Author : Rahma Julynda
Second change, kesempatan kedua. Kesempatan yang biasanya diminta oleh seseorang yang ingin memperbaikki kesalahan yang telah ia perbuat pada seseorang atau kesempatan untuk memperbaiki sesuatu. Intinya adalah memperbaiki.
Aku sakit, yaa setahun aku menjalani rasa sakit yang teramat dalam. Sakitku memang bukan karena penyakit ganas yang mengerogoti tubuhku, bukan sesuatu yang dapat diagnosa oleh dokter dan kemudian memberiku obat untuk menyembuhkannya, penyakitku tak terlihat karena jauh didasar hatiku, aku terluka dan percayalah rasanya sangat sakit.
Aku tidak pernah menyayangi pria selama ini, mengaguminya selama ini. Yaa, aku memang bukan pertama kali menyukai lawan jenis tapi yang berbeda hanya dengan dia, dan dia sangat berbeda. Aku menyukainya dengan sangat sadar, bukan rasa yang seperti orang lain rasakan. Rasa sayang yang tiba-tiba datang dan menjerat diri, aku tidak seperti itu dengannya. Secara sadar aku menyukainya, meyukai apa yang ada pada dirinya dan menerimanya, dan kemudian aku menyayanginya.
Kami berteman diawal karena suatu permasalahan yang membuatnya akhirnya jadi dekat denganku dan aku tidak mempermasalahkan itu. Kedekatanku dengannya membuat semua itu terjadi, rasa nyaman yang aku rasa darinya membuatku membuka hati dengan lebar padanya dan percayalah itu KESALAHAN terbesar pertamaku.
Aku menyayanginya dengan sadar sampai aku selalu menujukan pandanganku hanya padanya, memperhatikannya dengan kedua mataku. Melihatnya melakukan seluruh kegiatannya membuatku tersenyum, melihatnya tersenyum hatiku tertawa riang membuat aku bahagia. Menyayanginya secara sadar, membiarkannya terus masuk kerelung hatiku yang dalam, membuatnya menguasai hati ini.
Aku hanya bisa menangis saat tau dirinya milik orang lain dan mengubur mimpi indah yang ku buat dengannya, saat itu aku SEDIH. Aku menerimanya karena aku bukan orang yang pantas untuk ada didekatnya, tapi itu menurutku dan sekali lagi aku SALAH.
Aku masih saja memperhatikannya dan terus menyayanginya dengan sadar, semakin membuatnya masuk jauh lebih dalam kehatiku. Kekaguman terus saja ada saat mataku melihatnya, melihatnya yang asik bermain bola dengan teman-teman yang lain. Melihat senyumannya masih membuat hati ini tertawa bahagia seakan ikut menikmati kesenangannya, walau aku tak terliat olehnya.
Melihatnya dengan wanita lain itu pernah terjadi dan aku terluka. Aku hanya bisa menahan segala rasa yang ada dihati untuk tetap diam, walau rasanya ingin sekali aku menarik wanita itu dari sampingnya tapi percayalah aku hanya bisa membatu ditampatku berdiri dan memandanginya bersama wanitanya itu. Percayalah aku masih menyayanginya dengan sadar.
Saat itu datang, saat yang aku nantikan akhirnya datang. Segala mimpiku datang padaku dan aku sangat bahagia. Aku bersamanya, aku memilikinya, aku wanita yang bisa bersamanya dan berdiri disampingnya, tapi percayalah sekarang aku berharap itu tidak pernah terjadi.
Menghabiskan waktu bersamanya membuatku ingin selalu tersenyum, melihatnya tertidur disampingku membuatku sangat bahagia, melihatnya tersenyum dan tertawa didepanku membuatku makin menyayanginya, mendengarnya bercerita mambuatku makin mengerti dirinya. Dia yang memberitauku hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, yaa dialah yang memberikan ciuman pertama untukku, memberikan rasa nyaman dengan pelukkan hangatnya itu yang sampai sekarang menjadi hal yang paling aku rindukan disaat kesedihan menghampiriku karena dulu pelukkannya itu yang selalu bisa menenangkanku dari kesedihan dan menjadi tempatku beristirahat disaat lelahku.
Hubungan kami memang tidak selalu berjalan dengan mulus, pertengkaran kadang datang untuk mendatangkan air mata, membuat kegusaran dalam hatiku akan dirinya tapi kami bisa melewatinya. Aku makin mencintainya karena dia ternyata memahamiku, memahami bagaimana caraku berfikir, bagaimana betapa tempramennya aku dan percayalah DIA MENGERTI aku.
Aku hanya duduk dipinggir lapangan melihatnya bermain, permainan yang menjadi kegemarannya selaman ini, bola. Dia selalu memintaku menemaninya bermain, aku menatapnya, memperhatikannya dengan senyum yang selalu menghiasai wajahku sampai rasanya bibirku kaku. Dia mendekat padaku, meminta air yang ku pegang sampai akhirnya dia bilang “ Karena aku membawa pemain tambahan yang jadi penyemangat untukku “ ucapnya untuk menanggapi perkataan temannya yang bilang kalau permainannya hari ini sangat bagus, percayalah aku sangat bahagia mendengarnya. Dia memelukku.
Bencana itu datang, mungkin ini awal malapetaka itu datang atau hanya sebuah alasan yang dibuat. Aku harus berhubungan jarak jauh dengannya karena dia harus melanjutkan kuliahnya setahun diluar kota dan itu adalah kemauan orang tuanya. Sebelum berangkat aku minta padanya untuk mengakhiri hubungan kami tapi dia menolak dan malah marah padaku, aku sedih.
Tidak perlu lama perselingkuhan itu muncul dan percayalah aku menyadarinya karena aku mengerti dia. Aku hanya bisa menangis saat dia sudah mengakui kesalahannya itu, menangis sampai akhirnya tak ada lagi air mata yang bisa aku keluarkan dan saat itu aku ingin MATI. Pikiran dan hatiku tak lagi seimbang, tak bisa lagi berfikir dan merasakan sesuatu, semuanya hambar.
Dia masih saja menghubungiku, meminta maaf padaku atas kesalahannya. Aku hanya bisa memakinya, emosi menyulut hati. Tidak aku sangka dia akan melakukan hal itu padaku dengan sangat cepat, tidak aku sangka dia akan melakukan hal itu dengan semua yang sudah terjadi diantara kami berdua, semuanya tidak aku sangka.
Aku mencoba menghilang darinya tapi dengan terus mempersiapakan diriku membuatnya menyesal telah melakukan hal itu padaku. Aku mencoba menata hatiku lagi, mencoba menormalkan apa yang sudah dibuatnya berantakan dari awal lagi, mencoba membuka hatiku pada orang lain tapi nyatanya sampai sekarang aku tak bisa karena aku masih dengan sadar sangat menyayanginya.
Hariku hanya aku lewati bersama dengan sahabat-sahabat yang sangat menyayangiku, mereka tau bagaimana aku menyanginya, mereka tau bagaimana sakitnya aku dan bagaimana hancurnya aku karenanya. Setelah apa yang dia lakukan padaku, aku masih menyayanginya.
Setahun lebih aku berusaha bangkit dari rasa sakit yang dia berikan, bangkit dari pengkhianatan darinya yang pertama bagiku. Yaa dia pacar pertama untukku. Dan saat itu datang lagi, dia kembali menghubungiku setelah sekian lama aku mencoba menghilang darinya, dia kembali.
Membentengi diri dengan sangat kokoh itulah yang aku lakukan saat dia mulai menjalin komunikasi lagi denganku, sebisa mungkin aku hanya menanggapinya sebagai teman biasa dan jujur itu adalah hal yang sangat SULIT untukku. Aku tidak ingin lagi bersamanya walau aku masih sangat menyanginya karena aku tidak ingin lagi sakit itu datang padaku, aku tidak mau.
Dia semakin intensif berkomunikasi denganku lewat telephone karena dia sekarang memang tidak bisa mengunjungiku secara langsung, dia berkerja diluar kota. Aku masih terus melindungi keinginanku untuk tidak lagi bersamanya hingga akhirnya ucapan itu muncul “ Aku masih sangat menyangimu, aku masih sangat menginginkanmu. Aku tau apa yang aku lakukan itu salah dan aku mohon maafkan tindakkan bodohku yang sudah melepaskan orang sepertimu yang sangat menyayangiku. Aku mau mengatakan hal ini langsung padamu saat aku pulang nanti agar kau percaya kalau aku masih sangat menyangimu “. Aku tak langsung menjawab, pertahananku mulai hancur.
Dia tidak memaksaku untuk segera menjawab ucapannya itu, aku hanya tidak ingin terluka lagi dengannya yang masih sangat aku cinta. Dia mengerti aku, dia mau mendengarkan segala keluh kesahku. Dia lakukan itu dan itu memang dia lakukan dari dulu. Pertahananku runtuh.
Sudah tidak lagi sanggup mempertahankan benteng hatiku, rasa sayangku mengalahkan semua itu, mengalahkan pikiran rasional yang aku punya, dia mengalahkanku lagi. Aku bahagia karena dia masih mengingat semua yang pernah kita lewati dulu dengan sangat baik, mengingatnya dengan detail. Dia membuatku merasa penting lagi, membuatku merasakan sesuatu yang selama ini aku rindukan.
Dia datang padaku, memelukku dengan sangat hangat membuatku terbenam dipelukkannya yang hangat itu, aku suka. Aku bahagia karena aku bisa kembali menyanginya dengan bebas seperti dulu tapi ternyata itu tidak berlangsung lama, hanya sebentar, sangat sebentar.
Aku merasakan keganjilan itu lagi, merasakan keanehan itu lagi dan aku menunggunya untuk bicara. Dia tidak mengijinkanku untuk menunjukkan rasa sayangku dengan tulisan yang aku buat di wall akun facebooknya, yang ku tulis langsung dihapusnya dan aku merasakan itu, menunggu dirinya bicara padaku. Keganjilan itu semakin aku rasa sampai pada kepulangan dia yang selanjutnya, dia tidak mau menemuiku sama sekali, aku menunggunya bicara.
Hatiku seakan tertusuk dan aku mulai sulit bernafas saat aku tau dia sudah memblock ku dari facebooknya, aku menunggunya bicara. Hati ini sudah tidak lagi sanggup menerima perbuatannya dan emosiku kembali pecah “ Aku sudah bilang tidak lagi mau tapi kau yang meyakinkanku dan memintaku memberikan kesempatan kedua padamu dan sekarang, ini yang kau lakukan “. “ Maaf tapi kini aku harus tegas “.
Demi apapun aku sudah tidak bisa berfikir jernih dengan apa yang dia lakukan padaku. Tegas. Apa yang dimaksudnya dengan tegas, aku tidak mengerti. Hubungan berakhir tanpa ada kata pemutus diantara kami, dia pergi dan meninggalkan LUKA dan rasa SAKIT padaku lagi. Setelah dulu perjuanganku setahun untuk melupakannya sampai akhirnya sekarang dia kembali membuat lubang dihatiku, butuh waktu berapa lama lagi aku harus menyembuhkannya?.
Selesai dengannya dan belakangan ini aku mengetahui bagaimana selama ini dia menajalani kisah cintanya, perjalanan cinta darinya seseorang yang aku sayangi. Dia hanya mementingkan hatinya, keinginannya tanpa perduli dengan hati dan perasaan pasangannya, ternyata bukan aku yang salah.
Harusnya kau menjadi lebih menyayangiku, lebih mencintaiku dengan kesempatan kedua yang aku berikan. Harusnya kau memperbaiki apa yang sudah kau rusak selama ini dengan kesempatan yang aku berikan padamu, jadi apa kesempatan kedua untukmu? Atau hanya kau jadikan aku tempat persinggahan sebelum kau temui yang baru? Haruskah kau melakukannya padaku? Menyakiti aku yang sebenarnya kau tahu sangat menyayangimu.
Setelah rasa sakit dan pengkhianatan yang dia lakukan kenapa masih saja ada rasa ini, rasa sayang ini masih saja bertahan menguasai hatiku, anehnya rasa ini tidak berkurang. Orang bodoh yang masih saja tetap menyayangi seseorang yang sudah menyakitinya berkali-kali. Aku tidak ingin ini, tidak ingin lagi. Aku akan selalu disakitinya kalau terus seperti ini, aku harus sembuh dan hilangkan rasa sayang untuknya tapi bagaimana caranya, aku tidak tahu bahkan ada rasa untuk tidak melupakannya.
-The END-
*Please don't copy paste and Re-Upload*
No comments:
Post a Comment