Author : Julz
Main
Cast : Bang Yongguk (B.A.P) – Kim young hyun (OC)
Support
cast : Kim Himchan (B.A.P)
Gendre : Romance - AU
Type : Oneshot
Rate : T
Length : Ficlet
Disclaimer : Main story from ‘ The Vow ‘
but the plot it’s mine
Please
remember me once again
“
Aku bodoh tidak ada satupun yang bisa ku ingat “ dia hanya memami dirinya,
tertunduk dengan air mata yang sudah membasahi wajah letihnya itu, sudah hampir
6 jam dia duduk di depan leptopnya yang menyala. Kedua mata besar miliknya
sudah terlihat memerah akibat tangis dan rasa lelah yang ditahannya. Kedua
tangan lemahnya sudah menjadi penyanggah bagi kepala yang mulai terasa pusing,
serta suara giginya yang beradu menjadi alunan music miris, “ Hanya sampah yang
terbuat dari setumpuk daging “ senyum miris untuk ucapan dari bibir
bergetarnya. “ Kini aku rela melepas mu, pergilah Bang Yongguk “.
Sepasang
mata itu memanas, seakan menyampaikan sesak yang menyambar dari kesakitan
hatinya. Inginnya berlari dan memeluk tubuh itu, menghentikan tangis yang
membuatnya pilu dan teriris tetapi untuk orang itu, untuk cintanya itu dia
harus keras, harus tegas agar cintanya ‘mengingatnya’. Tubuhnya bergetar, tak
sanggup melihat wanitanya menangis dan berucap untuk merelakannya pergi. Yah
itu ancaman yang terucap saat rasa frustasi dari hasil usahanya untuk membuat
wanita yang dicintainya kembali mengingatnya, ungkapan frustasi dari upanyanya.
“
Tidakkah itu berlebihan? “. Yongguk, dia masih berusaha menahan
kesakitannya saat mendengar perkataan
Himchan, “ Setidaknya Hyun, dia mencoba untuk “, “ Dia tidak mencobanya sama
sekali. Kau dengar? Dia melepasku “ entah apa yang harus dilakukan Himchan saat
ini, tidak tau mana yang harus dia tenangkan terlebih dulu, Hyun adiknya atau
Yongguk sahabatnya. “ Kau dengar?! dia
melepasku !! “ air mata itu sudah menguasainya, melemahkan segala kekuatan yang
selama ini ada pada dirinya, semuanya terasa lunak.
Dia
tahu dan dia dengar semua perkataan juga teriakan Yongguk tepat di depan pintu
kamarnya tanpa berani melihat padanya, apalagi menghampiri tubuh pria iru,
duduk di bangku kayu dengan rasa pusing yang semakin menjadi di kepalanya, “
Oppa… sakit “. Berlari secepatnya dan kemudian menangkap tubuh adiknya yang
lebih kurus dari sebelumnya, Hyun pingsan. Tangan lemah itu tak sekalipun
Himchan melepasnya, sesekali belaian lembut di rambut panjang adiknya dia
berikan, menunjukkan sedikit kasih sayangnya. Figura di meja yang berada tepat
di samping tempat tidur itu membuatnya sedikit getir, dua orang yang terlihat
sangat bahagia di dalam foto itu, “ Hanya buat keduanya tersenyum Tuhan “ doa
Himchan, sejujurnya dia pun tidak sanggup untuk melihat semua ini.
“
Sekali saja kau dengarkan perkataan ku Kim young hyun, sekali saja dan hal ini
tidak akan terjadi “ lagi, isakkan tangis terdengar darinya yang dulu adalah
seorang pria yang sangat kuat dengan apapun yang menimpanya namun kini hanya
keyakinan yang membuatnya bertahan, keyakinan untuk bisa kembali ‘diingat’ oleh
wanitanya itu dan tak lagi ‘terbuang’ dari rongga ingatan wanita yang telah
merengut dunianya. “ Hanya dengarkan aku “ memeluk kepalanya, menahan untuk
tidak sepenuhnya tergeletak di atas meja bar, dentuman suara music club tidak
sedikitpun berpengaruh untuk sedikit meredam teriakan sakit dari dalam hatinya.
Langkah
gontainya memasuki tempat yang hanya beberapa bulan menjadi surga baginya dan
wanitanya, banyaknya minuman yang masuk ke dalam tenggorokkannya belum mampu
membuatnya mabuk dan melupakan barang sedikit permasalahan di hidupnya saat
ini. Wajah sembab yang dilihatnya sedang terbaring lelah itu sudah terpejam, “
Hanya berusaha untuk mengingatku lagi, ku mohon “ lirih suara beratnya mengucap
permohonan yang paling ingin terkabul untuk saat ini, “ Ingat aku dan kembali
padaku “ kecupnya hangat di dahi Hyun dengan usaha keras untuk tidak
menjatuhkan air matanya.
-Please
remember me once again-
-Flashback-
“ Aku akan mengambilnya sendiri nanti,
setelah selesai rapat dengan produser “
“ Itu
akan makan waktu, aku saja yang mengantarkannya ke studio sekarang “
Hyun
bersikeras untuk tetap mengantarkan CD yang berisikan demo-demo lagu Yongguk ke
studio karena Yongguk meninggalkannya di rumah. “ Kau itu sedang sakit Bang
young hyun, jadi. “, “ Aku sudah tidak apa-apa, sudahlah aku berangkat. Sampai
ketemu di studio, saranghae “. Yongguk hanya berdecak mendapati teleponnya
terputus, dari dulu yang menjadi masalahnya dari wanitanya itu hanya satu,
keras kepala.
Yongguk
duduk di kursi yang menjadi tempatnya selama ini sibuk membuat music-musicnya.
Sebelah telinganya di sumbat earphone dan sebelahnya lagi terasa terusik dengan
pergerakkan jarum jam yang membuatnya gugup. Kepalanya menoleh kearah pintu
yang tertutup rapat seakan merasakan sesuatu datang tetapi nyatanya pintu itu
masih seperti apa yang sedari tadi terlihat, tertutup rapat.
“
Kemana kau? “. Sibuk, Yongguk menenggelamkan dirinya dalam kesibukan di studio,
hasil pembicaraannya dengan produser tadi membuatnya harus cepat-cepat
menyelesaikan hasil karnyanya untuk nantinya dibawakan oleh artis tempat dimana
dia bekerja saat ini, TS entertainment. Disinilah Yongguk bekerja sebagai salah
satu songwriter. Rasa cemas mengusik konsentrasi, jari-jari panjang miliknya
menyentuh layar ponselnya, menekan fest dial pertama “ Nomer yang anda tuju
tidak aktif “ benci, itu yang Yongguk rasakan saat tidak bisa menghubungi Hyun.
“ Terima hukuman mu nanti “ berdiri dari duduknya dan menghentikan segala kesibukkannya
di studio, meyambar jaket hitam yang tergeletak di sofa.
Lalu
lintas Seoul di sore hari ini lumayan padat membuat umpatan-umpatan dari para
pengendara terucap, sekali lagi Yongguk mencoba menghubungi Hyun namun hasilnya
sama saja. Baru saja Yongguk melewati perempatan besar yang tidak jauh dari
studio saat melihat kerumunan polisi yang sedang sibuk memberikan police line
di pinggir jalan yang terlihat jelas baru saja terjadi kecelakaan.
Air
matanya tertahan di pelupuk mata saat melihat dengan jelas mobil yang terbalik
dengan body mobil menghantam sudut toko
yang kini rusak, hanya memarkirkan mobilnya sembarangan dan berlari kearah
mobil yang terguling itu. “ Maaf tuan tapi anda dilarang masuk “ tahan polisi
dengan sedikit mendorong tubuh Yongguk, “ Dimana dia? Dia dimana? Hyun, dimana
dia?!! “ tanya Yongguk dengan segala
kekalutan hatinya, “ Sudah dibawa kerumah sakit Seoul “ dibuatnya langkah kaki
yang lebar untuk kembali ke mobilnya dan
kemudian melesar dengan cepat menuju rumah sakit.
Langkah
kaki panjangnya dibuat sangat cepat untuk mempercepat gerakanya, “ Hyun, korban
kecelakaan. Dia dimana? “, “ Sedang di ruang oprasi “ jantungnya terasa
berhenti mendengar Hyun ada di ruang oprasi. Tangannya hanya bisa meraba layar
poselnya pelan, memandangi senyum bahagia miliknya juga Hyun saat terbangun di
pagi hari pertama mereka menjad suami istri. Hyun tersenyum manis di dalam
pelukan hangat Yongguk yang juga memberikannya kecupan kecil di pipi, sangat
bahagia.
“
Yongguk-aa ….. Hyun, bagaimana dia? “, Yongguk hanya menggeleng lemah dalam
diam menjawab pertanyaan Himchan yang baru saja datang denhan nafasnya yang
terdengar memburu. Lampu ruang oprasi telah mati tanpa para dokter telah
selesai dengan kegiatannya di dalam sana. Tubuh lemah Hyun tergeletak dengan
mata tertutup juga selang infuse dan oksigen yang ada di tangan kiri dan
hidungnya. Yongguk berjalan di samping Hyun yang akan dipindahkan keruang ICU
dengan menggenggam tangan Hyun lembut.
“
Ada beberapa perkiraan mengenai keadaannya dan semua bisa terjawab saat pasien
sadar, permisi “ jelas dokter sebelum meninggalkan ruang ICU. Yongguk hanya
bisa memandang sendu wajah Hyun yang terdapat memar dan perban yang membalur
kepalanya, menyentuhnya lembut. “ Aku sudah melarangnya datang, kenapa dia tidak
mendengarkan aku “ Himchan berusaha menenangkan Yonguuk dengan manaruh
tangannya di bagu Yongguk, “ Kau tau bagaimana sifat istri mu kan “, “ Keras
kepala “.
Hyun
mengerjapkan matanya perahan, dua hari sudah dia pingsan akibat dari kecelakaan
itu. matanya masih berusaha untuk membiasakan diri dengan cahaya matahari.
Tangan kanannya terasa berat karena Yongguk yang tidak melepaskan
genggamannyadari Hyun. Hyun berusaha melepaskan genggaman ditangannya dan itu
berhasil mengusik tidur Yongguk, “ Kau
sudah sadar. Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit? “ tanya Yongguk
bertubi-tubi, Himchan yang saat itu berdiri di depan pintu langsung masuk
kedalam untuk melihat keadaan Hyun, “
Hyun-aa, kau sudah sadar? “ senyum manis Himchan terpancar dengan rasa kelegaan.
“
Kalian siapa? “ dua kata itu seakan menjadi boomerang yang sangat mengejutkan
dan juga menyedihkan untuk keduanya dengar setelah dua hari menanti Hyun untuk
sadar. “ Jangan bercanda Hyun-aa, tidak lucu “ ucap Himchan mencoba untuk
menyangkal apa yang ada dipikirannya. Yongguk hanya terdiam dengan kondisi saat
ini yang dihadapinya, “ Aku akan panggil dokter “ dan kemudian tubuh Himchan
menghilang di balik pintu, “ Kau siapa? “ Hyun memandang penuh rasa ingin tahu
pada Yongguk yang saat ini serasa membeku dengan pertayaan yang diberikan
istrinya itu.
Dokter
memeriksa keadaan Hyun dengan alat-alat medisnya itu , “ Benturan keras
dibagian kepala yang diterimanya dari kecelakaan itu membuatnya amnesia, walau
bukan permanen. Tetapi sampai kapan ingatan pasien akan kembali itu tidak bisa
diprediksi, bisa saja cepat atau bisa saja lambat “ tamparan keras seakan
menghantam Yongguk, rasa sesak dengan sangat cepat menguasainya, terasa berat
untuk bernafas. Himchan memegang kepalanya, ekspresi kebingungan dan juga kesedihan
yang sudah menyatu dirasanya, adiknya lupa ingatan.
-Please
remember me once again-
Matahari
pagi masih belum sepenuhnya memunculkan diri di pagi ini, hembusan sejuk angin
di pagi hari membuat kenyamanan nyata di rongga paru-paru. Hyun melangkah
meninggalkan tempat tidurnya, langkah kakinya berjalan menuju dapur untuk
mendapatkan air bagi tenggorokan keringnya. Yongguk dengan wajah sayunya
tertidur pulas di sofa tanpa terbalut selimut. Langkahnya terhenti menuju
dapur dan menghampiri Yongguk yang
tertidur, memandangi detail wajah Yongguk yang semakin lusuh dari apa yang bisa
diingatnya., pria yang adalah suaminya ini walau dia tidak bisa diingatnya,
telah tersakiti. Dia tahu itu karena dia sering mendapati Yongguk dengan air
mata.
Belaian
lembut Hyun bergerak sendirinya ke kepala Yongguk, “ Maaf, aku belum bisa
mengingat mu. Maaf “ ucapnya perlahan dengan penuh ketulusan. Hyun membalikkan
tubuhnya, tak lagi mengganggu tidur nyenyak Yongguk namun kemudian dia kembali
berbalik dan melihat tangan Yongguk yang menggenggam tangannya, Yongguk
terbangun. Tatapan sendunya mengarah kemanik mata Hyun, mencoba menyampaikan
rasa cintanya melalui tatapan mata yang diberikannya.
“
Hanya berjanji padaku, kalau kau akan terus berusaha untuk mengingatku “ Hyun
seakan merasakan kesedihan Yongguk, suara yang memintanya untuk tetap berusaha
itu terdengar begitu pilu. “ Jangan pernah katakan lagi kalau kau akan melepas
ku” Yongguk bangkit dari tidurnya, menarik Hyun untuk duduk disampingnya dengan
genggaman tangan yang masih bertautan. “ Please, remember me once again “
kecupan ringan di tangan Hyun di berikan oleh Yongguk, sekali lagi mencoba
menyampaikan perasaannya. “ Tunggu aku sampai bisa mengingat semua tentang mu
dan kita “ peluk hangat Yongguk di tubuh Hyun menjadi jawaban untuk kesanggupan
Yongguk menunggunya.
-The end-
**Please don't copy paste and Re-Upload this story**
No comments:
Post a Comment