My Menu

Sep 25, 2013

Please, remember me once again



Author : Julz
Main Cast : Bang Yongguk  (B.A.P) – Kim young hyun (OC)
Support cast : Kim Himchan (B.A.P)
Gendre : Romance - AU
Type : Oneshot
Rate : T
Length : Ficlet
Disclaimer : Main story from ‘ The Vow ‘ but the plot it’s mine


Please remember me once again





“ Aku bodoh tidak ada satupun yang bisa ku ingat “ dia hanya memami dirinya, tertunduk dengan air mata yang sudah membasahi wajah letihnya itu, sudah hampir 6 jam dia duduk di depan leptopnya yang menyala. Kedua mata besar miliknya sudah terlihat memerah akibat tangis dan rasa lelah yang ditahannya. Kedua tangan lemahnya sudah menjadi penyanggah bagi kepala yang mulai terasa pusing, serta suara giginya yang beradu menjadi alunan music miris, “ Hanya sampah yang terbuat dari setumpuk daging “ senyum miris untuk ucapan dari bibir bergetarnya. “ Kini aku rela melepas mu, pergilah Bang Yongguk “.
 
Sepasang mata itu memanas, seakan menyampaikan sesak yang menyambar dari kesakitan hatinya. Inginnya berlari dan memeluk tubuh itu, menghentikan tangis yang membuatnya pilu dan teriris tetapi untuk orang itu, untuk cintanya itu dia harus keras, harus tegas agar cintanya ‘mengingatnya’. Tubuhnya bergetar, tak sanggup melihat wanitanya menangis dan berucap untuk merelakannya pergi. Yah itu ancaman yang terucap saat rasa frustasi dari hasil usahanya untuk membuat wanita yang dicintainya kembali mengingatnya, ungkapan frustasi dari upanyanya. 

“ Tidakkah itu berlebihan? “. Yongguk, dia masih berusaha menahan kesakitannya  saat mendengar perkataan Himchan, “ Setidaknya Hyun, dia mencoba untuk “, “ Dia tidak mencobanya sama sekali. Kau dengar? Dia melepasku “ entah apa yang harus dilakukan Himchan saat ini, tidak tau mana yang harus dia tenangkan terlebih dulu, Hyun adiknya atau Yongguk sahabatnya. “ Kau dengar?!  dia melepasku !! “ air mata itu sudah menguasainya, melemahkan segala kekuatan yang selama ini ada pada dirinya, semuanya terasa lunak.

Dia tahu dan dia dengar semua perkataan juga teriakan Yongguk tepat di depan pintu kamarnya tanpa berani melihat padanya, apalagi menghampiri tubuh pria iru, duduk di bangku kayu dengan rasa pusing yang semakin menjadi di kepalanya, “ Oppa… sakit “. Berlari secepatnya dan kemudian menangkap tubuh adiknya yang lebih kurus dari sebelumnya, Hyun pingsan. Tangan lemah itu tak sekalipun Himchan melepasnya, sesekali belaian lembut di rambut panjang adiknya dia berikan, menunjukkan sedikit kasih sayangnya. Figura di meja yang berada tepat di samping tempat tidur itu membuatnya sedikit getir, dua orang yang terlihat sangat bahagia di dalam foto itu, “ Hanya buat keduanya tersenyum Tuhan “ doa Himchan, sejujurnya dia pun tidak sanggup untuk melihat semua ini.

“ Sekali saja kau dengarkan perkataan ku Kim young hyun, sekali saja dan hal ini tidak akan terjadi “ lagi, isakkan tangis terdengar darinya yang dulu adalah seorang pria yang sangat kuat dengan apapun yang menimpanya namun kini hanya keyakinan yang membuatnya bertahan, keyakinan untuk bisa kembali ‘diingat’ oleh wanitanya itu dan tak lagi ‘terbuang’ dari rongga ingatan wanita yang telah merengut dunianya. “ Hanya dengarkan aku “ memeluk kepalanya, menahan untuk tidak sepenuhnya tergeletak di atas meja bar, dentuman suara music club tidak sedikitpun berpengaruh untuk sedikit meredam teriakan sakit dari dalam hatinya.

Langkah gontainya memasuki tempat yang hanya beberapa bulan menjadi surga baginya dan wanitanya, banyaknya minuman yang masuk ke dalam tenggorokkannya belum mampu membuatnya mabuk dan melupakan barang sedikit permasalahan di hidupnya saat ini. Wajah sembab yang dilihatnya sedang terbaring lelah itu sudah terpejam, “ Hanya berusaha untuk mengingatku lagi, ku mohon “ lirih suara beratnya mengucap permohonan yang paling ingin terkabul untuk saat ini, “ Ingat aku dan kembali padaku “ kecupnya hangat di dahi Hyun dengan usaha keras untuk tidak menjatuhkan air matanya.


-Please remember me once again-




-Flashback-




“ Aku akan mengambilnya sendiri nanti, setelah selesai rapat dengan produser “

“ Itu akan makan waktu, aku saja yang mengantarkannya ke studio sekarang “




Hyun bersikeras untuk tetap mengantarkan CD yang berisikan demo-demo lagu Yongguk ke studio karena Yongguk meninggalkannya di rumah. “ Kau itu sedang sakit Bang young hyun, jadi. “, “ Aku sudah tidak apa-apa, sudahlah aku berangkat. Sampai ketemu di studio, saranghae “. Yongguk hanya berdecak mendapati teleponnya terputus, dari dulu yang menjadi masalahnya dari wanitanya itu hanya satu, keras kepala.
Yongguk duduk di kursi yang menjadi tempatnya selama ini sibuk membuat music-musicnya. Sebelah telinganya di sumbat earphone dan sebelahnya lagi terasa terusik dengan pergerakkan jarum jam yang membuatnya gugup. Kepalanya menoleh kearah pintu yang tertutup rapat seakan merasakan sesuatu datang tetapi nyatanya pintu itu masih seperti apa yang sedari tadi terlihat, tertutup rapat. 

“ Kemana kau? “. Sibuk, Yongguk menenggelamkan dirinya dalam kesibukan di studio, hasil pembicaraannya dengan produser tadi membuatnya harus cepat-cepat menyelesaikan hasil karnyanya untuk nantinya dibawakan oleh artis tempat dimana dia bekerja saat ini, TS entertainment. Disinilah Yongguk bekerja sebagai salah satu songwriter. Rasa cemas mengusik konsentrasi, jari-jari panjang miliknya menyentuh layar ponselnya, menekan fest dial pertama “ Nomer yang anda tuju tidak aktif “ benci, itu yang Yongguk rasakan saat tidak bisa menghubungi Hyun. “ Terima hukuman mu nanti “ berdiri dari duduknya dan menghentikan segala kesibukkannya di studio, meyambar jaket hitam yang tergeletak di sofa.

Lalu lintas Seoul di sore hari ini lumayan padat membuat umpatan-umpatan dari para pengendara terucap, sekali lagi Yongguk mencoba menghubungi Hyun namun hasilnya sama saja. Baru saja Yongguk melewati perempatan besar yang tidak jauh dari studio saat melihat kerumunan polisi yang sedang sibuk memberikan police line di pinggir jalan yang terlihat jelas baru saja terjadi kecelakaan. 

Air matanya tertahan di pelupuk mata saat melihat dengan jelas mobil yang terbalik dengan body mobil menghantam  sudut toko yang kini rusak, hanya memarkirkan mobilnya sembarangan dan berlari kearah mobil yang terguling itu. “ Maaf tuan tapi anda dilarang masuk “ tahan polisi dengan sedikit mendorong tubuh Yongguk, “ Dimana dia? Dia dimana? Hyun, dimana dia?!! “  tanya Yongguk dengan segala kekalutan hatinya, “ Sudah dibawa kerumah sakit Seoul “ dibuatnya langkah kaki yang lebar untuk kembali ke mobilnya  dan kemudian melesar dengan cepat menuju rumah sakit.

Langkah kaki panjangnya dibuat sangat cepat untuk mempercepat gerakanya, “ Hyun, korban kecelakaan. Dia dimana? “, “ Sedang di ruang oprasi “ jantungnya terasa berhenti mendengar Hyun ada di ruang oprasi. Tangannya hanya bisa meraba layar poselnya pelan, memandangi senyum bahagia miliknya juga Hyun saat terbangun di pagi hari pertama mereka menjad suami istri. Hyun tersenyum manis di dalam pelukan hangat Yongguk yang juga memberikannya kecupan kecil di pipi, sangat bahagia.

“ Yongguk-aa ….. Hyun, bagaimana dia? “, Yongguk hanya menggeleng lemah dalam diam menjawab pertanyaan Himchan yang baru saja datang denhan nafasnya yang terdengar memburu. Lampu ruang oprasi telah mati tanpa para dokter telah selesai dengan kegiatannya di dalam sana. Tubuh lemah Hyun tergeletak dengan mata tertutup juga selang infuse dan oksigen yang ada di tangan kiri dan hidungnya. Yongguk berjalan di samping Hyun yang akan dipindahkan keruang ICU dengan menggenggam tangan Hyun lembut.

“ Ada beberapa perkiraan mengenai keadaannya dan semua bisa terjawab saat pasien sadar, permisi “ jelas dokter sebelum meninggalkan ruang ICU. Yongguk hanya bisa memandang sendu wajah Hyun yang terdapat memar dan perban yang membalur kepalanya, menyentuhnya lembut. “ Aku sudah melarangnya datang, kenapa dia tidak mendengarkan aku “ Himchan berusaha menenangkan Yonguuk dengan manaruh tangannya di bagu Yongguk, “ Kau tau bagaimana sifat istri mu kan “, “ Keras kepala “.

Hyun mengerjapkan matanya perahan, dua hari sudah dia pingsan akibat dari kecelakaan itu. matanya masih berusaha untuk membiasakan diri dengan cahaya matahari. Tangan kanannya terasa berat karena Yongguk yang tidak melepaskan genggamannyadari Hyun. Hyun berusaha melepaskan genggaman ditangannya dan itu berhasil mengusik tidur Yongguk, “  Kau sudah sadar. Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit? “ tanya Yongguk bertubi-tubi, Himchan yang saat itu berdiri di depan pintu langsung masuk kedalam  untuk melihat keadaan Hyun, “ Hyun-aa, kau sudah sadar? “ senyum manis Himchan terpancar dengan rasa kelegaan.

“ Kalian siapa? “ dua kata itu seakan menjadi boomerang yang sangat mengejutkan dan juga menyedihkan untuk keduanya dengar setelah dua hari menanti Hyun untuk sadar. “ Jangan bercanda Hyun-aa, tidak lucu “ ucap Himchan mencoba untuk menyangkal apa yang ada dipikirannya. Yongguk hanya terdiam dengan kondisi saat ini yang dihadapinya, “ Aku akan panggil dokter “ dan kemudian tubuh Himchan menghilang di balik pintu, “ Kau siapa? “ Hyun memandang penuh rasa ingin tahu pada Yongguk yang saat ini serasa membeku dengan pertayaan yang diberikan istrinya itu.

Dokter memeriksa keadaan Hyun dengan alat-alat medisnya itu , “ Benturan keras dibagian kepala yang diterimanya dari kecelakaan itu membuatnya amnesia, walau bukan permanen. Tetapi sampai kapan ingatan pasien akan kembali itu tidak bisa diprediksi, bisa saja cepat atau bisa saja lambat “ tamparan keras seakan menghantam Yongguk, rasa sesak dengan sangat cepat menguasainya, terasa berat untuk bernafas. Himchan memegang kepalanya, ekspresi kebingungan dan juga kesedihan yang sudah menyatu dirasanya, adiknya lupa ingatan.

-Flashback end-


-Please remember me once again-



Matahari pagi masih belum sepenuhnya memunculkan diri di pagi ini, hembusan sejuk angin di pagi hari membuat kenyamanan nyata di rongga paru-paru. Hyun melangkah meninggalkan tempat tidurnya, langkah kakinya berjalan menuju dapur untuk mendapatkan air bagi tenggorokan keringnya. Yongguk dengan wajah sayunya tertidur pulas di sofa tanpa terbalut selimut. Langkahnya terhenti menuju dapur  dan menghampiri Yongguk yang tertidur, memandangi detail wajah Yongguk yang semakin lusuh dari apa yang bisa diingatnya., pria yang adalah suaminya ini walau dia tidak bisa diingatnya, telah tersakiti. Dia tahu itu karena dia sering mendapati Yongguk dengan air mata.

Belaian lembut Hyun bergerak sendirinya ke kepala Yongguk, “ Maaf, aku belum bisa mengingat mu. Maaf “ ucapnya perlahan dengan penuh ketulusan. Hyun membalikkan tubuhnya, tak lagi mengganggu tidur nyenyak Yongguk namun kemudian dia kembali berbalik dan melihat tangan Yongguk yang menggenggam tangannya, Yongguk terbangun. Tatapan sendunya mengarah kemanik mata Hyun, mencoba menyampaikan rasa cintanya melalui tatapan mata yang diberikannya.

“ Hanya berjanji padaku, kalau kau akan terus berusaha untuk mengingatku “ Hyun seakan merasakan kesedihan Yongguk, suara yang memintanya untuk tetap berusaha itu terdengar begitu pilu. “ Jangan pernah katakan lagi kalau kau akan melepas ku” Yongguk bangkit dari tidurnya, menarik Hyun untuk duduk disampingnya dengan genggaman tangan yang masih bertautan. “ Please, remember me once again “ kecupan ringan di tangan Hyun di berikan oleh Yongguk, sekali lagi mencoba menyampaikan perasaannya. “ Tunggu aku sampai bisa mengingat semua tentang mu dan kita “ peluk hangat Yongguk di tubuh Hyun menjadi jawaban untuk kesanggupan Yongguk menunggunya.


-The end-

**Please don't copy paste and Re-Upload this story**

 

No comments:

Post a Comment