal
“Birdy – All About You”
In some time this love will end and will be forgotten
Then have sameday we will laugh about it
And you say that’s alright
And I know it’s a lie
From the black in your eyes
You don’t have to do this on your own
Like there’s no one that cares about you
You don’t have act like you’re alone
Like there’s walls are closing in around you
You don’t have to pretend no one knows
Like there’s no one that understands you
I’m not just some face you used to know
I know all about you
And you should know that someone cares about you
I know all about you
Here I am still holding on, you’re finding ways to break the bonds
They’re strong than you realized
You can say that I’ve not tired. I’ve let you down, left you behind
But you’re the one who’s saying goodbye
And you say it’s alright and I know it’s a lie
From the black in your eyes
.
.
.
.
All About You
Normal pov
Angin malam tidak baik bagi
kesehatan tubuh. Yah, itu adalah sebuah fakta lama namun entah apa yang membuat
seorang pria masih betah duduk dipinggir pantai. Ini bahkan sudah hampir jam 11
malam dan angin malam di pantai sudah ratusan kali menampar wajah lesunya.
Daehyun pov
See, benar dugaanku jika dia disini. Berdiri layaknya orang bodoh
dipinggir pantai. Oh, ayolah Yoo Youngjae ini sudah hampir 2 tahun dan kau
masih saja seperti ini, bersedih untuk seorang bajingan yang tidak layak
bagimu.
Aku menghampiri si bodoh, Yoo
Youngjae. Menggenggam tangannya dan membawanya paksa menuju mobil. “Dae,,,” aku
tidak melihatnya, hanya menyeretnya masuk kedalam mobil. Selama perjalanan
mengantarnya pulang aku hanya diam dan fokus berkendara. Si bodoh yang
membuatku kepantai malam-malam hanya untuk mencarinya itupun hanya diam seribu
bahasa dan itu sudah biasa bagiku.
“Aku harap ini yang terakhir Yoo
Youngjae. Berhenti jadi orang bodoh dan terlebih berhenti untuk membuat orang
khawatir, kalau ini terjadi lagi lebih baik buang saja penghargaan science-mu
itu karena kau tak lebih dari seorang idiot”.
Aku sadar bahwa ucapanku sangat kasar dan
kejam padanya tapi ini demi kebaikannya. Aku tau air matanya mengalir atas
ucapanku barusan tapi haruskah aku melunak
lagi (dan lagi) padanya? Jika iya itu berarti ini bukan yang terakhir
baginya untuk membuat orang-orang (yang dia pikir tidak care padanya) khawatir
atau tepatnya membuatku khawatir.
Youngjae pov
Masuk kedalam selimut dan
berbaring. Tubuhku meringkuk didalam selimut tebal dan tak berapa lama aku baru
mendengar deru suara mobil menjauh, itu Daehyun. Aku hanya mengenangnya,
mengingat moment indahku bersamanya dan aku baik-baik saja. Ya, aku baik-baik
saja.
Aku baik-baik saja untuk
mengetahui kekasihku ternyata sudah menghidupkan sebuah nyawa baru ditubuh
kekasihnya yang lain saat aku dan dia sedang merangkai indah hari pernikahan
kami nantinya. Yah, aku baik-baik saja meski kadang saat mengingatnya air mata
serta rasa sakit dan nyeri akan menemani memori itu, tapi sekali lagi aku tidak
apa-apa, aku baik-baik saja.
Normal pov
Entah siapa yang sedang
dibohonginya, entah pada siapa dia menutupi kesakitannya. Youngjae selalu
berkata jika dia baik-baik saja meski hatinya hancur berantakan. Daehyun bahkan
dengan sangat jelas melihat kehancuran dari sorot matanya yang selalu sendu dan
gelap. Bukan satu atau dua tahun Daehyun mengenal siapa dan bagaimana itu
seorang Yoo Youngjae, pria manis dengan pipi chubby-nya yang kini mulai
menirus. Daehyun telah mengenal Youngjae enam tahun lamanya dan itu sudah cukup
bagi Daehyun untuk mengetahui Youngjae sangat dalam.
Jika Moon Jongup adalah kesakitan Youngjae maka Youngjae adalah
kelemahan Daehyun. Mungkin Daehyun terlambat karena saat dia menyadari
perasaannya, Youngjae sudah terlebih dulu berada dipelukan Jongup. Daehyun
hanya berdiri untuk melihat kebahagiaan milik Youngjae bersama dengan Jongup
sebagai sahabat, mendampingi Youngjae menjalani kisah cintanya. Dan jika
Youngjae sadari Daehyun jauh lebih mengerti apa dan bagaimana itu rasa sakit
dibandingkan dirinya, tapi Daehyun tidak mengatakannya bahkan tidak pernah
menunjukkannya, dia akan selalu baik-baik saja dihadapan Youngjae.
(u_u)(n_n)
“Jung Daehyun, hajima”
Daehyun sedikit menepis tangan
sahabatnya yang hendak menghentikan laju tangannya menenggak bir. “Mian hyung,
aku mengganggumu dan Himchan hyung. Mian” Daehyun hanya memandang lurus
pemadangan malam dari balkon apartement mewah Yongguk. “Kau tidak pernah
menganggu” ucap seorang pria cantik dengan tangan lembutnya yang kini mengambil
paksa kaleng bir dari tangan Daehyun dan kemudian merengkuh Daehyun kedalam pelukannya.
Yongguk membiarkan pria cantik yang faktanya adalah kekasihnya itu untuk
memeluk Daehyun karena dia tahu itu cara Himchan agar Daehyun lebih tenang dari
pada harus mencari ketenangan dengan menenggak minuman berakohol.
Himchan mengusap bahu Daehyun
lembut, berusaha sedikit meringankan kesedihan Daehyun. Mereka berdua tau,
Yongguk dan Himchan tau tentang Daehyun dan cintanya, Youngjae. “Aku akan
meminjamkan Himchan padamu. Dan kau Hime, tugasmu untuk membuatnya kembali
waras heehhee” ucap Yongguk yang sebelum meninggalkan mereka berdua dibalkon
sempat menggenggam tangan Himchan. Daehyun membalas pelukkan Himchan saat tak
lagi mendengar langkah kaki Yongguk. “A,, aku,, lelah hyung” dan untuk kesekian
kalinya Himchan mendegar kelelahan Daehyun tapi Himchan yakin ini bukan yang
terakhir karena Daehyun akan tetap ada untuk Youngjae yang meski dengan
bodohnya akan selalu disangkal oleh Youngjae.
“Kau mencintainya dan selalu ada
untuknya bahkan kau sudah menyatakan cintamu padanya tapi taukah kau dimana
kesalahanmu Jung Daehyun?”
Daehyun melepaskan pelukannya
dari Himchan, menautkan kedua alisnya mendengar perkataan Himchan. “Aku.
Salah?” Himchan menggangguk dan tersenyum melihat adik (sepupu) kesayangannya
yang menunjukkan wajah bingungnya.
“Caramu menunjukkan cintamu
padanya itu salah. Kau hanya ada untuk menyadarkannya dari rasa kehilangan
seseorang bukan untuk membuatnya berhenti. Kau tau hatinya sepenuhnya diberikan
pada namja itu tetapi kau tidak pernah memintanya untukmu, kau hanya mengatakan
cinta bukan memintanya jadi milikmu. Terlebih caramu menyadarkannya dengan
kata-kata ketusmu itu, bagaimana bisa dia merasakan cintamu babbo”
“Kau tau, Yongguk bahkan
memaksaku untuk menerimanya dulu” Himchan terkekeh karena harus mengingat
kembali bagaimana Yongguk yang memaksanya untuk menerima cintanya. “Aku tahu
kau pasti tidak tega jika harus memaksa Youngjae tapi terkadang sebuah
paksaanlah yang membuat orang akhirnya menyadari sesuatu” sambung Himchan.
-All About You-
Daehyun memakan roti yang jadi
sarapannya sambil melalui lorong kampus yang mulai ramai, sesekali dia juga
meminum susu yang juga dia beli dikantin kampus. Pandangan matanya tidak
terfokus pada apapun sampai kedua matanya melihat pria manis dengan baju rajut
abu-abu yang sedang duduk disalah satu meja batu yang berada disekitar taman
luas kampus dengan kaca mata yang juga bertengger dengan sangat manis dihidung
mancungnya.
Daehyun pov
Menghampiri Youngjae, meletakkan
taskku diatas meja. Youngjae masih asik membaca dan tidak menyadari atau mungkin
dia hanya tidak mau menghiraukanku yang ada disebelahnya. Bosan karena sepuluh
menit aku disampingnya masih saja dia tidak menggubrisku, akhirnya aku bersiap
untuk pergi.
“Jung Daehyun. Mian”
Aku kembali duduk. Menarik paksa
buku yang dibacanya lalu menutupnya kemudian mengambil kaca mata yang
digunakannya. “Bisakah kau berhenti mengasingkan diri, Yoo Youngjae? Pantaskah
bajingan itu membuatmu sampai seperti ini” aku tau kini Youngjae menatapku
marah, dia tidak pernah suka memanggil Jongup dengan kata bajingan.
“Daehyun aku tau kau itu
sahabatku dan,”
“Sahabat? Aah ,,, mungkin kau
lupa kalau aku pernah bilang jika aku mencintaimu Yoo Youngjae. Dan jika kau
bilang aku ini sahabatmu, selama ini kapan kau memperlakukanku sebagai
sahabatmu?” kini kepalanya tertunduk. Kenapa? Apa kau menyadari sesuatu, Yoo
Youngjae bodoh.
“Dae ,, aku tidak apa-apa.
Aku ,, “
“Tsk! Teruslah merasa jika hanya
kau didunia ini yang merasakan bagaimana sakit hati, ditinggal seorang bajingan
yang menghamili orang lain”
Baiklah sepertinya kata-kata
Himchan hyung untuk tidak mengatakan kata-kata kasar tidak dapat aku lakukan,
emosiku selalu saja tersulut karena membicarakan si brengsek Moon Jongup
ditambah dengan ucapan-ucapan memuakkan dari Youngjae yang selalu menutupi
kesakitannya.
“Kau tidak mengerti Dae,,”
ucapnya lirih.
“Ya, aku memang tidak mengerti
mengapa orang jenius sepertimu harus terus terpuruk karena seorang bajingan.
Sakit hatiku untuk melihat seorang yang aku cintai harus bersama pria lain dan
tersakit bahkan terpuruk karena orang lain ini mungkin berbeda dengan rasa
sakitmu itu. Tapi bukankan rasa sakit apapun itu akan sama saja?”.
Aku kembali berdiri dan
meninggalkannya. Ini benar-benar akan jadi yang terakhir Yoo Youngjae, aku
benar-benar lelah. Kau yang dulu sangat periang dan sangat bersahabat entah
hilang kemana, sekarang yang ada hanya Yoo Youngjae yang selalu memasang wajah
seakan enggan untuk diajak bicara, berwajah dingin.
Youngjae pov
Kenapa Daehyun tidak pernah
percaya bahwa aku baik-baik saja. Aku berubah karena dengan seperti ini aku
merasa lebih nyaman, aku membatasimu dan yang lain untuk tidak masuk kedalam
hidupku karena aku takut. Aku mungkin masih bisa berkata baik-baik saja dengan
satu sakit ini tapi tidak dengan rasa sakit lain yang mungkin aku akan dapat
dari orang lain, jadinya aku menutup diri.
Normal pov
“ Dae, aku berterima kasih atas semuanya yang telah kau berikan dan
lakukan untukku. Tapi percayalah aku baik-baik saja jadi kau tidak lagi perlu
khawatir denganku. Dan soal perasaanmu, aku mohon padamu untuk berikan itu pada
orang lain yang lebih pantas mendapatkannya, bukan aku”
Daehyun tertawa getir sesaat dan
kemudian melemparkan smartphone-nya untuk beradu dengan dinding kamarnya
setelah membaca sms yang Youngjae kirimkan untuknya. Tidak cukup jelaskah
Daehyun mengatakan bagaimana rasa sakitnya untuk melihat Youngjae bersama
Jongup dan terpuruk karenanya dan sekarang Youngjae malah memintanya untuk
berhenti mencintainya.
-All About You-
Youngjae pov
Jam 8 pagi saat aku membuka pintu
rumahku untuk Himchan hyung yang mendatangiku dan memberitahukanku keadaan
Daehyun yang kini berada dirumah sakit. Dia bilang Daehyun kecelakaan dua hari
yang lalu, mungkin jika hanya itu aku tidak akan teralu terkejut karena
nyatanya Daehyun baik-baik saja meski harus mendapatkan beberapa jahitan
dibagian kepala dan tangan kirinya yang retak, tetapi mendengar cerita Himchan
hyung tentang segala keluh kesah Daehyun yang selama hampir empat tahun ini
membuat rasa sakit berbeda dari apa yang aku rasakan dari Jongup.
“Aku tau dia sering berkata kasar padamu, tapi itu caranya untuk
membuatmu sadar dan aku tau itu salah. Dia tau rasa sakitmu itu dan dia ingin
membuang jauh itu darimu meski ternyata kau tidak pernah menyadarinya, yah
lagi-lagi mungkin caranya salah. Dia sudah ratusan kali mengeluh lelah padaku
karena kau tidak pernah menyadari keberadaannya disisimu tapi dia akan selalu
kembali bukan? Itu karena rasa cintanya terlalu besar untukmu”
Sudah hampir tiga jam yang lalu
Himchan hyung pergi tetapi kata-katanya tentang Daehyun masih terngiang dengan
jelas ditelingaku. Ada apa dengan orang itu, kenapa begitu bodoh tetap mencoba
jika dia hanya akan tersakiti. Aku bilang aku baik-baik saja Jung Daehyun. Tak
terasa air mataku mengalir begitu saja, entah mengapa aku seakan terbayang akan
Daehyun yang selama ini hanya aku anggap antara ada dan tiada didalam duniaku
yang mungkin, dia benar. Aku sakit.
(u_u)(n_n)
Aku hanya memandangi pintu ini,
sedikit ragu untuk masuk kedalam. Aku memutuskan untuk mencoba melihatnya dengan terlebih dulu
menyadari segala hal yang sebelumnya pernah Daehyun katakan padaku dan juga
semua ucapan Himchan hyung padaku atau ini hanya rasa bersalahku padanya,
membuatku ragu.
KLEK.
Mungkin terlalu lama berfikir
hingga kini pintu ruang inap Daehyun terbuka dan aku dapat melihat seorang pria
dengan bentuk wajah tegasnya melihat bingung padaku hingga pada akhirnya suara
seseorang membuat pria dihadapanku ini
menoleh kebelakang, “Youngjae,, “
Himchan hyung menarik tanganku,
membawaku masuk. “Aku dan Gukkie akan pulang untuk mengambil baju Daehyun, jadi
selama kami tidak ada tolong jaga Daehyun, ne?” Aku hanya bisa menganggukkan
kepala pelan pada Himchan hyung yang memintaku menjaga Daehyun, dia lalu
menggandeng tangan pria dengan wajah tegasnya tadi.
“Kalau mau pergi, pergi saja. Jangan
dengarkan Himchan hyung. Aku baik-baik saja”
Ucap Daehyun dengan matanya yang
terpejam dan entah mengapa membuat denyutan sakit dihatiku mendengarnya berucap
seperti itu. “Apanya yang baik-baik saja jika kepala dan tanganmu diperban,
babbo” ucapku setelah lumayan berfikir bagaimana intonasi cara bicaraku yang
dulu, membawa sedikit sifat diriku yang dulu untuk menghadapi seorang Jung
Daehyun yang sedang marah. Yah, aku tau dia pasti marah padaku, aku tau itu dan
mungkin sudah sangat telat untuk menyadarinya.
Daehyun membuka matanya dan aku
sekuat tenaga untuk tersenyum padanya, aku tau dia pasti merasa aneh untuk
mendengar caraku berbicara yang seperti dulu, tak terdengar lelah dan frustasi
seperti dua tahun belakangan ini. “Jae ,,, “ dan Daehyun sudah melemah
sekarang, aku tau itu karena dia sudah memanggilku seperti itu. Aku menarik
nafas perlahan, aku akan mengatakannya sekarang.
“Aku akan mengatakan sesuatu dan
jangan pernah memotongnya sebelum aku selesai bicara, arra?” ucapku dan Daehyun
hanya menganggukkan kepalanya. Daehyun mencoba untuk merubah posisinya yang
terbaring untuk duduk, aku membantu dengan merangkul bahunya karena tidak
mungkin untuk memegang tangan kanannya yang sedang di infus apalagi tangan
kirinya yang diperban.
“Mianhae Dae untuk selalu
mengabaikanmu. Kau benar aku memang tidak baik-baik saja, aku sangat sakit oleh
Jongup, sangat. Dan selama ini aku hanya menutupi semuanya karena mungkin, aah…
entahlah, kau benar lagi, mungkin karena aku bodoh” Aku lihat dia tersenyum
tepat setelah aku berkata ‘bodoh’
membuatku kembali menghela nafas.
“Aku minta maaf sudah membuatmu
lelah selama ini, Himchan hyung sudah memberitahuku tentangmu. Aku juga minta
maaf dengan smsku waktu itu, aku tau kau marahkan? Lagi pula itu salahmu juga
yang selalu berkata kasar” kataku dengan tidak mau menumpahkan segala kesalahan
hanya padaku, haahha.
“YAK!” Daehyun memukul dahiku
tengan telapak tangannya. “Jangan
berharap aku bisa berkata dengan manis pada orang sepertimu, mayat hidup
dengan otak jeniusnya” oke dia bahkan berkata lebih pedas lagi saat ini.
Daehyun memang akan seperti ini jika sudah kesal, seakan kosa kata sopan dan
baik tidak ada didalam kepalanya.
Aku mengerucutkan bibirku, kesal
akan ucapannya padaku serta pukulannya didahiku. “Aku belum selesai Babbo, tadi
aku bilangkan jangan potong aku” aku menatapnya kesal. “Kau mau membatuku?”
tanyaku dan dia hanya diam, oh apakah dia tidak mau membantu.
Hampir tiga menit Daehyun belum
juga menjawabku. “Yak, Daehyun babbo jawab aku. Kau mau membantuku tidak?”
sepertinya saat ini tanpa dibuat-buat aku seperti sudah kembali layaknya diriku
yang dulu, sedikit lega untuk menyadari jika hanya bicara seperti ini saja
dengannya sudah membuat perubahan pada diriku.
“Kau bilang jangan bicara sebelum
selesaikan?”
“Tapikan aku tadi bertanya Jung
Daehyun jadi kau harus menjawabnya”
“Oh, ne. Apa? Bantu apa?”
Aiish menyebalkan sekali, aku
kira dengan kepalanya yang terbentur itu Jung Daehyun yang menyebalkan yang
sudah aku kenal bertahun-tahun ini akan hilang namun ternyata sama saja atau
mungkin kini makin menyebalkan.
Daehyun pov
Dengan kedatangannya tadi saja
aku sudah sangat senang karena akhirnya aku bisa melihat wajahnya lagi setelah
dua minggu. Ya, setelah smsnya waktu itu aku mencoba untuk menghindar darinya
dan kini aku bisa merasakan sedikit demi sedikit Yoo Youngjae yang dulu sudah
kembali, aku bisa merasakannya dari nada bicaranya yang sudah lebih rileks dan
terdengar manja seperti dulu. Bahkan sadar atau tidak tadi dia mengerucutkan
bibirnya, begitulah Youngjae yang dulu aku kenal jika sedang merajuk, mungkin
dia marah karena aku memukul dahinya.
“Bantu sembuhkan aku dari Jongup”
Pintanya lirih dengan kepala
tertunduk hingga surai coklatnya ikut bergerak mengikuti kepalanya dan aku
benci untuk melihatnya seperti ini. Aku menarik tangannya untuk lebih dekat
denganku, “Aku akan menghilangkannya dari sini dan sini, bukan untuk
menyembuhkannya tapi menghapusnya. Karena bisa saja datang kembali jika sudah
sembuh bukan? Jadi kenapa tidak dihilangkan saja sekalian” ucapku sambil tadi
aku menunjuk kepala dan dada kirinya dengan maksud untuk menghilangkan Jongup
dari pikiran dan hatinya.
Youngjae langsung memelukku erat
dan dengan isakkannya aku tahu jika dia menangis. Aku tahu jika saat ini pun
Youngjae belum bisa mencintaiku namun setidaknya dia sudah mau membuka dirinya
untukku dan aku akan pastikan jika nanti di hati dan pikirannya hanya ada aku,
Jung Daehyun.
-All About You-
6 months letter …
Youngjae pov
“Jae sudah hampir dua jam kita
disini, kau mau beli buku sebanyak apa lagi?” aku melihat kearah tas pelastik
yang Daehyun bawa dan itu sudah hampir penuh, tidak sadar aku sudah memasukkan
banyak buku disana, selalu saja seperti ini jika sedang ketoko buku. Aku hanya
bisa tersenyum dengan rasa bersalah karena sudah menyiksa kekasihku ini untuk
membawa buku-buku yang tidak ringan itu selama dua jam dan pasti sudah
membuatnya bosan untuk berada disini.
Sudah enam bulan aku dan Daehyun
resmi sebagai sepasang kekasih dan selama itu pula Daehyun terus berusaha
membuatku mencintainya, meski aku akui itu sangat sulit diawal untuk
menghilangkan segala tentang Jongup namun melihat bagaimana Daehyun berusaha
aku jadi lebih membuka diriku padanya.
Daehyun pov
Aku baru saja keluar dari toilet
restoran saat melihat Youngjae yang kini duduk didampingi seseorang, mungkin
temannya. Aku menghampiri meja kami dan ternyata perkiraanku salah, bukan
temannya yang menemani Youngjae melainkan bajingan yang telah menjerumuskan
Youngjae pada kesedihan, Moon Jongup. “Mau apa kau disini?” tanyaku dengan
tidak bersahabat, Youngjae menggenggam tanganku. Bahkan aku masih berdiri
disamping meja dan menatap benci pada pria bermata sipit yang duduk dihadapan
Youngjae.
“Hanya menyapa saja”
(u_u)(n_n)
Aku membuka pintu kamar dengan
kasar tidak peduli dengan Youngjae yang berjalan tidak jauh dariku akan kaget.
Yah, sejak dua bulan yang lalu Youngjae sudah tinggal bersama denganku, aku
yang memintanya agar semakin banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama dan
mungkin itu akan membuatnya lebih cepat mencintaiku.
Melihat wajah Moon Jongup tadi
seperti membakar amarahku, meski dia bilang hanya ingin menyapa tapi itu sudah
cukup membuatku naik darah. Tidakkah dia sadar apa yang pernah dia lakukan pada
Youngjae hingga dengan beraninya dia menyapa Youngjae tanpa rasa bersalah.
Aku tau Youngjae membuka pintu
kamar dan dengan cepat aku menutupi kepalaku dengan bantal. Youngjae duduk
tepat disampingku, untuk beberapa saat dia tidak melakukan apa-apa hingga kini
dia mengambil bantal yang menutupi kepalaku.
Youngjae pov
Aku tidak mengira jika aku akan
bertemu dengan Jongup hari ini terlebih saat aku bersama dengan Daehyun. Aku
sangat tahu jika Daehyun sangat marah saat melihat Jongup duduk dihadapanku
tadi di restoran jadi aku tidak aneh jika kini Daehyun pasti sedang berusaha
untuk menenangkan dirinya. Aku mengambil bantal yang dibuatnya menutupi
kepalanya, dia bahkan tetap tidak ingin membalik tubuhnya meski tau jika aku
disampingnya.
“Dae,, kalau kau seperti ini aku
tidak bisa memelukmu” aku menarik-narik baju Daehyun hingga kini Daehyun
menyerah dan duduk dihadapanku dengan wajah yang masih terlihat kesal. Langsung
saja aku memeluknya, menyandarkan kepalaku didadanya. Sangat nyaman dan aku
baru mengetahui jika berada dipelukkan Daehyun adalah hal yang paling
menyenangkan, bodohnya aku yang sudah menyiayiakan waktu untuk bisa berada
dipelukkan nyaman ini.
“Aku kira, aku akan menangis jika
aku melihatnya lagi, tapi ternyata tidak. Aku, meski masih sedikit terasa sakit
tapi aku lebih merasa jika aku sudah bodoh selama ini dengan membuang waktu
untuk menangisinya, untuk terpuruk karenanya dan itu semua berkatmu Dae.
Gomawo”
Normal pov
Youngjae memberikan ciumannya
dipipi Daehyun lama, mengantarkan rasa terima kasihnya pada pria yang sudah
sangat bersabar padanya. Youngjae menatap mata Daehyun, “Dae, mau bantu aku
melupakan dia sepenuhnya?” tanya Youngjae, Daehyun tersenyum lantas memberikan
kecupan pada dahi Youngjae, “Ne” saut Daehyun dan kemudian dihadiahi Youngjae
dengan ciuman manisnya dibibir tebal Daehyun.
“Kau yakin?” tanya Daehyun, dia
bukannya tidak mau tetapi jika nanti hanya akan menyakiti Youngjae dia tidak
akan melakukannya meski selama tinggal satu atap Daehyun berusaha mati-matian
untuk tidak menarik Youngjae kedalam kungkungan tubuhnya.
“Kau tidak mau membantuku?”
“Bukan begitu, tapi ..” Youngjae
mencium bibir Daehyun untuk menghentikan kalimat pria tampan yang kini tepat
berada diatasnya. Kini Youngjae bahkan sudah topless dan begitupun dengan Daehyun hingga Youngjae bisa melihat
dengan jelas bentuk tubuh Daehyun yang ternyata memiliki abs dan bentuk pinggang yang sangat sexy.
“Lakukan jika kau memang benar
mencintaiku” Youngjae memeluk Daehyun, dia tidak ingin Daehyun melihat wajahnya
yang sudah pasti memerah dan terlebih dia menghindari mata Daehyun, entah
mengapa Youngjae tidak pernah kuat untuk menatap kedua mata Daehyun lebih dari
lima detik, rasanya jantungnya akan meledak.
Daehyun memulai dari memagut
bibir kissable milik Youngjae,
menyesap segala rasa manis yang ada disana. Menggigit kecil bibir Youngjae dan
menelusupkan lidahnya, merasai seluruh bagian rongga mulut Youngjae hingga
Daehyun masih merasakan rasa dari ice
cream coklat yang tadi dimakan oleh Youngjae.
Daehyun menghirup nafasnya dalam
saat dia tiba di perpotongan leher Youngjae, mendapat pasokan udara yang sangat
melegakan dengan aroma mint dan kemudian membiarkan lidahnya menyesapi leher
putih mulus Youngjae. Youngjae hanya bisa memejamkan matanya, berusaha untuk
sepenuhnya memberikan hatinya untuk Daehyun dan juga membuang segala ingatan
dan rasa cintanya untuk Jongup.
“Jae ,, buka matamu. Lihat aku”
Youngjae membuka matanya perlahan dan mendapati Daehyun dengan senyuman
diatasnya, membelai lembut wajahnya. “Aku mohon hilangkan dia dari hatimu dan
pikiranmu, biarkan aku yang berada disana, arra?” Youngjae tersenyum, Daehyun
mungkin memang menyebut kata mohon tetapi tetap saja sebenarnya Daehyun itu
sedang memberikan titiahnya pada Youngjae.
Youngjae menganggukkan kepalanya
dengan pasti. Youngjae merengkuh Daehyun kedalam pelukkannya. “Akh! Dae ,,, appo”
Daehyun berniat untuk melepaskan pelukkan Youngjae namun Youngjae menahan
tangannya. Daehyun membiarkan Youngjae sedikit terisak diperpotongan lehernya
hingga isakkan itu berhenti. Youngjae tidak ingin Daehyun melihat wajahnya yang
menahan sakit akibat dari kesejatian Daehyun yang seakan merobek pintu analnya
dibawah sana dan disamping rasa sakit yang dirasakan, Youngjae juga merasakan
kelegaan dan kebahagiaan.
“I’m yours now, all of me is
yours now”
Daehyun memagut kembali bibir
Youngjae menyampaikan jutaan cintanya pada pria manis berpipi chubby dengan
otak jeniusnya. “Saranghae Jung Youngjae” jeda Daehyun pada ciumannya dan
kembali menyesap dan bertarung lidah dengan Youngjae.
-THE END-
**Please Do not Copy Or Re-upload this story**
No comments:
Post a Comment